Menhub: Revitalisasi Terminal Harjamukti Cirebon Diharapkan Bisa Optimalkan Pelayanan
Pengelolaan terminal Harjamukti, kata Menhub, dapat melibatkan pihak swasta untuk mengurangi ketergantungan terhadap APBN yang terbatas.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau progres revitalisasi Terminal Harjamukti dan uji coba kendaraan uji kir keliling (non statis) yang tengah dilakukan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.
Budi mengatakan Terminal Harjamukti sudah mulai dibangun. Diharapkannya ada warna, desain, dan suasana baru di terminal tersebut. Ia berpesan agar dalam pembangunan tersebut dapat meningkatkan pelayanan.
"Selain dapat mengoptimalkan pelayanan, tetapi jangan lupa juga harus mengekspose kearifan lokal. Misalnya di Cirebon ada batik, harus diekspos batiknya. Karena kearifan lokal itu menjadi sesuatu yang baik bagi suatu daerah,” ujarnya, saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (13/3).
Baca juga: Kemenhub Siapkan Program Vaksinasi Covid-19 untuk Para Kru Transportasi
Turut hadir dalam peninjauan tersebut, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi dan Direktur Sarana Transportasi Jalan Risal Wasal.
Budi mengapresiasi jajaran Ditjen Perhubungan Darat yang telah berupaya melakukan pembangunan dan telah melakukan kerja sama yang baik dengan pemerintah daerah.
Budi meminta progres pembangunan dapat dimonitor dengan baik sehingga bisa diselesaikan tepat waktu.
Pengelolaan terminal Harjamukti, kata dia, dapat melibatkan pihak swasta untuk mengurangi ketergantungan terhadap APBN yang terbatas.
Baca juga: Penyebab Kecelakaan Masih Diinvestigasi, Kemenhub Sebut Bus Sri Padma Kencana Telat Uji KIR
"Karena APBN kita tidak banyak, saya mengharapkan agar pembangunan terminal ini bisa dikerjasamakan dengan pihak swasta. Supaya terminal bisa membiayai dirinya sendiri melalui capex atau opex,” sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Budi juga meninjau uji coba penerapan kendaraan uji kir keliling.
Kendaraan ini memiliki kontainer besar yang dilengkapi dengan alat uji rem, roda, alur ban, alat ukur dimensi, alat ukur emisi gas buang, alat uji kebisingan, daya pancar dan kegelapan kaca.
Baca juga: Kemenhub Dorong Optimalisasi Muatan Balik Tol Laut di Fakfak-Papua
“Ini kejutan dari Pak Dirjen Perhubungan Darat. Kendaraan uji KIR keliling ini nanti akan kita berikan kepada BPTD Jawa Barat yang akan melakukan uji kir. Satu alat itu bisa mencakup 3-10 kabupaten. Saya pesan ke rekan-rekan petugas agar menjaga dengan baik aspek keselamatan dan lingkungannya,” tuturnya.
Usai kunjungan kerja di Cirebon, Budi melanjutkan kunjungan kerja ke Brebes untuk meninjau Jembatan Timbang Tanjung yang berada di Brebes.
Keberadaan jembatan timbang yang saat ini dikelola Kemenhub diharapkan dapat menyelesaikan masalah truk yang over dimensi dan over load (ODOL), yang berpotensi membahayakan keselamatan dan merusak jalan.
Baca juga: Kemenhub Siapkan Program untuk Mendukung Budaya Keamanan Penerbangan Nasional
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah-langakah untuk mengoptimalkan fungsi jembatan timbang dalam melakukan pengawasan terhadap truk ODOL.
Salah satunya yaitu mengenakan kewajiban transfer muatan terhadap truk ODOL.
“Sekarang kita lakukan perubahan skema, kalau tadinya kita tilang, sekarang dilakukan dengan dengan transfer muatan. Kalau tilang dendanya hanya 150 sampai 200 ribu, itu murah sekali dan kurang bisa memberikan efek jera dan tidak sebanding dengan kerugian yang disebabkan kendaraan ODOL seperti : terjadinya kecelakaan dan kerusakan jalan,” ujarnya
Dirjen Budi mengatakan, penerapan skema transfer muatan telah mendapat dukungan dari para kepala daerah.
“Kendaraan logistik yang muatannya melebihi hingga 50 persen akan kita transfer muatannya ke kendaraan lain,” kata Budi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.