Kakek Penjual Kincir Angin Berkaca-kaca saat Terima Donasi, Sebut Akan Diserahkan Semua kepada Istri
Kakek penjual kincir angin yang viral berkaca-kaca saat menerima donasi, sebut akan diserahkan semua kepada istri.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kakek penjual mainan kincir angin yang viral beberapa waktu lalu, berkaca-kaca saat mendapat donasi dari para warganet di TikTok.
Donasi sejumlah lebih dari Rp 2,3 juta itu, dikumpulkan oleh pemilik akun TikTok @humairohazizalkat, pengunggah video sang kakek di TikTok.
Pengunggah bernama Humairoh Aziz Alkatiri pun membenarkan telah memberi donasi kepada sang kakek pada Sabtu (17/4/2021) malam.
Wanita yang akrab disapa Mira ini menuturkan, donasi tersebut diserahkan tak lama setelah video sang kakek menjadi viral di TikTok.
Baca juga: VIRAL Kakek Berjualan Mainan Kincir Angin sampai Malam, Tidur di Masjid, Pulang 3 Hari Sekali
Saat menyerahkan donasi, Mira menuturkan reaksi sang kakek membuatnya ikut terharu.
Sebab, kakek tersebut berkaca-kaca dan hendak menangis saat tahu dirinya mendapat donasi dari para warganet.
"Dia berkaca-kaca banget habis itu kakeknya kaya mau cium tangan gitu, bilang terus terima kasih banyak."
"Katanya langsung mau dikasih ke istrinya semua uangnya," kata Mira, saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (21/4/2021).
Mira mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan kakek tersebut mulai berjualan kincir angin di sekitar Jalan Tole Iskandar, Depok, Jawa Barat.
Namun, ia menduga, kakek yang mencari nafkah sembari menumpang tidur di masjid ini sudah lama berjualan kincir angin di daerah itu.
Pasalnya, kakek tersebut sudah kenal dan akrab dengan tukang parkir hingga para penjual lain.
"Kakek sudah kenal dekat sama tukang parkir dan para penjual di situ," katanya.
Baca juga: Viral Kisah Kakek Penjual Mainan Kincir Angin, Berjualan Demi Nafkahi Istri hingga Tidur di Masjid
Lebih lanjut, dari hasil penjualan mainan kincir anginnya yang seharga Rp 5.000 per buah, sang kakek biasa mendapat untung sekira Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per hari.
Menurut sang kakek, uang tersebut hanya cukup untuknya makan dan juga harus ia sisihkan untuk memberi nafkah kepada istrinya yang tinggal di Bogor.