Mendadak Kaya Usai Dapat Ganti Rugi Pertamina, Ali Beli 4 Mobil: ''Dulu Susah, Sekarang Dinikmati''
Senyum Ali Sutrisno terus semringah, ia menyebutkan dirinya menerima ganti Rp 15,8 miliar untuk tanah miliknya seluas 2,2 hektar.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Sebanyak 225 kepala keluarga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban mendadak menjadi miliarder setelah menjual tanah kepada PT Pertamina.
Di atas lahan yang telah dibeli tersebut akan dibangun kilang minyak grass root refinery (GGR) yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2026.
Pembangunan kilang minyak tersebut melibatkan Pertamina dan Rosneft asal Rusia.
Mendadak Kaya
Warga di tiga desa di Tuban, Jawa Timur, mendadak menjadi miliarder dan memborong mobil baru setelah menerima pembayaran ganti rugi lahan yang dibangun kilang minyak.
Video yang beredar, nampak deretan pembelian mobil baru oleh warga desa Sumur Geneng, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur.
Video ini menjadi viral dan diunggah sejumlah akun media sosial.
Mobil baru yang diborong ini datang bersamaan sehingga membuat deretan truk pengantar mobil yang panjang.
Senyum Ali Sutrisno terus semringah, ia menyebutkan dirinya menerima ganti Rp 15,8 miliar untuk tanah miliknya seluas 2,2 hektar.
Sehingga per meter persegi dihargai Rp 685.000,-.
Tak tanggung-tanggung, uang tersebut lalu ia gunakan untuk membeli empat mobil dan tanah.
"L300, Xpander, Toyota Innova, dan HRV," terangnya.
Ketika ditanya alasan ia membeli 4 buah mobil, ialah dirinya ingin menikmati uang tersebut.
"Masa dulu yang susah, sekarang uang banyak dinikmati," terangnya.
Ali juga menceritakan jika penantian ganti rugi ini membutuhkan waktu hingga 2 tahun.
Diketahui rata rata warga yang mendapatkan ganti rugi lahan sebanyak Rp 8 miliar dengan jumlah tertinggi nilai ganti rugi mencapai Rp 26 miliar.
Siti Nurul Hidayatin borong 3 mobil
Siti Nurul Hidayatin, yang baru saja mendapatkan belasan miliar rupiah dari penjualan tanahnya untuk proyek kilang minyak grass root refinery (GRR).
Nama Siti Nurul Hidayatin termasuk satu dari 225 warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban yang kini menjadi miliarder dari proyek kilang minyak GGR.
Kisah Nurul dan ratusan warga Sumbergeneng ini terungkap setelah adanya video viral belasan mobil baru yang diangkut menggunakan truk towing tiba di desa setempat, Minggu (14/2/2021), sore.
Ada 176 mobil baru yang dipesan warga Desa Sumbergeneng.
Siti Nurul Hidayatin yang ditemui wartawan surya.co.id tak pernah menyangka tanahnya bakal dibeli dengan harga tinggi oleh Pertamina.
Tanah miliknya seluas 2,7 hektar dihargai Pertamina sekitar Rp 18 miliar, untuk pembebasan lahan.
Uang yang diterima dari Perusahaan plat merah itu digunakan untuk beli tiga mobil, deposito, bangun taman pendidikan anak (TPA) dan usaha.
"Dua mobil yaitu innova dan HRV, lalu ada mobil pickup buat usaha. Bangun TPA dan Deposito juga," beber Nurul ditemui di rumahnya, Rabu (17/2/2021).
Viral di media sosial
Sebuah video yang memperlihatkan puluhan mobil baru diantar ke sebuah desa di Tuban, Jawa Timur viral di media sosial.
Video itu pertama kali diunggah oleh akun TikTok @rizkii.02 pada Minggu (14/2/2021).
Dalam video tersebut memperlihatkan puluhan truk towing mengangkut mobil-mobil baru.
Truk tersebut berjajar di jalanan kampung dan antri untuk menuju ke rumah pembeli.
Di atas truk-truk itu terdapat beragam mobil baru dari berbagai merk.
Dari keterangan yang ditulis pengunggah, mobil itu dibeli oleh sejumlah orang dalam satu desa yang sama.
"Satu desa borong mobil.mantap..!!" tulis keterangan di dalam video.
Unggahan ini pun mendapat banyak komentar dari para netizen.
@Eko Santoso:Gimana rasanya tetangga y....dikira ambil pesugihan kali.gua aj cm punya mobil 1 dikira cari pesugihan
@shanty88:w kira td itu mobil pada d derek karna kena razia parkir liar..,eh ga taunya abis borong mobil..Masya Allah
Dari keterangan yang dituliskan, kejadian ini terjadi di Tuban.
Warga tersebut membeli mobil secara bersamaan usai tanah mereka dibeli oleh Pertamina.
@cemplon:pasti orang Tuban nih..yg kemarin tanahnya dibeli ma Pertamina mangkanya pada ngeborong mobil
@Gunzi:Tanah laku 3M
Beli mobil 200jt.
Buat operasional.
Kan penunjang bisnis juga.
Dibali.. Jadi aset juga tu mobil.. RentCar
@Rizky:itu yg beli bukan 1 orang.tapi per orang.soalnya tanah'nya dibeli oleh phak PERTAMINA..
@Ylfaftmwati:Ini tetangga desa gue 15 orang beli bareng
@Ylfaftmwati:Dia bukan jual , tapi tanahnya ada yg di beli , ada juga serumahnya dia harus pindah rumah gitu , jadi desanya ke gusur
Video puluhan mobil baru tersebut direkam pada Minggu (14/2/2021) di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Sedangkan total keseluruhan mobil yang dibeli warga desa tersebut ada 176 mobil dengan pengirimina secara bertahap.
Bahkan satu rumah bisa membeli 2 atau 3 mobil.
Tak hanya membeli mobil baru, sejumlah warga ada juga yang membeli mobil second atau bekas.
Warga Sumurgeneng beramai-ramai membeli mobil usai tanah mereka dibeli oleh Pertamina sebagai ganti rugi pembangunan kilang minyak GRR.
Kilang minyak tersebut memiliki luas sekitar 1.050 hektare.
Proyek Pertamina - Rusia
Baca juga: Viral di Medsos, Warga Desa Ramai-ramai Beli Mobil Baru dan Dikirim Bersamaan, Simak Videonya
Dilansir dari kemlu.go.id, PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) menandatangani perjanjian kontrak dengan Spanish Tecnicas Reunidas SA (TRSA) di Moskow, Rusia (28/10/2019).
Penandatanganan dilakukan oleh Kadek Ambara Jaya, Project Coordinator NGRR Tuban dari Pertamina, Pavel Vagero, Finance Director PT. PRPP dari Rosneft, dan Miguel Paradinas, Direktur Jenderal TRSA.
Penandatanganan disaksikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Menko Perekonomian RI, Montty Giriana dan Kuasa Usaha Ad Interim/Wakil Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Azis Nurwahyudi.
Baca juga: Pertamina Siapkan Alih Kelola Blok Rokan Lewat Anak Usaha
Baca juga: Pertamina Rombak Jajaran Direksi Subholding dan Anak Usaha. Berikut Daftar Namanya
Penandatanganan ini sebagai kelanjutan kerja sama antara Pertamina dan Rosneft dalam proyek pembangunan dan pengoperasian kilang minyak baru yang terintegrasi dengan kompleks petrokimia (New Grass Root Refinery and Petrochemical/NGRR) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
PRPP merupakan usaha patungan (joint venture) antara Pertamina dan Rosneft dengan kepemilikan saham Pertamina 55% dan Rosneft 45%.
Perjanjian kontrak yang ditandatangani antara PRPP dan TRSA ini dititikberatkan pada pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front-End Engineering Design (FEED) terkait proyek tersebut.
Produksi sebesar 300.000 barel per hari
Proyek NGRR Tuban akan memproduksi bahan bakar minyak nasional yang berkualitas Euro V untuk meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi nasional.
Kilang minyak di Tuban ini diperkirakan akan memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 barrel per hari.
Dalam pertemuan dengan Delegasi Pertamia di Wisma Duta KBRI Moskow pada 29 Oktober 2019, Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, menyampaikan apresiasi atas penandatanganan kontrak perjanjian terebut.
“Proyek ini adalah realiasi dari hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sochi, Rusia pada Mei 2016 dan Alhamdulillah setelah semua permasalahan dapat diselesaikan kedua pihak," kata Dubes Wahid.
Menurut Dubes Wahid, kerja sama ini sebagai bukti kedekatan hubungan Indonesia dengan Rusia yang pada tahun 2020 kedua negara akan memperingati 70 tahun hubungan diplomatik.
Dubes Wahid berharap proyek ini dapat mendukung kemandirian Indonesia di bidang energi.
“Kita berharap proyek ini dapat selesai sebagaimana direncanakan tahun 2025 dan proyek ini menjadi semakin penting sebagai salah satu proyek strategis dan prioritas nasional pemerintah Indonesia," jelas Dubes Wahid.
Tak ada gugatan pembebasan lahan
Dikutip dari Surya.co.id pada 5 Maret 2020, pembebasan lahan kilang minyak grass root refinery (GRR) tahap satu telah rampung.
Sebanyak 529 bidang lahan milik warga setempat lokasi kilang yang dibebaskan itupun tanpa diwarnai proses gugatan.
"Pembebasan lahan tahap satu tanpa ada proses gugatan, semua pemilik tanah menerima," kata Kordinator Pelaksana PT Surveyor Indonesia selaku Konsultan Pendampingan Pengadaan Lahan, M Ahmad Triyono, Kamis (5/3/2020).
Kilang minyak patungan Pertamina dengan Rosneft asal Rusia itu dibangun di Desa Wadung, Kaliuntu dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu
Semua bidang lahan tersebut dimiliki 440 orang, namun untuk luas berapa hektare belum diketahui detail karena masih ada pembebasan tahap dua.
Harga pembelian tanah diputuskan yaitu Rp 675.0000 per meter, seperti yang ditetapkan saat pencairan harga oleh kantor jasa penilai publik (KJPP), di Pendopo Kecamatan Jenu, Senin 10 Februari lalu.
Bagi warga yang menolak dan ingin menggugat diberi kesempatan 14 hari terhitung sejak ditetapkannya harga oleh KJPP.
Humas Pengadilan Negeri Tuban, Donovan Akbar Kusuma, dikonfirmasi terkait apakah ada pengajuan gugatan dari warga pemilik lahan di sekitar lokasi kilang.
"Belum ada gugatan," jawab Donovan.
Lahan yang dibutuhkan untuk proyek strategis nasional tersebut seluas 821 hektare.
Rinciannya lahan warga 384 hektare di Desa Wadung, Kaliuntu dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, lahan KLHK 328 hektare, dan lahan perhutani 109 hektare.
Diklaim standar terbaik di dunia dan ramah lingkungan
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati saat meninjau restorasi pantai di lokasi kilang, Minggu (1/12/2019) mengatakan kilang minyak yang dibangun d Tuban diklaim akan mampu mengurangi impor berdasarkan jumlah kebutuhan BBM dalam negeri yang mencapai 1,5 juta barel per hari.
Sedangkan kilang yang sudah ada hanya mampu memproduksi minyak 700-800 barel per hari. Sisanya dari jumlah total kebutuhan masih impor dan akan berkurang saat kilang sudah beroperasi.
"Kilang Tuban memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel," kata Nicke.
Dia menjelaskan, selain menghasilkan gasoline dan diesel, kilang dengan nilai investasi 15-16 miliar dolar itu juga akan menghasilkan 4 juta liter avtur per hari.
Lalu dapat memproduksi petrokimia sebesar 4.25 juta ton per tahun. Seluruh BBM yang diproduksi di Kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia yakni Euro 5.
"Kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia, yang sangat ramah dengan lingkungan," terang Nicke.
Saat pengerjaan konstruksi berjalan, penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 20.000. Sedangkan saat kilang beroperasi yaitu 2.500 pekerja.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Jadi Kilang Tercanggih, Kilang Minyak Tuban Juga Hasilkan Avtur dan Petrokimia Standar Terbaik Dunia
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pembebasan Lahan Kilang GRR Tuban Tahap 1 Tanpa Gugatan, Tahap 2 Langsung Mulai Dikerjakan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beli 821 Hektare Tanah Warga di Tuban, Pertamina Kerja Sama dengan Rusia Bangun Kilang Minyak Tercanggih di Dunia"
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Tak Berheti Senyum Diwawancarai, Jawaban Ali Ditanya Borong 4 Mobil: Dulu Susah, Sekarang Dinikmati