Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

NTT Jadi Provinsi Pertama di Indonesia Timur yang Capai Eliminasi Malaria

Nusa Tenggara Timur jadi provinsi di Kawasan Timur Indonesia pertama yang kabupaten/kotanya berhasil mencapai eliminasi malaria.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in NTT Jadi Provinsi Pertama di Indonesia Timur yang Capai Eliminasi Malaria
Nyamuk Malaria 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provinsi Nusa Tenggara Timur jadi provinsi di Kawasan Timur Indonesia pertama yang kabupaten/kotanya berhasil mencapai eliminasi malaria.

Ada 3 kabupaten/kota yang berhasil eliminasi malaria yakni Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur, dan Kota Kupang.

Tiga wilayah itu berhasil capai eliminasi malaria selama 3 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan NTT dr. Messerassi B. V. Ataupah mengatakan dari ketiga wilayah itu, Kabupaten Manggarai berhasil capai eliminasi malaria pada tahun 2019, sementara Kabupaten Manggarai Timur dan Kota Kupang berhasil eliminasi malaria pada tahun 2020.

“Dalam tiga tahun kita berhasil eliminasi malaria, dulu malaria ini masuk dalam 2 besar penyakit di Puskesmas, sekarang malaria sudah keluar dari 10 besar penyakit – penyakit yang ada di NTT. Ini kemajuan yang dicapai bersama dengan Kemenkes,” katanya dalam konferensi pers virtual.

Baca juga: DKI Jakarta, Jawa Timur dan Bali Dinyatakan Sukses Eliminasi Kasus Malaria 100 Persen

Baca juga: VIRAL NTT Gelar Festival Alquran Tua, Usianya 1500 Tahun dan Berbahan Dasar Kulit Kayu

Messerassi mengatakan, proses dimulai sejak tahun 2017.

Saat itu dibuat regulasi Peraturan Gubernur NTT nomor 11 tahun 2017 tentang Eliminasi Malaria di Provinsi NTT.

Berita Rekomendasi

Sejak saat itu pula berbagai upaya dilakukan pemerintah setempat dan menghasilkan 3 kabupaten berhasil eliminasi malaria.

Selain itu terdapat 14 kabupaten/kota di NTT dengan endemis rendah, 2 kabupaten/kota endemis sedang, dan 3 kabupaten/kota endemis tinggi.

“Kabupaten endemis tinggi malaria masih terkonsentrasi di Pulau Sumba,” ucap Messerassi.

Baca juga: Penderita Malaria Boleh Disuntik Vaksin Covid-19, Ini Syaratnya

Standar baku dalam pemeriksaan malaria di NTT adalah menggunakan mikroskop.

Penemuan kasus malaria di NTT sebagian besar atau 84% menggunakan mikroskop, sedangkan 14% menggunakan tes cepat diagnostik (RDT).

Semua kasus positif malaria hasil pemeriksaan laboratorium harus diobati Artemisinin Combination Therapy (ACT).

Target nasional adalah lebih dari 90% penderita malaria terobati.

Baca juga: Awalnya untuk Pemakan Jentik Nyamuk Malaria, Kini Ikan Guppy Jadi Peliharaan Pecinta Ikan Hias

Tahun 2020 sebanyak 14.042 atau 92% kasus positif diobati ACT.

Sedangkan 1.299 kasus atau 8% yang belum diobati sesuai standar.

Pencegahan malaria, lanjut Messerassi dilakukan dengan distribusi 973.800 lembar kelambu anti nyamuk kepada masyarakat sasaran.

Alokasi kelambu terbanyak didistribusikan ke masyarakat di daerah endemis tinggi berdasarkan jumlah kelompok tidur dalam rumah dan luar rumah.

“Hasil pemantauan pasca distribusi kelambu didapati kelambu sudah digunakan untuk tidur malam namun ada kelambu hanyut atau rusak pasca bencana alam,” ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas