Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Update Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae Sumedang, Polisi Sebut Sopir Lalai Tidak Cek Kondisi Bus

Update terkait indisden kecelakaan maut di Tanjakan Cae, polisi menyebut ada faktor kelalaian dalam kecelakaan bus Sri Padma Kencana.

Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Update Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae Sumedang, Polisi Sebut Sopir Lalai Tidak Cek Kondisi Bus
KOMPAS.com/AAM AMINULLAH
Bus yang terjun ke jurang sedalam lebih kurang 10 meter di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut update terkait indisden kecelakaan maut di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Polisi menyebut ada faktor kelalaian dalam kecelakaan bus Sri Padma Kencana.

Yakni, sopir tidak melakukan pengecekan terhadap kondisi kendaraan yang dikemudikannya.

Seperti diketahui, kecelakaan bus yang mengangkut 63 rombongan peziarah dari SMP Islam Terpadu (IT) Al Muawwanah, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang itu menyebabkan 30 orang meninggal dunia.

Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto mengatakan, sopir bus berinisial Y yang turut meninggal dunia dalam kejadian tersebut tidak menghiraukan keluhan penumpang bahwa sempat tercium bau, seperti karet terbakar.

"Pengemudi juga tidak melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kendaraan yang dikemudikannya," ujarnya saat ditemui di Mapolres Sumedang, Jalan Prabu Gajah Agung, Rabu (30/3/2021).

Baca juga: Kronologis Tewasnya Polisi Terduga Penembak Laskar FPI, Kecelakaan Motor Tunggal di Tangsel

Baca juga: Kecelakaan Tunggal di Tanjakan Cae, Truk Pengangkut Daun Jagung Terguling, Mesin Tiba-tiba Mati

Sementara untuk mekanik merangkap kernet bernisial D yang juga meninggal dunia dalam kecelakaan itu, kata Eko, melakukan penggantian kanvas rem roda belakang sebelah kanan.

BERITA TERKAIT

Namun, kata Eko, berdasarkan hasil pemeriksaan agen tunggal pemilik merk (ATPM) terdapat kesalahan dalam memasang shock brake chamber atau ruang dari pengereman.

"Dalam sistem rem angin, ketika pedal rem diinjak, itu udara yang bertekanan akan mengalir ke chamber ini dan akan mengubahnya menjadi energi mekanis," kata Eko.

Atas hal tersebut, ucap Eko, akibat kesalahan pemasangan dari shock brake chamber ini, menyebabkan kanvas rem pada bus tersebut tidak berfungsi.

"Kernet juga tidak menghiraukan keluhan penumpang yang mencium bau seperti karet terbakar serta tidak melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kendaraan," ucapnya.

Ia mengatakan, akibat kelalaian itu, saat bus melintas dari Malangbong menuju Wado dan tepat di jalan yang kondisinya menurun serta menikung ke kanan, bus diduga hilang kendali hingga miring ke arah kiri.

Baca juga: Sopir Bus yang Tewas dalam Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae Sumedang Jadi Tersangka

Kemudian badan bus menabrak Guard Rail hingga akhirnya bus terhempas ke dalam jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter yang posisinya berada di sebelah kiri dari arah Malangbong.

"Akibat kejadian tersebut, 30 orang meninggal dunia termasuk sopir dan kernet, sedangkan 35 penumpang lainnya mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan di RSUD Sumedang," kata Eko.

Atas hal tersebut pihaknya menetapkan dua tersangka yakni sopir serta kernet bus dalam kasus kecelakaan ini dan keduanya dipersangkakan dengan pasal 310 ayat 1 UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas.

"Dimana setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor karena kelalaian yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia, dipidana penjara paling lama 9 tahun dan denda paling banyak Rp 12 juta," ucapnya.

Berita lain terkait kecelakaan maut di Tanjakan Cae

(TribunJabar.id/Hilman Kamaludin)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Polisi Sebut Sopir Lalai Tidak Cek Bus, Kasus Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae Wado Sumedang

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas