Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gunung Merapi Keluarkan Guguran Awan Panas, Status Siaga

(BPPTKG) melaporkan adanya kejadian guguran awan panas Gunung Merapi pada Kamis (7/1/2021) pukul 08.02 WIB.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Gunung Merapi Keluarkan Guguran Awan Panas, Status Siaga
BNPB Indonesia
Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya kejadian guguran awan panas Gunung Merapi pada Kamis (7/1/2021) pukul 08.02 WIB. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya kejadian guguran awan panas Gunung Merapi pada Kamis (7/1/2021) pukul 08.02 WIB.

Awan panas tersebut tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimal 28 milimeter dan durasi 154 detik.

Berdasarkan keterangan dari Kepala BPPTKG Hanik Humaida, awan panas tersebut meluncur dan mengarah ke hulu Kali Krasak.

Cuaca dilaporkan berawan di sekitar Gunung Merapi saat terjadi guguran awan panas.

"Arahnya ke Kali Krasak dengan tinggi kolom abu 200 meter," jelas Hanik melalui rekaman suara.

Baca juga: UPDATE Aktivitas Gunung Merapi: Minggu Pagi Guguran Material Vulkanik Meluncur Sejauh 1,5 Kilometer

Baca juga: Gunung Merapi Alami 48 Gempa Guguran Sepanjang Hari Kemarin

Menurut Hanik, jarak guguran dari awan panas tersebut tidak teramati secara visual dikarenakan tertutup kabut, akan tetapi apabila melihat dari rekaman amplitudo dan data rekaman seismiknya diperkirakan tidak lebih dari 1 kilometer.

BERITA REKOMENDASI

"Jaraknya ini tidak teramati (secara visual,red) karena tertutup kabut. Kelihatan di pucuknya saja. Kalau melihat durasinya ini jaraknya pendek," kata Hanik.

"Kurang dari satu kilometer. Karena dari seismiknya kan cuma 154 detik dan amplitudonya 28 milimeter, jadi ini kecil. Awan panas kecil yang terjadi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Hanik juga menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi tersebut merupakan guguran dan bukan letusan.

"Betul. Awan panas guguran (bukan letusan)," jelas Hanik.

Selanjutnya, Hanik juga mengatakan bahwa guguran awan panas tersebut diperkirakan adalah berasal dari gundukan yang terbentuk pada periode sebelumnya, yakni sejak Kamis (31/12/2020) lalu dari lava 1997, yang kemudian meluncur ke arah barat daya menuju Kali Krasak.


"Kan kemarin terjadi adanya gundukan kecil. Diperkirakan itu yang (kemudian) terjadi awan panas," ungkap Hanik.

Status Gunung Merapi Masih Siaga

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas