Gempa di Malang, Pasutri di Lumajang Meninggal Dunia Tertimpa Reruntuhan Batu Besar
pasutri di Lumajang tertimpa batu besar saat melintasi jalan perbukitan Piket Nol dengan sepeda motor
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Sepasang suami-istri (pasutri) di Lumajang tertimpa batu besar saat melintasi jalan perbukitan Piket Nol dengan sepeda motor, Sabtu (11/4/2021).
Pasutri yang meninggal akibat terkena batu besar yang longsor akibat guncangan gempa bumi yang terjadi di selatan Kabupaten Malang.
Kedua pasutri itu yang diketahui bernama Ahmad Fadholi dan istrinya, Sri Yani warga Kecamatan Tempursari menjadi korban longsoran material batu di kilometer 56, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Tidak banyak informasi yang diperoleh dari kronologis saat pasutri itu tertimpa batu.
Hanya saja diperkirakan saat gempa terjadi sejumlah bebatuan dari atas bukit runtuh.
Hingga akhirnya, batu berdiameter 2 meter jatuh hingga mengenai dua orang itu.
Saat kejadian, Ahmad Fadholi langsung meninggal di tempat. Badannya dan motor terjepit di batu raksasa.
Sedangkan istrinya, Sri Yani mengalami luka-luka di badan. Saat itu, warga bersama pengendara yang lewat langsung menolong korban.
Sang suami dibawa ke ruang jenazah RSUD Pasirian, Lumajang. Sedangkan istrinya dilarikan ke RSUD dr Haryoto.
Sayangnya, meski tim medis sudah memberikan perawatan, nyawa Sri Yani pun ikut melayang.
"Iya benar, istrinya juga meninggal barusan," kata Joko Sambang Kabid Kedaruratan dan Rekotijensi BPBD Kabupaten Lumajang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, pusat gempa berada di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang.
Pusat gempa yang berada di lepas pantai memiliki kedalaman 25 kilometer. Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Gempa ini juga dilaporkan terasa di Blitar, Kediri, Trenggalek, Jombang, Ngawi, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar, Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Turen, dan Banjarnegara.