Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pos Indonesia Beri Bantuan kepada Bocah SD di NTT Tulang Punggung Keluarga

Anak sulung itu harus membagi waktu untuk mengurus makan dan minum, membersihkan kotoran kedua orang tuanya, dan memungut kemiri di kebun

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pos Indonesia Beri Bantuan kepada Bocah SD di NTT Tulang Punggung Keluarga
Kolase Tribunnews: Kompas.com/Markus Makur dan Yorit Poni
Kisah Risalianus, Isi Hari-harinya Rawat Ayah Ibu yang Lumpuh dan Jadi Tulang Punggung Keluarga 

TRIBUNNEWS.COM, MANGGARAI - PT Pos Indonesia (Persero) turut tergerak  membantu meringankan beban Risalianus Aja, bocah kelas 6 SDI Sopang Rajo, Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

Risalianus sudah menjadi tulang punggung keluarga pada usia dini lantaran kedua orang tuanya jatuh sakit.

Bantuan diserahkan oleh Kantor Pos Komodo 86700, berupa bantuan yang Tunai dan sembako, senilai Rp 5 juta.

Bantuan dari program Kementerian Sosial (Kemensos) itu diserahkan oleh Karyawan Kantor Pos Cabang Borong Dato Hasim, pada Jumat, 12 Maret 2021.

Kepala Kantor Pos Komodo 86700 Tri Rahayu Ningtiah menjelaskan, bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian dari PT Pos Indonesia (Persero) terhadap masalah sosial.

Terlebih, selama ini pihaknya bersama Kemensos selalu bersama-sama dalam membantu warga ketika ada masalah sosial.

Baca juga: Kemensos Bantu Risalianus, Bocah SD yang Hidupi Ayah Lumpuh dan Ibu Bisu di NTT

"Diharapkan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat kepada Risalianus," kata Tri, Sabtu, 13 Maret 2021.

BERITA REKOMENDASI

Sosok Risalianus mendapat sorotan belakangan ini. Ayahnya, Benediktus Poseng mengalami lumpuh.

Sementara ibunya, Wihelmina Mbi mengalami lumpuh dan bisu sejak melahirkan anak bungsunya sejak 2016.

Risalianus1111
Risalianus, bocah kelas 6 SDI Sopang Rajo, Kampung Kota Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur mendapatkan bantuan

Keduanya hanya bisa terbaring di rumah mereka saja. Benediktus terbaring di atas pelupuh bambu dan hanya beralaskan karung berisi kapuk.

Sementara ibunya terbaring di ruang tamu, hanya beralaskan beberapa lembar papan.

Hal itu mendorong Risalianus untuk mengurus kedua orang tuanya sembari sekolah, dan mencari nafkah.


Anak sulung itu harus membagi waktu untuk mengurus makan dan minum, membersihkan kotoran kedua orang tuanya, dan memungut kemiri di kebun.

Keluarga itu memiliki kebun yang ditanami kopi dan kemiri. Uang hasil penjualan kemiri digunakan untuk membeli beras, sabun, dan berbagai kebutuhan lainnya.

Selain dari hasil penjualan kemiri. keluarga itu juga bergantung dari belas kasih tetangga dan komunitas berbasis gerejani (KBG), kelompok doa di tingkat keluarga.

Rumah keluarga itu masih berlantai tanah.

Dapurnya juga sudah sangat reot. Jika hujan, menjadi sangat becek, sehingga sulit untuk memasak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas