Sepekan Jalani Latihan Keterampilan, 3 Anak Punk Asal Tasikmalaya Diantarkan Pulang Kemensos
Saat ini mereka membutuhkan penguatan motivasi untuk merubah perilaku negatif dengan menumbuhkan komitmen dalam diri
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
![Sepekan Jalani Latihan Keterampilan, 3 Anak Punk Asal Tasikmalaya Diantarkan Pulang Kemensos](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/balai-residen-galih-pakuan-bogor-punk.jpg)
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - - Balai Residen Galih Pakuan Bogor memulangkan tiga anak punk, yaitu If, Ra dan Re setelah mendapatkan pelatihan keterampilan di Sheltered Workshop Baraya.
Mereka menerima bekal keterampilan berupa steam motor dan mendapatkan layanan pemenuhan hidup layak. Mereka dipulangkan pada Senin (12/4/2021) ke rumah keluarga masing-masing.
Pekerja sosial, Mulyana, mengungkapkan, saat ini mereka membutuhkan penguatan motivasi untuk merubah perilaku negatif dengan menumbuhkan komitmen dalam diri memulai menyusun rencana masa depan lebih baik.
“Salah satu rencana pengembangan kewirausahaan. Pada dasarnya, mereka ingin masa depan lebih baik dan kewirausahaan bisa menjadi salah satu cara membantu mereka agar tidak kembali ke perilaku negatifnya," ungkap Mulyana.
Baca juga: Cekcok Mulut saat Ngompreng Truk, Agus Dibacok Sesama Anak Punk, Punggung hingga Dada Sobek
Identifikasi risiko penggunaan zat pada tingkat sedang menjadi salah satu pertimbangan dikembalikan kepada keluarga, dengan tetap berada di bawah pembinaan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tasikmalaya.
Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Tasikmalaya, Ningning Rukmini, mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan Kementerian Sosial melalui Balai Residen Galih Pakuan Bogor terkait penanganan fenomena Anak Punk.
"Kami harap masih bersinergi dengan Balai Residen Galih Pakuan terkait rencana pengembangan usaha bagi komunitas Anak Punk di wilayah ini," ujar Ningning.
Pekerja Sosial Balai Residen Galih Pakuan Bogor, mengantarkan If, Ra dan Re ke keluarganya masing-masing di Kota Tasikmalaya.
Untuk asesmen lanjutan dilakukan untuk pengembangan dari hasil skrining sebelumnya yang menyatakan bahwa If, Ra dan Re menyalahgunakan zat Benzodiazephine jenis Mextril, dengan kategori tingkat penggunaan sedang.
Baca juga: Bima Arya: Rizieq Shihab Tolak Laporkan Hasil Tes Swab Saat Dirawat di RS UMMI Bogor
Juga, hasil asesmen lanjutan menggunakan instrumen University Rhode Island Change Asesmen Scale (URICA) menunjukan bahwa kondisi If dan Re berada pada tahap kontemplasi ditandai dengan adanya pernyataan bahwa sedang pada situasi permasalahan penyalahgunaan zat dan membutuhkan pertolongan.
Namun, kondisi berbeda dangan Ra yang masih berada pada tahap pre-kontemplasi.
Bagi Ra perilaku penyalahgunaan obat yang dilakukannya bukan merupakan suatu masalah dan tidak perlu mendapatkan pertolongan.
Pekerja sosial Balai Residen Galih Pakuan mengadakan beberapa kali sesi pertemuan dengan If, Ra dan Re.