Bocah SD di Makassar Diculik Lalu Ditukar dengan Tabung Gas 3 Kg, Korban Diimingi Uang Rp 5 Ribu
Bocah berinisial A (10 tahun itu) ditukar oleh si penculik dengan empat tabung gas elpiji 3 kilogram (Kg).
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Seorang bocah SD diculik pria tak dikenal di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Bocah berinisial A (10 tahun itu) ditukar oleh si penculik dengan empat tabung gas elpiji 3 kilogram (Kg).
Kejadian itu bermula saat seorang pengendara pria mendatangi warung Pangkalan Gas Elpiji 3 Kilogram milik H Ghalib (75) di Jl Pelita Raya IV, Kelurahan Balla Parang, Kecamatan Rappicini, Makassar sekitar pukul 11.00 Wita.
Pria yang belum diketahui identitasnya itu datang sembari membawa bocah berinisial A (10).
"Langsungji masuk ambil empat tabung gas. Baru dia bilang lupa bawa uang jadi dia bilang saya simpan dulu adikku," kata H Ghalib ditemui tribun-timur.com, Selasa (18/5/2021).
Baca juga: Kakak Beradik di Riau Jadi Korban Penculikan, Pelaku Ternyata Masih Tetangga Korban
H Ghalib yang sempat menaruh curiga pun mencoba menghalangi upaya pelaku untuk membawa kabur empat tabung gas yang diambil.
"Sempatji saya bilang tidak bisa pak, tapi dia langsung pergi nabawa itu tabung baru natinggal itu anak (A)," ujarnya.
Si bocah A, lanjut H Ghalib, yang tidak terima ditinggal begitu saja sempat pula menyusul pelaku. Namun, tertinggal.
Berawal dari penculikan
Sebelumnya diberitakan bocah berinisial A (10) itu diculik seorang pria pengendara motor saat tengah asik bermain tidak jauh dari rumahnya di Jl Bumi Karsa, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Makassar.
Saat asik bermain seorang diri, A tiba-tiba dihampiri seorang pengendara motor.
Pria yang belum diketahui identitasnya itu, meminta A naik ke motornya sembari memberikan uang Rp 5 ribu.
"Setelah itu dibawa ke warung kemudian anak ini disimpan, orang yang mengambil anak ini mengambil empat buah gabung gas," kata Bhabinkamtibmas Kelurahan Balla Parang Aipda Syarifuddin ditemui di sekitar lokasi.
Modusnya, pelaku penculikan anak itu berpura-pura menjadikan A sebagai anaknya.