Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meninggal Hendak Beli Alquran untuk Disumbangkan, Pensiunan Guru di Pontianak Tertabrak Truk

Kepergian Hartinah Hasan untuk selamanya masih menyisakan duka mendalam di benak keluarganya.

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Meninggal Hendak Beli Alquran untuk Disumbangkan, Pensiunan Guru di Pontianak Tertabrak Truk
TribunPontianak/Satalntas Polresta Pontianak
Satlantas Polresta melakukan olah TKP kasus meninggalnya seorang ibu di Pontianak yang tertabrak truk saat hendak menyeberang jalan untuk membeli Alquran di Jl Tanjungpura, Sabtu 17 April 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Kepergian Hartinah Hasan untuk selamanya masih menyisakan duka mendalam di benak keluarganya.

Seperti diberitakan sebelumnya, perempuan berumur 66 tahun menghembuskan napas terakhirnya usai ditabarak sebuah truk tangki.

Kejadian nahas itu terjadi di Jalan Tanjungpura Pontianak Sabtu (17/4/2021) sekitar pukul 10.20 WIB.

Ketika Tribun menyambangi rumah duka di Jalan Tabrani Ahmad, Kompleks Mandau Permai, Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak Barat, Minggu (18/4/2021) siang.

Sejumlah karangan bunga masih terpajang di depan rumah duka.

Namun, pihak keluarga enggan memberikan keterangan apapun terkait musibah yang dialami Hartinah Hasan.

Meski sudah mengikhlaskan, keluarga beralasan masih trauma atas musibah tersebut.

Baca juga: Salat Tarawih 23 Rakaat Hanya 6 Menit, Dipercepat 1 Menit karena Pandemi, Sebelumnya 7 menit

Berita Rekomendasi

Berdasarkan informasi yang beredar, pensiunan guru itu mengalami kecelakaan saat hendak membeli Alquran di Toko Buku Menara.

Lokasi toko buku tersebut tidak jauh dari tempatnya mengalami kecelakaan.

Kisah haru mengenai musibah yang terjadi pada Hastinah diungkapkan H Raharjo, tetangga dan kerabat korban, sekaligus Ketua RW 20 di Kompleks Mandau Permai, Kelurahan Sungai Jawi Dalam.

Berdasarkan informasi yang didapat Raharjo, Hartinah meninggalkan rumah dengan tujuan membeli Alquran di Toko Buku Menara.

Alquran itu dibeli untuk disumbangkan ke panti asuhan.

Hartinah berangkat bersama anak dan menantunya menggunakan mobil.

Sebelum sampai ke toko buku, mereka singgah di Bank Mandiri yang lokasinya di seberang toko tersebut.

Ketika anak dan menantunya mengambil uang, Hartinah pergi duluan ke Toko Buku Menara.

Padahal anak dan menantunya sudah meminta agar nanti bersama-sama ke toko buku tersebut, setelah mengambil uang.

Awalnya Hartinah berniat menyeberang jalan menggunakan jembatan penyeberangan.

Namun karena anak tangga jembatan itu cukup tinggi baginya, Hartinah memilih langsung menyeberangi jalan raya.

"Anak menantu ini tarik uang. Jadi pesan sama ibu nanti jak sekalian, saya mau tarik uang dulu. Si ibu enggak mau, jadi ibu ini nyeberang naik tangga mungkin karena takut, turun lagi," Raharjo saat diwawancarai Tribun, Minggu.

Baca juga: Cerita Pondok Pesantren di Gunungkidul, Ada Santri ODGJ hingga Lulusan S2 Luar Negeri

Awalnya Hartinah berhasil menyeberangi Jalan Tanjungpura dan sampai ke Toko Buku Menara.

Namun toko tersebut tutup.

Ia pun berniat kembali mendatangi anak dan menantunya di Bank Mandiri.

Saat menyeberang kembali inilah, musibah tak terhindarkan.

Hartinah tertabrak truk yang datang dari arah jalan Imam Bonjol.

"Jadi ibu ini sudah pergi ke Toko Menara, namun karena Toko Menara tutup, jadi ibu ini balik lagi ke mobil. Jadi pas mau balik lagi ke mobil ini tersenggol (truk)," lanjutnya.

Di mata Raharjo dan tetangga di kompleksnya, Hartinah merupakan sosok ramah dan rajin bersilaturahmi.

Semasa hidupnya, korban dikenal sebagai orang yang baik.

Raharjo menguatkan kesaksiannya, dengan banyaknya jamaah yang menyalatkan jenazah Hartinah di Masjid Darul Muttaqin, Jalan Tabrani Ahmad.

Ia mengaku baru pertama kali menjumpai salat jenazah dengan jamaah ramai seperti itu.

"Buktinya pas salat jenazah di masjid tadi, jamaah ramai, ada sekitar 400 orang. Belum pernah terjadi kalau hari biasa, baru kali ini. Yang ngelayat di rumahnya pun juga ramai," kata Raharjo.

Menurutnya, antusias masyarakat yang hadir tersebut merupakan hidayah dari korban yang selama ini dikenal sebagai orang baik.

Apalagi, korban meninggal dengan niat mulia hendak membeli Alquran untuk disalurkan ke panti asuhan.

"Memang nyawa orangtua lebih tinggi dari segala. Tapi karena Allah sudah berkehendak, tak bisa melawan. Yang bikin ramai itu mungkin Allah membuka hati para jamaah, karena beliau itu mau beli Alquran untuk disumbangkan ke panti asuhan,” katanya.

Baca juga: Kisah Risma Puasa Saat jadi Walkot Surabaya: Jarang Bareng Keluarga, Sering Sahur di Jalan

Raharjo mengatakan, kemungkinan niat baik itu akan dilanjutkan oleh anak-anaknya.

“Mungkin anak-anaknya akan meneruskan, karena ini niat orangtua sangat mulia, paling bagus apalagi di bulan Ramadan," ujarnya.

Ketika korban hendak dimakamkan pun, kata Raharjo, jamaah yang ikut ke pemakaman juga ramai.

Jenazah almarhumah dimakamkan di Pemakaman Muslim Gang Karet, Nipah Kuning, Pontianak Barat, Minggu 18 April 2021.

"Yang saya sangat terharu itu waktu disalatkan di masjid itu ada mungkin sampai tujuh saf. Kalau saya hitung ada 400-an orang yang ikut.

Minimal kalau orang Islam itu 40 orang, tapi ini 1.000 persen. Dan semuanya lancar, tidak ada hambatan," ucapnya.

Selain itu, hal lain yang membuat Raharjo heran, satu hari sebelum Hartinah meninggal dunia, dia masih sempat menelepon video call ke semua anak-anaknya yang berjumlah lima orang.

"Satu hari sebelum meninggal, ibu ini sempat video call ke semua anaknya. Tadi saya dikasih tahu oleh adik iparnya. Jadi anak-anaknya, karena enggak biasanya video call dan enggak ada ngomong apa-apa. Tapi biasanya kan kalau orang mau meninggal itu 40 hari sudah tahu ada tanda-tanda," bebernya.

Dua hari sebelum kejadian, Raharjo juga mengaku masih sempat bergurau dengan almarhumah.

"Dua hari sebelum meninggal sempat ketemu, sempat bergurau. Kata saya kan, ‘bu apa kabar, lama enggak ketemu makin gemuk ni’. Kata ibu, ‘enggak, kurus," lanjutnya.

Baca juga: Masjid Jami Al-Ma’mur Cikini, Dibangun Tahun 1890 dan Cerita tentang Pengkhianatan Kolonial Belanda

Sementara menurut tetangga almarhumah, Nur Siha, korban memang dikenal sebagai orang yang baik dan ramah.

Nur Siha maupun korban sudah puluhan tahun tinggal satu kompleks dan masih satu majelis di Majelis Taklim Nurul Hairiyah, di Kompleks Mandau Permai.

"Memang beliau ini orangnya baik. Apalagi niat almarhumah yang mau beli Alquran untuk disalurkan ke panti asuhan, apalagi di bulan ramadan. Kita doakan semoga almarhumah ditempatkan di sisi Allah SWT di tempat yang mulia," katanya.

Kata Polisi

Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polresta Pontianak Kota, Kompol Rio Sigal Hasibuan membenarkan informasi yang beredar tersebut.

Musibah terjadi saat korban berjalan kaki hendak menyeberang Jalan Tanjungpura.

Kasat mengungkapkan, kecelakaan lalu lintas itu melibatkan truk tangki KB 9590 AE dengan korban pejalan kaki.

Peristiwa tepatnya di Jalan Tanjungpura, di depan Bank Mandiri Pontianak Kota.

Kasat Lantas menerangkan, berdasarkan dari keterangan sopir, mobil truk dikemudikannya dari arah Jalan Imam Bonjol ke arah Sungai Jawi.

Sesampainya di lokasi, mobil truk tak bisa menghindar lantaran jarak pejalan kaki sangat dekat.

Baca juga: Mengintip Aktivitas Santri Pondok Pesantren Attaqwa Putra Bekasi Saat Bulan Suci Ramadan

"Mobil truk tangki KB 9590 AE dikemudikan dari arah Jalan Imam Bonjol tujuan arah Sungai Jawi sendirian, sesampainya di TKP ada pejalan kaki yang menyeberang. Karena jarak dekat, sehingga tidak bisa dihindari dan tabrakan pun terjadi," jelasnya saat dihubungi Tribun pada Minggu 18 April 2021.

Setelah Lakalantas terjadi, korban tak sadarkan diri. Korban mengalami sejumlah luka dan sempat dilarikan ke Rumah Sakit St Antonius.

"Lengan kiri luka, tidak sadarkan diri, maka dibawa ke RS Antonius," kata Kompol Sigal.

Setelah sempat mendapat perawatan, korban meninggal dunia di Rumah Sakit St Antonius pada Sabtu malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Kasat menerangkan, bahwa pihaknya sudah melakukan olah TKP dan mengamankan kendaraan.

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Pensiunan Guru SMAN 7 Meninggal Akibat Lakalantas saat Hendak Beli Alquran

(Tribunpontianak.co.id/Jamadin)

Berita lainnya seputar Kota Pontianak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas