Gali Tanah untuk Pembuangan Sampah, Warga Kendal Tak Sengaja Temukan Bangunan Mirip Candi
Warga gali tanah guna dijadikan untuk tempat pembuangan sampah sedalam 1 meter, tak sengaja temukan bangunan mirip candi di Rowosari, Kendal, Jateng
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah bangunan berupa susunan batu bata ditemukan terpendam dalam tanah di pekarangan warga di Dusun Boto Tumpang, Desa Karangsari, Kecamatan Rowosari, Kendal, Jawa Tengah.
Penemuan bangunan yang diduga mirip candi ini terjadi pada Kamis (22/4/2021) lalu.
Dikutip dari tayangan Kompas TV Jateng, Senin (26/4/2021), seorang warga, Suprabowo, bangunan mirip candi ini ditemukannya saat menggali pekarangan depan rumahnya.
Suprabowo yang saat itu sedang menggali tanah sedalam satu meter guna dijadikan untuk tempat pembuangan sampah, tak sengaja menemukan susunan batu bata yang tertata rapi.
Suprabowo tidak melanjutkan penggalian karena khawatir jika terjadi sesuatu.
Baca juga: Lewat Cara Kreatif, Kaum Muda Diajak Hijaukan Candi dari Rumah
Baca juga: Bangkitkan Pariwisata, Jelajah Jambi Tantang Wisatawan Eksplor Candi Muaro Hingga Danau Kaco
“Saya menemukan batu bata yang tertata rapi sehingga penggalian tidak diteruskan dengan alasan khawatir terjadi sesuatu,” ujar Suprabowo.
Hingga akhirnya ada tim arkeolog yang menuju ke halaman depan rumahnya guna mengecek lokasi tersebut.
Tim arkeolog lantas menduga bangunan yang terpendam adalah peninggalan sejarah berupa candi.
Meski belum diteliti lebih lanjut, bangunan diduga mirip candi tersebut merupakan bangunan peninggalan abad ke-7 sebelum Kerajaan Mataram kuno.
Baca juga: Penambang Pasir Manual Temukan Struktur Batu Menyerupai Bagian Candi di Magelang
Hingga Kamis lalu, tanah sudah tergali sedalam 4 meter dan ditemukan bangunan benteng utama candi setinggi 3 meter.
Warga berharap penemuan bangunan sejarah ini bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah, agar menjadi tempat wisata sejarah baru di Kendal.
“Saya berharap, penemuan bangunan sejarah ini bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah agar menjadi tempat wisata sejarah baru di Kendal,” katanya.
Sebelumnya, warga sudah diminta untuk melakukan penggalian pertama pada 2019.
Namun karena Indonesia dilanda pandemi yang tak berkesudahan, maka penggalian dilanjutkan kembali pada 2021.
Baca juga: Candi Borobudur dan Deretan Tempat Wisata di Magelang Ini Sudah Dibuka Kembali
Saat itu, pihaknya melakukan pencarian dan penelitian peninggalan Hindu-Budha di sepanjang pantai utara Jawa Tengah, dari Kabupaten Brebes hingga Rembang.
Berdasarkan tema besar ini, pihaknya ingin tahu bagaimana pengaruh Hindu-Budha di Jawa Tengah .
Ketua Tim Penelitian Puslitarkenas, Agustijanto Indrajaja mengatakan, jika dilihat dari permukaan, luas bangunan ini diduga berukuran 12 x 12 m.
Namun, setelah dilakukan penggalian, sisi timur itu sampai 7 meter dari sini, itu masih lantai."
"Awalnya kalau lihat dipermukaan hanya 12 x 12 m, tetapi setelah kita penggalian ini kita bisa lihat bagaimana ke sisi timur itu sampai 7 meter dari sini itu masih lantai."
"Artinya luasnya bisa kali lipat dari semula, mungkin 24 x 24," ujar Agustijanto.
Menurutnya, bentuk candi ada tangga masuk.
"Ketinggian dari lantai hampir tiga meter karena di bagian pesisir pantai kebanyakan candi berupa boto tumpang.
Agustijanto juga menjelaskan, jika dlihat dari profilnya (bentuk candi) ada bangunan setengah lingkaran yang mirip dengan Candi Batujaya Karawang yang sebelumnya sudah diteliti pada 2000.
“Jika dilihat profilnya ada bangunan setengah lingkaran yang mirip dengan Candi Batujaya Karawang yang sudah diteliti pada 2000."
"Dimungkinkan (Candi Batujawa dengan Candi baru ini) sama yaitu abad ke-6 atau 7 sudah ada kerajaan keling atau Kalingga dengan Ratu Shima,” katanya.
Selain di Rowosari, Puslitarkenas juga menemukan dan menggali beberapa titik temuan candi di Trisobo, Kecamatan Boja dan Tegalsari, Kecamatan Kangkung.
Komplek tersebut kini menjadi cagar budaya, Situs Boto Tumpang yang dilindungi oleh Undang-Undang RI Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.
Dengan penemuan ini, pihaknya mengajak pemerintah daerah kendal duduk bersama agar peninggalan sejarah ini bisa dilestarikan.
“Harapannya bisa dipugar dan dilestarikan dan dibuat wisata budaya yang unik ini adalah candi pra Mataram yan dijadikan sebagai tempat stupa pemujaan pada zamannya,” pungkas Agustijanto.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)