Sakit Hati Dinasehati, Pria Ini Nekat Bunuh Wanita 56 Tahun, Parang Masih Menancap di Tubuh Korban
Kasus tewasnya seorang wanita dengan parang masih menancap di tubuhnya akhirnya terungkap.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Kasus tewasnya seorang wanita dengan parang masih menancap di tubuhnya akhirnya terungkap.
Korban dibunuh oleh pria yang sakit hati karena sering dinasehati oleh korban.
Selain membunuh korban, pelaku juga membawa kabur barang berharga milik.
Setelah 11 hari, pembunuhan sadis terhadap wanita paruh baya, Sartini (56) warga Dusun Sei Ruan, Desa Beruam, Kecamatan Kuala pada (11/1/2021) silam terungkap.
Pelaku tunggal pembunuhan adalah Liadi alias Yoyok alias Sugiono (35) warga Dusun Pasar IV, Desa Sido Makmur, Kecamatan Kuala.
Pelaku selama 11 hari berpindah-pindah tempat tinggal, sebelum akhirnya ditangkap Unit Reskrim Polres Langkat pada Jumat (22/1/2021).
Baca juga: Nurhayati Diduga Tewas Dibunuh Anak Kandungnya Sendiri, Pelaku Kini Buron
Baca juga: Cari Rumput, Warga Pemalang Tewas Diserang Tawon Vespa, Tubuhnya Penuh Sengatan
Pelariannya berakhir saat bersembunyi di ladang milik Nasken Suranta Bukit, di Dusun Sugihen Kelurahan Ujung Sampun, Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Tanah Karo.
Kasat Reskrim Polres Langkat, Iptu Muhammad Said Husen mengatakan pengungkapan ini berkat kerjasama Tim Gabungan Jatanras Polda Sumut dan Opsnal Unit Pidum Polres Langkat.
Katanya pihaknya juga dibantu oleh anggota Polres Tanah Karo untuk melakukan penyelidikan dan penangkapan
"Motifnya sakit hati berujung dendam. Tersangka juga melakukan karena faktor ekonomi dan mencoba mengambil barang berharga milik korban," kata Kasat Reskrim Polres Langkat, Minggu (24/1/2020).
Kanit Pidum Polres Langkat, Iptu Bram menerangkan, sebelum kejadian pembunuhan sadis dilatarbelakangi sakit hati, pelaku dinasehati oleh korban.
Pelaku dendam karena berulang kali dinasehati agar hidupnya berubah lebih baik.
"Pelaku itu sakit hati karena terus-menerus dinasehati, tapi dia tidak terima."
"Nggak ada kata-kata kasar atau menghina. Korban nasihati supaya pelaku hidupnya berubah lebih baik, apalagi sudah punya anak, supaya bekerja tidak pengangguran."