Heboh Insiden Buaya Serang Warga di Sumbar karena Ada yang Meracuni Sungai? Ini Temuan BKSDA Agam
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agam tidak tinggal diam terkait insiden penyerangan buaya terhadap warga di Sumatera Barat.
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agam tidak tinggal diam terkait insiden penyerangan buaya terhadap warga di Sumatera Barat.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga berinisial N (50) hingga tewas di Sungai Batang Masang, Agam beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, BKSDA Agam melakukan identifikasi.
Termasuk pengumpulan keterangan di lapangan selama dua hari, sejak jenazah ditemukan pada Jumat (12/2/2021) lalu.
Baca juga: Temuan 27 Butir Telur di Bantaran Bengawan Solo, BKSD Pastikan Itu Bukan Telur Buaya
Hasilnya, diduga ada keterkaitan antara penyerangan buaya dengan kondisi sungai yang teracuni.
"Berdasarkan keterangan beberapa warga kepada BKSDA, dua hari sebelum korban dilaporkan hilang, warga melihat ada oknum warga dari luar meracuni sungai dengan cairan tertentu," kata Kepala BKSDA Agam, Ade Putra yang dihubungi Kompas.com, Minggu (14/2/2021).
Ade mengatakan, oknum tersebut memakai racun utnuk mendapatkan ikan dan udang di sungai tersebut.
Menurutnya, dua hari sejak oknum tersebut menebar racun, buaya terlihat beberapa kali mengapung di permukaan sungai.
Warga melihat buaya itu menghempas dan membalik-balikkan badan tepat di lokasi kejadian.
Ade menambahkan, lokasi korban biasa mengambil rumput merupakan daratan tergenang di pinggir sungai. Di rawa itu terlihat beberapa bekas sarang buaya.
Baca juga: Pencari Rumput di Agam Ditemukan Tewas, Diduga Kuat Jadi Korban Serangan Buaya
BKSDA telah menyampaikan hasil identifikasi itu kepada wali negara atau kepala desa.
"BKSDA mendorong nagari atau desa membuat peraturan untuk mengendalikan aktivitas meracuni sungai dan penggunaan setrum dalam mencari ikan terutama di lokasi-lokasi yang diduga merupakan sarang buaya," jelas Ade.
Sedangkan untuk mengantisipiasi terjadinya serangan buaya, BKSDA mengimbau warga untuk waspada ketika beraktivitas di dalam dan pinggir sungai.
"Tidak beraktivitas pada malam hari karena buaya merupakan satwa yang aktif pada malam hari. Selain itu menghindari sungai dengan arus tenang serta tidak beraktivitas sendirian," kata Ade.
Menurut perilaku dan siklus hidupnya, musim kawin dan bertelur buaya terjadi hingga Juli.
Buaya yang akan kawin dan bertelur cenderung akan mencari lokasi yang aman dari gangguan individu lainnya.
"Terutama induk buaya yang sedang menunggui sarang telurnya, akan sangat agresif dan sensitif terhadap keberadaan mahkluk lain termasuk manusia," kata Ade.
Baca juga: Detik-detik Sarna Adu Kekuatan dengan Buaya Demi Selamatkan Suniah Supaya Tak Terseret ke dalam Air
Buaya merupakan jenis satwa yang dilindungi sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Sebelumnya, seorang warga asal Tiku, Agam, Sumatera Barat, N (50) ditemukan tewas mengambang di aliran Sungai Batang Masang, Agam, Jumat (12/2/2021).
N yang merupakan pencari rumput itu sebelumnya dinyatakan hilang, Kamis (11/2/2021) saat menyabit rumput di areal pinggir sungai.
"N ditemukan tewas dengan sejumlah luka gigitan di bagian tubuh dan ada sebagian tangan dan kaki hilang diduga karena dimangsa buaya," kata Koordinator SAR Pasaman, Zulfahmi yang dihubungi Kompas.com, Jumat (12/2/2021).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BKSDA Ungkap Penyebab Buaya Serang Warga di Sumbar, Ada Oknum yang Meracuni Sungai"
(Kompas.com/Perdana Putra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.