Pembunuh Anak Kades yang Dibungkus Plastik Ternyata Tetangga Sendiri, Disulut Dendam Pilkades
Polisi akhirnya berhasil meringkus pembunuh bocah perempuan yang jasadnya dibungkus karung goni di Nias Selatan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Polisi akhirnya berhasil meringkus pembunuh bocah perempuan yang jasadnya dibungkus karung goni di Nias Selatan.
Kapolres Nias Selatan, AKBP Arke Furman Ambat mengatakan, tersangka ditangkap pada Rabu (10/2/2021) sekira pukul 09.00 di Desa Hili’orodua, Kecamatan Lahusa, Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara.
Tersangka tersebut berinisial AL (47) dan merupakan tetangga.
Pelaku juga masih semarga dengan korban.
"Tersangka mengaku membunuh anak SD tersebut lantaran dendam kepada Masarudin Laia, orang tua korban," kata Arke, Kamis (11/2/2021).
Baca juga: Penjual Gorengan Bunuh Siswi SMP Gara-gara Menolak Diajak Berhubungan Badan, Dirudapaksa saat Lemas
Dendam itu disebut buntut dari Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Nias Selatan.
Meski begitu, kata Kapolres, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pendalaman terkait alasan korban.
Menurut Kapolres, tersangka sempat pura-pura ikut mencari korban saat masih hilang.
Bahkan, ketika penemuan jasad putri kepala desa itu, tersangka ikut berada di lokasi hingga ditemukan di Perbukitan II, Desa Bawozihono, Kecamatan Lahusa, Kabupaten Nias Selatan pada Selasa (9/2/2021) sekira pukul 07.00 WIB.
Baca juga: Terungkap Kronologi Penjual Gorengan di Karawang Rudapaksa dan Bunuh Siswi SMP
Arke Furman megatakan, pelaku telah dimintai keterangan, termasuk juga pemeriksaan saksi-saksi.
Adapun jasad seorang seorang bocah perempuan Selasa lalu, Petra Deswindasari Laia berusia 7 tahun ditemukan dalam karung hingga membuat heboh warga Desa Bawozihono. Warga menduga menjadi korban pembunuhan.
Korban merupakan putri dari Masarudin Laia (38), kepala desa setempat.
Sebelumnya, orangtuanya mencari ke rumah para kerabat namun korban juga tidak ditemukan.
Baca juga: Ibu Bunuh Anak Bayinya Karena Mukanya Lebih Mirip Selingkuhan
Dan akhirnya membuat laporan ke Polsek Lahusa karena korban tidak pulang ke rumah.
Setelah dilakukan penyelidikan dan pengejaran, Tim Reskrim Polres Nias Selatan berhasil menangkap tersangka.
Terbungkus karung
Seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun tewas dibunuh secara sadis dan mayatnya ditemukan dalam karung goni di hutan dengan kondisi mengenaskan.
Diduga korban dibuang pelaku setelah dibunuh untuk menghilangkan jejak.
Terdapat luka bacok ditubuh korban.
Ternyata bocah tersebut anak kepala desa di Desa Hiliorudua, Kecamatan Lahusa, Kabupaten Nias Selatan.
Baca juga: Kronologi Ibu dan Selingkuhan Bunuh Bayi 9 Bulan, Sang Pacar Janjikan Hidup Lebih Baik
Masarudin Laia, Kepala Desa Hiliorudua, Kecamatan Lahusa, Kabupaten Nias Selatan (Nisel) dirundung duka.
Putrinya yang masih berusia tujuh tahun bernama Petra Dewindasari Laia ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.
Korban diduga Dibacok Lalu Jenazahnya Dibungkus Goni Dibuang ke Hutan perbukitan Dusun II, Desa Bawaziono, Kecamatan Lahusa, Kabupaten Nisel.
“Jenazah ditemukan sekira pukul 07.00 WIB,” kata Kapolsek Lahusa AKP Edward Hasibuan, Selasa (9/2/2021) siang.
Dia mengatakan, adapun yang pertama kali menemukan jenazah korban yakni warga sekitar.
Namun Edward belum mau mengungkap identitas saksi.
Dia mengatakan, penyidik masih mendalami kasus ini.
“Dugaan sementara ini tindak pembunuhan,” kata Edward.
Disinggung lebih lanjut soal informasi yang didapat polisi, Edward mengatakan bahwa pihak keluarga sempat membuat laporan ke Polsek Lahusa pada Senin (8/2/2021) kemarin.
Pihak keluarga melapor bahwa kehilangan anak bernama Petra Dewindasari Laia.
“Mereka mengaku anaknya hilang dari rumah,” kata Edward.
Namun, tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana korban ini bisa hilang.
Apakah ada indikasi diculik, atau sempat dibawa orang yang dikenal oleh korban.
“Keluarganya sudah sempat mencari kemana-mana, termasuk ke rumah para keluarga tapi tidak ditemukan,” kata Edward.
Belakangan, pada Selasa (9/2/2021) pagi jasad Petra ditemukan oleh warga.
Saat ditemukan jasad bocah malang itu masih mengenakan pakaian lengkap terbungkus karung goni di hutan perbukitan.
Sementara itu, sumber terpercaya Tribun Medan mengatakan, bahwa di kepala korban ada luka bacokan.
Diduga, korban dibunuh menggunakan senjata tajam.
Untuk menghilangkan jejak, pelaku yang diduga mengenal keluarga korban sengaja membuat jasad bocah malang di hutan perbukitan.
“Ada luka robek di kepalanya. Kami duga itu bekas sabetan benda tajam,” kata sumber.
Menurut sumber, dari keterangan pihak keluarga, sekira pukul 16.00 WIB pada Senin (8/2/2021) kemarin korban masih terlihat bermain di depan rumah.
Saat itu, orangtua korban kebetulan ada keperluan di kota.
Karena sudah biasa meninggalkan anaknya di rumah, orangtua korban pergi dengan niat akan kembali lagi ke rumah pada malam hari.
Namun, lanjut sumber, begitu tiba di rumah pukul 20.30 WIB, orangtua korban tidak menemukan anaknya.
Saat itulah mereka mulai panik dan berkeliling kampung mencari Petra.
Sudah berjam-jam mencari, Petra tak juga ditemukan.
Orangtua korban akhirnya memutuskan untuk membuat laporan di Polsek Lahusa. Nahasnya, pada Selasa (9/2/2021) pagi, siswi kelas dua SD ini akhirnya ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.
Pascakejadian, ada warga yang sempat mengunggah video di YouTube dengan akun bernama Asori Sawit.
Dalam video berdurasi 3 menit 12 detik itu terlihat sejumlah polisi dari Polsek Lahusa melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Di dalam video terlihat polisi memasang garis kuning di lokasi penemuan jenazah.
Sejumlah petugas tampak mencatat setiap keterangan yang disampaikan warga.
Tidak hanya itu, di dalam video terlihat ada seorang wanita yang menggunakan ikat kepala putih berjaket kardigan kuning yang disebut-sebut sebagai ibu kandung korban duduk di depan jenazah anaknya.
Perempuan itu tampak dipeluk oleh wanita berkaus putih.
Dalam video terdengar suara pengunggah yang menjelaskan bahwa lokasi kejadian berada sekitar 200 meter dari jalan utama desa.
Pengunggah video juga mengatakan bahwa insiden ini merupakan pembunuhan sadis pertama yang terjadi di Desa Bawaziono.
Di dalam video juga terlihat kerumunan warga tanpa menggunakan masker.
Padahal, saat ini situasi masih dilanda pandemi Covid-19
Menunggu Hasil Visum
Kasat Reskrim Polres Nias Selatan Iskandar Ginting mengatakan pihaknya masih memintai keterangan sejumlah saksi termasuk keluarga korban.
Katanya, mereka belum bisa menyimpulkan apa motif pembunuhan ini.
Iskandar meminta semua pihak bersabar menunggu hasil penyelidikan.
"Kami masih memeriksa saksi-saksi termasuk warga yang menemukan jenazah korban.
Kami mohon untuk bersabar. Saat ini motifnya juga belum dapat,” kata Iskandar.
Disinggung lebih lanjut soal dugaan bahwa korban sempat dirudapaksa sebelum dibunuh, Iskandar mengaku tidak mau menduga-duga.
Katanya, saat ini jenazah korban sudah dibawa ke rumah sakit guna dilakukan autopsi.
"Nanti hasil visum dokter yang menyatakan, itu (dugaan dicabuli) belum tahu kita.
Sekarang masih menunggu visumnya," kata Iskandar.
Dia meminta kepada semua pihak untuk memberi kesempatan kepada polisi menyelidiki kasus ini secara teliti.
Iskandar juga mengimbau warga yang barangkali tahu soal kasus ini untuk memberikan keterangan.
“Pelakunya masih lidik,” kata Iskandar.
Sementara itu, Kapolsek Lahusa AKP Edward Hasibuan mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Polres Nias Selatan dalam mengungkap kasus ini.
Dia tak mau banyak berkomentar, karena polisi masih meraba apa motif pembunuhan ini.(Victory Arrival Hutauruk/Arjuna Bakkara)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Pembunuhan Bocah Perempuan di Nias Selatan, Motif Dendam Pilkades, Pelaku Sempat Ikut Mencari Korban