Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Kakek 71 Tahun Rawat Adik yang Keterbelakangan Mental, Rela Bekerja Pagi dan Malam Hari

Seorang kakek bernama Projo Herwanto (71) membagikan perjuangan hidupnya.

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Cerita Kakek 71 Tahun Rawat Adik yang Keterbelakangan Mental, Rela Bekerja Pagi dan Malam Hari
TRIBUNJOGJA/ Miftahul Huda
Semangat mbah Projo saat membetulkan jam tangan pelanggan, Kamis (28/1/2021) - Cerita Kakek 71 Tahun Rawat Adik yang Keterbelakangan Mental, Rela Bekerja Pagi dan Malam Hari 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang kakek bernama Projo Herwanto (71) membagikan cerita perjuangan hidupnya.

Pria yang akrab disapa Mbah Projo itu harus bekerja di pagi dan malam hari untuk merawat adiknya yang menderita keterbelakangan mental.

Mbah Projo sendiri memiliki keahlian memperbaiki jam tangan yang sejak tahun 1992 menekuni jasa reparasi aneka jenis jam tangan.

Kehidupan Mbah Projo sudah dimulai sejak pukul 06.00.

Sejak pagi buta, Mbah Projo mengayuh sepedanya itu untuk menuju emperan toko di sekitar Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta.

Di tempat itulah beliau membuka lapaknya dan mulai membetulkan jam tangan yang sudah rusak.

Baca juga: VIRAL Video Kondisi Memprihatinkan Nenek Muntiah, Pihak Keluarga Bantah Tak Mengurusnya dengan Baik

Sekitar dua jam membuka lapak di kawasan Tegalrejo, sekitar pukul 10.00 Mbah Projo seringkali berpindah ke Jalan I Dewa Nyoman Oka, Kotabaru, Yogyakarta.

Berita Rekomendasi

"Setelah jam 13.00 saya baru bisa pulang," katanya, saat ditemui Tribun Jogja, Kamis (27/1/2021)

Bukan tanpa alasan Mbah Projo hanya bekerja separuh hari.

Dirinya harus pulang pukul 13.00 lantaran ada adiknya yang harus diurus di rumah.

Ia tinggal di Jalan Imogiri Barat, Bangunharjo, Sewon, Kabupaten Bantul.

Sedangkan adiknya bernama Ganjar Utami. Dia memiliki gangguan mental sejak 2003 dan kini usianya sudah sekitar 51 tahun.

Namun, untuk semua keperluannya masih harus dibantu olehnya.

Baca juga: Geger Kakek di Pringsewu Ditemukan Gantung Diri di Pohon Mangga, Ditemukan Warga yang akan Belanja

"Adik saya punya suami. Kerjanya tukang batu (kuli bangunan-red) ya biarlah uang hasil kerjanya dikumpulkan. Untuk urusan makan adik saya, ya itu masih tanggung jawab saya," ujarnya.

Dalam satu hari, mbah Projo bisa membawa pulang uang hasil dari jasa reparasi jam tangan itu sekitar Rp 30 sampai Rp 60 ribu.

Uang tersebut digunakan untuk membeli beras dan kebutuhan pokok lainnya, dan diserahkan ke keluarga sang adik.

Hiburan satu-satunya untuk sedikit melupakan beban hidup yang begitu berat dirasakan pria yang dulunya bekerja di kantor penerbitan Taman Siswa itu hanya didapat dari suara semerawang yang keluar dari radio lawas seukuran batu bata berwarna hitam.

"Kalau sudah sibuk membetulkan jam begini sudah lupa semua dengan hutang-hutang. Ya ada saja rejeki yang datang," kelakarnya.

Semangat di usia senja

Diusianya yang kini memasuki 71 tahun, Mbah Projo pantang untuk meminta-minta.

Bahkan dirinya terlihat semangat untuk bekerja dan menghidupi adiknya yang memiliki keterbatasan.

Setelah selesai mengurus keperluan adiknya itu, Mbah Projo kembali meneruskan mencari nafkah pada malam hari.

"Malam saya lanjut lagi, sampai jam 21.00. Kalau malam tidak pasti tempatnya. Asal ada emperan ya saya berhenti," imbuhnya.

Di usianya kini, mbah Projo masih memiliki tanggung jawab yang besar lantaran harus mengurus adik perempuannya.

Baca juga: VIRAL Nenek 80 Tahun di Lamongan Hidup Sebatang Kara, Suami Meninggal dan Tak Punya Anak

Pilihan itu harus ia jalani lantaran adiknya kini membuthkan bantuan dirinya untuk bertahan hidup.

Tangan terampilnya itulah yang menghidupi dirinya bersama adik tercintanya melalui reparasi jam tangan dari satu trotoar ke trotoar yang lain.

Tak jarang dirinya kerap ditegur oleh Satpol PP agar menutup lapaknya tersebut.

Namun, Mbah Projo selalu meminta agar diberikan kelonggaran untuk tetap membuka jasa reparasi jam tangan tersebut.

"Ditanya, lama gak buka lapaknya. Saya jawab hanya dua jam saja. Ya syukurnya gak permah diusir, malah merasa kasihan," ujar Mbah Projo.

Harapan Mbah Projo tidak lah muluk-muluk, ia hanya ingin agar bisa bertahan hidup dan terus bisa mencari nafkah untuk mengurus adik tercintanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Mbah Projo 71 Tahun, Keliling Jalanan Yogyakarta Pagi dan Malam, Buka Jasa Reparasi Jam Tangan

(Tribunjogja.com/ Miftahul Huda)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas