Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Pesta Malam Dilarang, Warga Blokade Jalinsum Muratara, Bupati Turun Tangan

Warga melakukan blokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, Senin (17/5/2021).

Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Gara-gara Pesta Malam Dilarang, Warga Blokade Jalinsum Muratara, Bupati Turun Tangan
IST/Sripoku
Warga memblokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Senin (17/5/2021) 

TRIBUNNEWS.COM - Warga melakukan blokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, Senin (17/5/2021).

Aksi itu dilakukan gara-gara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muratara melarang pesta malam.

Warga menganggap bahwa pesta malam sudah menjadi tren di masyakarat sejak dahulu.

Jalinsum yang diblokade persisnya di Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara.

"Gara-gara pesta malam tidak boleh, jalan ditutup, ayo pemerintah Muratara bagaimana solusinya," kata warga di lokasi kejadian.

Pantauan Tribunsumsel.com, warga membakar ban dan melintangkan balok kayu menutupi seluruh badan jalan.

Baca juga: Warga Geruduk Kantor Desa di Subang, Ruangan Kepala Desa di Pasang Palang Pintu, Ini Penyebabnya

Blokade Jalinsum ini sudah berlangsung sejak pukul 17.00 WIB tadi.

BERITA TERKAIT

Hingga pukul 19.30 WIB malam ini blokade jalan belum dibuka oleh warga.

Sejumlah aparat kepolisian sudah berada di lokasi kejadian untuk membujuk warga agar membuka jalan.

Sementara arus lalu lintas baik dari arah Provinsi Jambi maupun dari Kota Lubuklinggau menjadi lumpuh.

Antrian panjang kendaraan terutama roda empat dari berbagai daerah terpantau mengular.

"Inilah payahnya daerah ini, suka tutup jalan, padahal ini fasilitas umum, banyak orang mau lewat," kata Ari, sopir mobil yang antri menunggu jalan dibuka.

Pengendara lain, Yanto mengaku tak habis pikir dengan watak warga Kabupaten Muratara yang hobi memblokade Jalinsum.

"Dari dulu perasaan, saya sudah sering begini, aktivitas kami jadi terganggu," katanya yang mengaku sopir mobil angkutan barang.

Baca juga: Pria Ini sempat Sujud Minta Maaf sebelum Bunuh Mertuanya, Pelaku juga Habisi Nyawa Kakak Ipar

Diguyur Hujan, Warga Blokade Jalinsum Muratara Bubar

Warga yang memblokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) membubarkan diri sekira pukul 20.00 WIB.

Warga berlari dari Jalinsum mencari tempat berlindung karena diguyur hujan.

Puluhan mobil yang sebelumnya ditahan warga kini sudah bisa melintas.

Arus lalu lintas baik dari arah Provinsi Jambi maupun dari Kota Lubuklinggau lancar kembali.

"Alhamdulillah," teriak salah seorang sopir mobil.

Hujan Reda, Blokade Jalinsum di Muratara Lanjut Lagi, Bertambah Jadi 3 Desa

Warga memblokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Senin (17/5/2021).

Warga membakar ban dan melintangkan kayu di Jalinsum berlangsung sejak sore tadi hingga malam ini.

Awalnya warga memblokade Jalinsum di Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit.

Kemudian menyusul warga di Desa Batu Gajah Baru dan Desa Maur Baru, Kecamatan Rupit juga memblokade Jalinsum.

Blokade Jalinsum ini buntut dari kebijakan Pemkab Muratara tentang penutupan pesta malam.

"Kami tidak sepakat dengan penutupan pesta malam," ujar warga.

Mereka menginginkan pesta malam tetap diperbolehkan walaupun dengan pembatasan waktu.

"Kalau dibatasi sampai jam 12 malam kami siap, tidak masalah karena di desa kami ini ada persatuan pesta malam.

Kami yang sudah nyumbang uang di acara pesta malam itu bagaimana mengembalikannya kalau pesta malam ditutup," kata warga.

Baca juga: 15 Kampung di 4 Kecamatan di Berau Terendam Banjir, Ribuan Kepala Keluarga Terdampak

Bupati-Wabup Muratara Temui Warga Blokade Jalinsum

Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Musi Rawas Utara (Muratara), Devi Suhartoni dan Ahmad Inayatullah menemui warga yang memblokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Senin (17/5/2021) malam.

Devi Suhartoni dan Inayatullah didampingi Kapolres Muratara AKBP Eko Sumaryanto dan Dandim 0406 MLM Letkol (Inf) Erwinsyah Taufan.

Warga memblokade Jalinsum ini buntut dari kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muratara tentang penutupan pesta malam.

Kepada warga, Devi menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menyosialisasikan soal larangan pesta malam ini sejak jauh-jauh hari.

Apalagi larangan pesta malam ini sudah ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Muratara Nomor 17 Tahun 2019.

"Bapak ibu harus tahu, Perda-nya sudah ada, masalah ini sudah kami sosialisasi selama dua bulan bahwa akan ada penegakan, seluruh kades sudah kami kasih tahu, supaya tidak terjadi gejolak seperti ini," kata Devi.

Selama dua bulan sosialisasi tersebut, Devi mempersilakan warga yang ingin protes atau menyampaikan usulan solusi.

Dia membuka pintu kantor dan rumah dinasnya bagi masyarakat yang ingin berdiskusi tentang larangan pesta malam ini.

"Mau protes silakan, demonstrasi tidak masalah, itu hak demokrasi, tetapi pada ruang yang tepat, bukan dengan cara menutup jalan.

Andai bapak ibu mau ke kantor saya, terbuka lebar, rumah dinas saya terbuka, silakan datang, mari kita diskusi, jangan menutup jalan, tolong dibuka, malu kita," kata Devi.

Baca juga: Istri Merantau ke Kalimantan, Suami Malah Selingkuh dengan Janda, Warga Emosi Rusak Balai Desa

Menurut dia, Kabupaten Muratara sudah baik di mata masyarakat luar, sehingga jangan dipermalukan dengan kebiasaan lama.

"Kita kabupaten baru, bagaimana orang mau berinvestasi, bagaimana anggaran pusat mau turun kalau daerah kita seperti ini terus," kata Devi.

Wabup Muratara Inayatullah menambahkan, larangan pesta malam di merupakan sebuah misi penyelamatan moral generasi Muratara.

Itu karena dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pesta malam jauh lebih besar ketimbang dampak positifnya.

"Kita melihat selama ini pesta malam menimbulkan banyak masalah, seperti mabuk-mabukan, narkoba, perkelahian dan masih banyak lagi," ujar Inayatullah.

Dia menambahkan, pemerintah daerah mengambil kebijakan pelarangan pesta malam ini sudah dibahas secara matang bersama seluruh pemangku kepentingan.

Dia mengakui setiap kebijakan pemerintah daerah ada pro dan kontra.

Namun ditegaskannya bahwa setiap kebijakan yang dibuat selalu berdasarkan manfaat untuk kepentingan semua masyarakat Kabupaten Muratara.

"Kebijakan yang kami ambil ini adalah untuk kebaikan kita semua, jadi tolonglah bapak ibu mengerti," harapnya.

Sementara warga di lokasi blokade Jalinsum meminta kepada Bupati dan Wabup Muratara agar pesta malam tetap dibolehkan dengan pembatasan waktu.

"Kalau dibatasi sampai jam 12 malam kami siap, tidak masalah karena di desa kami ini ada persatuan pesta malam Pak.

Kami yang sudah nyumbang uang di acara pesta malam itu bagaimana mengembalikannya kalau pesta malam ditutup," kata warga.

Untuk diketahui, sembari Bupati dan Wabup Muratara berdiskusi dengan warga, kendaraan diperbolehkan melintas. (Rahmat/TS)

Berita terkait blokade jalan

Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul FAKTA-fakta Warga Blokade Jalan Gara-gara Pesta Malam Dilarang, Bupati-Kapolres-Dandim Turun Tangan

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas