Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak Gugat Ibu Kandung, Tuntut Tanah yang Diklaim Hasil Selama jadi TKW, Pernah Kirim Rp 15 Juta

Seorang anak gugat ibu kandung. Sang anak menuntut tanah yang diklaim berasal dari uang selama dirinya jadi TKW di Malaysia.

Editor: Miftah
zoom-in Anak Gugat Ibu Kandung, Tuntut Tanah yang Diklaim Hasil Selama jadi TKW, Pernah Kirim Rp 15 Juta
TribunJateng/Istimewa
Ramisah ibu yang digugat anak kandung merupakan warga Kelurahan Candiroto, Kecamatan Kota Kendal, Kabupaten Kendal, Minggu (24/1/2021). 

TRIBUNNEWS.COM- Seorang anak gugat ibu kandung.

Sang anak menuntut tanah yang diklaim berasal dari uang selama dirinya jadi TKW di Malaysia.

Menurut pengakuan ibu, tanah tersebut dibeli menggunakan uangnya dan suami.

Ramisah (67) warga Kelurahan Candiroto, Kecamatan Kendal, Jawa Tengah digugat anak kandungnya Mariyanah (45).

Anak sulung Ramisah tersebut menuntut haknya atas sebagian tanah di depan lapangan sepak bola Kelurahan Candiroto yang disebut dibeli dari hasil kerjannya saat di Malaysia.

Tanah tersebut berupa sawah dan tempat warung kopi tempat Ramisah berjualan sehari-sehari.

Kirim uang Rp 15 juta hasil kerja di Malaysia 

Berita Rekomendasi

Ramisah bercerita puluhan tahun lalu, Mariyanah pamit bekerja ke Malaysia.

Saat berangkat ke Malaysia, Mariyanah meninggalkan anaknya yang berusia 5 bulan .

Ramisah pun merawat cucunya selama Mariyanah bekerja di Malyasia selama lebih dari 20 tahun.

“Mariyanah meninggali saya bayi berusia sekitar 5 bulan. Saya yang merawat bayi itu, “ jelasnya, Selasa (26/1/2021).

Menurut Ramisah, selama bekerja di Malaysia, Mariyanah pernah mengirim uang sebanyak Rp 15 juta.

Namun uang tersebut habis untuk biaya hidup anak Mariyanah.

Baca juga: Kakek Koswara yang Digugat Rp 3 M Diteriaki Kasar, Kini Laporkan Balik Anak karena Merasa Diancam

Baca juga: Gugat Kakek Koswara Rp 3 Miliar, Kini Deden Minta Maaf: Saya Siap Sujud di Kaki Bapak

Tapi dari pengakuan Mariyanah, uang yang dikirim ke orangtuanya tersebut digunakan untuk membeli tanah.

“Dia tidak berpikir, kalau merawat anak itu perlu biaya. Apalagi, anaknya yang sekarang berusia 27 tahun itu, sudah kali kali kena kasus hukum, dan sekarang masih berada di dalam penjara,” ujarnya.

Menurut Ramisah, tanah yang digugat oleh Mariyanah dibeli bersama suaminya seharga Rp 32 juta.

Dalam surat jual beli tanah seluas 415 meter per segi tercantum nama Ramisah dan suaminya.

Di atas tanah tersebut, Ramisah mendirikan bangunan bambu berpagar papan yang dijadikan warung kopi dan makanan kecil sekaligus untuk tempat peristirahatan.

Tak tahu tempat tinggal anaknya 

Ramisah bercerita jika anak sulungnya itu sudah beberapa kali menikah.

Di antaranya adalah dengan lelaki yang tinggal di Kaliwungu, Kendal dan seorang warga negera Malaysia.

Dari hasil penikahan dengan warga Malaysia, Mariyanah memiliki empat anak.

“Kalau yang saya asuh, anak dari hasil nikah suami pertama,” ceritanya.

Ia mengatakan saat ini tak tahu di mana Mariyanah tinggal.

Ternyata selain menggugat tanah orangtunya, Mariyanah telah menjual sawah milik Ramisah.

Perempuan yang sudah 10 tahun ditinggal mati suaminya tersebut mengaku sedih harus berurusan hukum dengan anaknya sendiri.

Sudah lima kali, dia harus bolak balik ke Pengadilan Negeri Kendal untuk mengikuti sidang.

“Saya kok semakin tua, merasa tambah susah,” tambahnya.

Selama menghadapi kasus gugatan tersebut, Ramisah didampingi oleh Pusat Bantuan Hukum dan Jaringan Kerja Relawan Hak Asasi Manusia.

“Saya kepontang-panting menghadapi kasus gugatan itu. Sebab saya orang bodoh. Untung saya ketemu Mas Misrin, Pusat Bantuan Hukum (PBH) Jaringan Kerja Relawan Hak Asasi Manusia (Jakerham). Saya sekarang didampingi oleh dia,” akunya.

Beli tanah dicicil selama satu tahun 

Sementara itu Misrin dari Pusat Bantuan Hukum PBH Jakerham mengatakan, kasus tersebut bermula dari penggugat yang merupakan anak kandung Ramisah merantau di Malaysia mengirimkan sejumlah uang.

Mariyanah mengira uang yang dikirimkan ke orangtuanya untuk membeli tanah yang kini disengketakan.

Padahal tanah tersebut dibeli oleh Ramisah dan suaminya seharga Rp 32 juta dan dibayar dengan cara dicicil selama 1 tahun.

“Lahan yang digugat anak kandung klien saya, dari uang tabungan klien saya dan suaminya yang telah meninggal dunia. Harganya Rp 32 juta dan diangsur selama 1 tahun, “ jelas Misrin.

Misrin menambahkan, akan melaporkan balik anak kliennya, yang telah menjual sawah dan membabat tanaman padi yang tumbuh di sawah tersebut. 

Tinggal di kos, anak dipenjara

Sementara itu Purwanti kuasa hukum Mariyanah mengatakan kliennya tidak ingin mengusai seluruh lahan yang disengketakan.

Namun ia hanya ingin memiliki tempat tinggal di atas sebagian tanah terebut.

Setelah 27 tahun merantau, menurut Purwanti, kliennya tidak punya apa-apa saat kembali ke Kendal.

Menurut pengakuan Mariyanah, ia mengirim uang melalui bapaknya.

"Melihat ke belakang tanah itu dibeli dari uangnya Maryanah melalui bapaknya. Dia ingin punya rumah dan tempat tinggal di Kendal," kata Purwanti. 

Menurutnya saat ini Maryanah tinggal di kos dan berusaha menghidupi dirinya sendiri dengan bantuan dari dua adik kandungnya.

“Kini, Maryanah tinggal di sebuah kos di Kendal, karena tidak diterima di keluarganya lagi,” ujarnya.

Sementara anak pertama Maryanah yang dititipkan ke Ramisah saat ini dipenjara di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Kendal ata sebuah kasus.

Menurutnya gugatan yang dilakukan kliennya bukan semata-mata melawan ibunya.

Namun untuk menuntut sebagian haknya setelah bertahun-tahun bekerja di luar negeri.

"Ini bukan semata-mata melawan ibunya, namun agar semuanya jelas. Dia juga tidak benci sama ibunya, tetapi hanya ingin mengusahakan haknya. Proses hukum tetap berlanjut," imbuhnya.

Dia menyebutkan, di surat jual beli tercantum nama ibu dan bapak Maryanah, tapi uang berasal dari kliennya saat bekerja sebagai TKW.

"Ini bukan waris ya. Anak hanya meminta sedikit haknya atas apa yang sudah ia perjuangkan. Karena tidak bisa lewat jalan damai, kami tempuh lewat jalur hukum," jelasnya.

Kasus anak menggugat ibunya ini, hingga kini perkaranya masih tetap berlangsung dan memasuki agenda duplik di PN Kendal, yang rencananya digelar 2 Februari 2021.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cucu Dipenjara, Ramisah Digugat Anak Kandung gara-gara Tanah: Kok Semakin Tua Merasa Tambah Susah"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas