Pemuda Ditemukan Tewas Penuh Luka, Kejar-kejaran dengan 2 Pemuda Lain Lalu Tabrak Tempat Sampah
Seorang pemuda ditemukan tewas penuh luka. Korban awalnya sempat dikejar oleh 2 pemuda dan nyaris ditebas.
Editor: Miftah
Laporan wartawan TribunBantaeng.com, Achmad Nasution
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemuda ditemukan tewas penuh luka.
Korban awalnya sempat dikejar oleh 2 pemuda dan nyaris ditebas.
Penganiayaan tersebut berawal dari perkelahian akibat dendam lama.
Polres Bantaeng menggelar konferensi pers terkait kasus penganiayaan yang mengakibatkan satu pemuda tewas di tempat bersimbah darah.
Peristiwa itu terjadi Jalan Sungai Calendu Kampung Kalimbaung, Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, pada Rabu, (27/2/2021).
Konferensi pers yang dipimpin langsung oleh Kapolres Bantaeng, AKBP Rachmat Sumekar di Mapolres Bantaeng, Senin, (8/2/2021).
Rachmat Sumekar mengungkapkan, salah satu motif kedua pelaku AK (19) dan AA (19) melakukan penganiayaan akibat dendam lama.
"Pelaku dan korban saling kenal. Jadi motifnya karena dendam lama. sempat terjadi perselisihan pada tahun-tahun sebelumnya," kata Rachmat Sumekar melalui keterangan resminya, Senin, (8/2/2021).
Akibat dendam lama ditambah lagi tindakan korban, Tasbir (19) yang berboncengan dengan F memancing keributan saat melintas di depan kedua tersangka.
Baca juga: Seorang Balita Alami Luka di Sekujur Tubuh, Diduga Dianiaya Pacar Ibunya
Baca juga: Gara-gara Menolak Permintaan Berhubungan Badan Terakhir sebelum Cerai, Istri Dianiaya Suami Siri
Baca juga: Pemuda 21 Tahun Dibacok Ayahnya Gara-gara Melawan, Diduga Mabuk, Korban Melempar Batu pada Pelaku
"Pemicunya juga karena memancing keributan dengan menggas-gas motornya ditambah lagi dengan perselisihan tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Hal itu juga sekaligus membantah banyaknya dugaan motif penganiayaan yang beredar di masyarakat.
Salah satunya yang beredar bahwa tersangka disebut melakukan penganiayaan karena sempat diancam busur.
"Informasi itu tidak benar anggota kita sudah olah TKP dan mengambil keterangan saksi-saksi di lapangan bukti-bukti juga sudah ada jadi itu tidak benar," ujarnya.
Dia juga mengatakan, kasus tersebut bakal dilakukan rekonstruksi yang rencananya digelar pekan depan.
Kronologi
Diketahui, kronologi kejadian dijelaskan bahwa pada hari kejadian AK dan AA, sedang nongkrong bersama teman-temannya di pinggir jalan dekat rumahnya di Kampung Mappilawing Kecamatan Bantaeng.
Tiba-tiba melintas Tasbir berboncengan dengan Ferdi menggunakan sepeda motor Yamaha F1Z R memancing keributan.
"Tersangka AK mengajak tersangka AA mengejar kedua korban dengan menggunakan 1 unit sepeda motor Merk Yamaha Fino milik tersangka AA," ujarnya.
Kedua tersangka mengejar kedua korban ke jalan Lingkar Kampung Jagung tetapi saat itu kehilangan jejak.
Di jalan tersebut AA meminta berhenti karena ingin buang air kecil dan AK pergi membeli rokok di sebuah warung.
Saat buang air kecil AA tak sengaja menemukan sebilah parang berhulu tanpa sarung kemudian mengambilnya. Nantinya digunakan untuk menganiaya korban.
"Selanjutnya tersangka AK mengarahkan sepeda motor untuk kembali pulang ke kampung Mappilawing. Saat itu melintas di depan mereka sepeda motor F1Z R masih berboncengan dengan orang yang sama," jelasnya.
Alhasil, kedua tersangka kembali mengejar kedua korban. Namun, saat berbelok ke jalan menuju Kampung Bissampole ternyata banyak teman kedua korban.
Sontak kedua tersangka yang melintas dilempar menggunakan batu kemudian dikejar oleh lima sepeda motor termasuk kedua korban.
Setelah itu, kedua tersangka yang awalnya dikejar lima motor tersisa satu motor yang dikendarai kedua korban dan mengejar hingga ke pertigaan kalimbaung.
Kejar-kejaran terus berlangsung hingga pada akhirnya kedua tersangka memepet kedua korban.
"Tersangka AK memepet motor yang dikemudikan Tasbir, saat memepet Korban Ferdi hendak menikam tersangka AK tapi sempat ditepis oleh AA," tuturnya.
AA yang dari awal membawa parang membalas dengan menebaskankan ke tubuh Ferdi tetapi ditangkis menggunakan kaki kanannya.
Setelah kejadian itu, motor yang dikemudian Tasbir oleng dan tak bisa lagi dikendalikan sehingga menabrak tempat sampah.
Akibatnya mereka langsung terjatuh dan hasil visum F yang ditemukan tak sadarkan diri mengalami Luka pada leher kanan, bengkak dan patah pada paha kiri serta terdapat luka tusuk pada bagian betis kanan.
Sementara, Tasbir yang ditemukan telah tewas di tempat bersimbah darah berdasarkan hasil visum mengalami perubahan bentuk bergeser ke dalam pada bagian dagu kiri.
Selain itu, darah keluar pada kedua telinga kanan dan kiri. Darah juga keluar pada kedua hidung, Lengan kanan terpelintir dan luka lecet pada bagian dada.
"Sepeda motor yang dikendarai Tasbir bersama Ferdi menabrak trotoar. Melihat kejadian tersebut kedua tersangka langsung kabur dan bersembunyi di rumah Om/Pamannya di Kampung Pasorongi Kelurahan Lamalaka Kecamatan Bantaeng," lanjutnya.
Dari Pasorongi kedua tersangka menuju ke Desa Barua Kecamatan Eremerasa. Setelah mengetahui Tasbir tewas, kedua tersangka menyerahkan diri ke Polres Bantaeng.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Polisi Ungkap Motif Penganiayaan Tasbir, Pemuda Bantaeng Ditemukan Tewas Bersimbah Darah