Terjerat Utang Puluhan Juta, Guru TK Dipecat dari Sekolah dan Diancam Dibunuh Debt Collector
Guru TK dipecat dari sekolahan tempatnya mengajar karena terjerat utang. Ia juga diancam dibunuh oleh debt collector.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Kisah memilukan dialami oleh seorang guru bernama Mawar (bukan nama sebenarnya) di Malang, Jawa Timur.
Ia terjerat utang hingga puluhan juta rupiah demi membiayai kuliahnya.
Ia kemudian dipecat dari sekolah tempatnya mengajar.
Selain itu, Mawar juga mendapat ancaman pembunuhan dari debt collector.
Wali Kota Malang, Sutiaji, bersama Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri, melakukan pertemuan dengan mantan Guru TK, Mawar (bukan nama sebenarnya) di Balai Kota Malang pada Rabu (19/5/2021).
Dalam pertemuan yang berlangsung hampir satu jam tersebut, Mawar menjelaskan kronologi mengapa dirinya sampai terlilit utang hingga puluhan juta.
Awal Mawan utang ialah untuk membayar biaya semester kuliahnya. Karena dia merasa, bahwa honor yang dia dapatkan menjadi guru TK tidak cukup.
Baca juga: Mendadak Dipensiunkan, Guru di Flores Timur Diminta Kembalikan Gaji Senilai Rp 36 Juta
Demi melanjutkan kuliah S1 itu, Mawar kemudian mendapatkan tawaran dari seorang temannya agar melakukan Pinjaman Online (Pinjol).
Karena membutuhkan uang senilai Rp 2,5 juta, Mawar meminjam uang kepada sejumlah aplikasi Pinjol.
Di awal peminjaman uang tersebut, Mawar hanya bisa mendapatkan uang sekitar Rp 400 ribu - Rp 600 ribu. Akhirnya dia utang kembali kepada Pinjol lain.
Sesuai aturan yang diterapkan oleh Pinjol, dalam kurun waktu tujuh hari, Mawar harus melunasi utangnya.
Apalagi bunga yang didapatkan cukup besar, dari angka yang tertera di aplikasi tertulis Rp 1,8 juta, namun uang yang diterima senilai Rp 1,2 juta.
Dari situlah, Mawar akhirnya melakukan peminjaman ke Pinjol lain yang berbeda-beda untuk membayar tagihan sebelumnya.
"Karena saya tidak punya dana untuk membayar jadi saya pinjam lagi dan terus pinjam lagi supaya saya bisa membayar tagihan yang sudah tanggal jatuh tempo, sampai pada akhirnya menumpuk banyak antara Rp 30-40 Juta di 24 aplikasi pinjaman online yang berbeda-beda," ucapnya.