Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenazah Terpaksa Diangkut Pikap Padahal Sudah Bayar Ambulans, Keluarga di NTT Kecewa dengan RS

Cerita jenazah terpaksa diangkut dengan mobil pikap datang dari sebuah keluarga yang tinggal di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Jenazah Terpaksa Diangkut Pikap Padahal Sudah Bayar Ambulans, Keluarga di NTT Kecewa dengan RS
POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA
Jenazah Benediktus Boli Hayon saat dimuat di mobil pickup oleh keluarga. 

TRIBUNNEWS.COM - Cerita jenazah terpaksa diangkut dengan mobil pikap datang dari sebuah keluarga yang tinggal di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Padahal keluarga tersebut sudah membayar untuk jasa ambulans.

Sehingga kejadian ini membuat Keluarga almarhum Benediktus Boli Hayon kecewa teradap pihak RSUD Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Mereka merasa tidak mendapat pelayanan baik.

Jenazah Benediktus Boli Hayon terpaksa dibawa dari rumah sakit memakai mobil pikap ke Pelabuhan Larantuka selanjutnya dibawa ke Dusun Lewobele, Desa Wotan Ulumado, Pulau Adonara.

Baca juga: Mendadak Dipensiunkan, Guru di Flores Timur Diminta Kembalikan Gaji Senilai Rp 36 Juta

Anggota keluarga Benediktus Boli Hayon, Ruth Wungubelen menjelaskan, Benediktus Boli Hayon menghembuskan napas terakhir di RSUD Larantuka, Selasa (25/5) sekitar pukul 19.00 Wita.

Setelah menyelesaikan administrasi termasuk membayar jasa pelayanan ambulans, keluarga hendak mengantar jenazah Benediktus Boli Hayon ke Pelabuhan Larantuka.

Berita Rekomendasi

Sembari menunggu jenazah diurus petugas kamar jenazah, perwakilan keluarga menemui petugas yang ada di UGD untuk menyiapkan ambulans.

Petugas meminta keluarga bersabar karena masih menghubungi sopir ambulans.

Tak berselang lama, petugas tersebut menyampaikan bahwa ambulans dipakai melayani pasien Covid-19 sehingga masih disterilkan dengan menyemprot cairan disinfektan.

"Salah satu anggota keluarga kami sempat protes. Saya sendiri juga langsung minta ke UGD. Keluarga seolah menjadi pengemis memohon kepada petugas UGD, baik sebelum maupun sesudah jenazah dimandikan agar ambulans bisa ke kamar jenazah," terang Ruth di Larantuka, Kamis (27/5/2021).

Baca juga: Polisi Amankan 100 Detenator dari Tangan Nelayan Flores Timur, Ini Modusnya

Menurut Ruth, keluarga menunggu hingga pukul 23.00 Wita. Karena tidak ada kepastian ambulans sehingga keluarga mencari mobil lain.

Pihak keluarga mendapat pikap, biasa dipakai untuk menjual air minum.

"Mobil itu biasa dipakai untuk menjual air minum ke warga. Kami terpaksa turunkan drum air lalu muat peti jenazah," ujarnya.

"Saya sebelumnya menolak saran keluarga. Masa kita pakai pikap? Apalagi sudah bayar jasa ambulans. Tapi karena tunggu sampai larut malam, terpaksa kita gunakan pikap," tambah Ruth.

Berdasarkan informasi yang diterima, lanjut Ruth, RSUD Larantuka memiliki ambulans dua unit.

Namun satu dalam kondisi rusak, yang beroperasi hanya satu dan digunakan untuk melayani pasien Covid-19.

Ia menyayangkan RSUD Larantuka hanya memiliki satu ambulans.

Baca juga: Dukung NTT Bangkit, Telkom Wujudkan Aksi Peduli IndiHome untuk NTT

"Rumah Sakit Larantuka hanya memiliki satu ambulans? Lalu digunakan oleh pasien umum dan pasien Covid? Pantas saja jenazah yang ditetapkan sebagai pasien Covid selalu menjadi polemik dan dipersoalkan. Inilah nasib rakyat biasa sudah bayar ambulans sekalipun tapi tetap tidak terlayani," ujarnya kesal.

Ia berharap kejadian yang menimpa keluarganya tidak dialami keluarga pasien lainnya.

"Saya berharap kejadian ini yang pertama dan terakhir, apalagi terjadi pada keluarga yang lain khususnya dari pulau. Apalagi peristiwa kematian terjadi di malam hari."

"Direktur RSUD seharusnya sadar bahwa ketersediaan sarana yang memadai harus dikonsolidasikan agar tidak mengorbankan nakes yang menjadi ujung tombak pelayanan," tandasnya.

Direktur RSUD Larantuka, dr. Sanny enggan berkomentar kejadian tersebut.

Ia menyarankan wartawan mewawancarai KTU RSUD.

"Langsung ke KTU. Saya di ruangan Asisten 1," katanya singkat, Kamis kemarin.

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Keluarga Benediktus Boli Hayon Kecewa Bawa Jenazah Pakai Pikap

(Pos-Kupang.com/Kanis Jehola)

Berita lainnya seputar Kabupaten Flores Timur.

Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas