Komisi IX DPR Siap Jadi Relawan Uji Klinis Fase 2 Vaksin Nusantara
Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena siap untuk jadi relawan uji klinis fase II vaksin Covid-19 buatan dalam negeri, vaksin nusantara.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi IX DPR RI melakukan kunjungan kerja untuk memantau jalannya penelitian dalam pembuatan Vaksin Nusantara di Rumah Sakit Kariadi, Semarang.
Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena mengatakan pihaknya siap untuk menjadi relawan uji klinis fase II vaksin Covid-19 buatan dalam negeri tersebut.
Sejumlah anggota Komisi IX DPR tersebut Abidin Fikri dari fraksi PDIP, Darul Siska fraksi Partai Golkar, Fadholi dari fraksi Nasdem, Ade Riski Pratama dari fraksi Gerindra, dan Nurul Yasin dari fraksi PKB.
"Semua anggota Komisi IX yang hadir bersedia untuk relawan uji klinis fase 2 Vaksin Nusantara," ujar Melki, dalam keterangannya, Rabu (17/2/2021).
Baca juga: Tinjau Vaksinasi Covid-19 di Tanah Abang, Jokowi Didampingi Anies, Kompak Pakai Kemeja Putih
Dia menambahkan pihaknya mendorong agar adanya percepatan dalam pengembangan Vaksin Nusantara berdasarkan Inpres Nomor 6 Tahun 2016 tentang percepatan produksi dan penggunaan Obat dan Alat Kesehatan Dalam Negeri.
Politikus Golkar itu juga menyampaikan hasil paparan dari tim peneliti Vaksin Nusantara yang menggunakan metode pengambilan sample darah dari calon penerima vaksin.
Sample tersebut diletakkan ke alat khusus untuk kemudian dipertemukan dengan antigen.
Kemudian, sample darah tadi dibiarkan selama sepekan untuk menghasilkan antibodi sebelum disuntikkan kembali kepada penerima Vaksin Nusantara setelah menghasilkan antibodi untuk melawan virus corona.
"Di dalam proses dan darah itu tadi akan menghasilkan semacam antibodi dan vaksin sendiri yang berasal dari orang tersebut," jelas Melki.
Baca juga: Wapres Maruf Divaksinasi Pakai CoronaVac Hari Ini
Berdasarkan paparan dari tim peneliti Vaksin Nusantara, hal ini dipastikan aman setelah melakukan uji klinis fase 1 kepada lebih dari 30 relawan vaksin.
Meski begitu, Melki mendorong agar BPOM segera mengecek hasil temuan dari ujin klinis fase 1 Vaksin Nusantara.
Melki mengatakan tim peneliti juga memaparkan Vaksin Nusantara aman untuk semua golongan, termasuk bagi warga yang memiliki komorbid dan anak-anak.
"Lebih dari 30 orang yang diuji klinis tahap satu itu hasilnya aman dan tidak menimbulkan efek dan gejala apapun yang membahayakan. Dan hasil penelitan dari antibodinya atau Imunogenitas atau kemampuan untuk menghasilkan daya tahan tubuh terhadap Covid itu juga tinggi," imbuhnya.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua, Hari Ini Pedagang Pasar Tanah Abang Disuntik
Komisi IX, lanjut dia, memastikan akan mengawal pengembangan Vaksin Nusantara terlebih vaksin Covid-19 ini dibuat secara personal dan buatan anak bangsa.
"Kalau misalnya data dari tim peneliti setelah dicek lebih lanjut oleh BPOM memenuhi ketentuan pembuatan vaksin yang aman dan berkhasiat maka bangsa Indonesia bisa merayakan dengan suka cita temuan ini. Kita harus bersyukur anak bangsa mampu membuat vaksin seperti ini," ujar Melki.
Dia berharap pembuatan Vaksin Nusantara bisa dikerjakan secepat mungkin. Oleh karenanya, Komisi IX DPR RI mendorong agar BPOM tidak hanya menunggu laporan dari setiap tahapan uji klinis namun turut terlibat memastikan pembuatan Vaksin Nusantara tersebut memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku.
"Dalam rangka menjaga keamanan dan reputasi dari vaksin ini agar setiap tahapan betul dan memastikan bahwa semua kendala yang dihadapi bisa kita bantu dalam fungsi pengawasan. BPOM juga kita minta tidak hanya menunggu laporan tapi kalau bisa juga ikut dalam tim ini, jadi bisa diketahui bagaimana semua tahapan dalam pembuatan vaksin ini," tandasnya.