Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesepeda Liontin Evangelina Sudah Akrab dengan Rasa Sakit (2-Habis)

Sebagai atlet balap sepeda, Liontin Evangelina sudah terbiasa jatuh, mulai dari kaki tertusuk gir sepeda sampai wajah babak belur. Itu sudah biasa.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Pesepeda Liontin Evangelina Sudah Akrab dengan Rasa Sakit (2-Habis)
dok pribadi
Liontin Evangelina 

Karena sampai sekarang masih ada tujuan yang belum saya capai, seperti saya belum pernah ikut SEA Games. Sebetulnya waktu 2017 lalu dapat undangan di Swiss dan bela Timnas di SEA Games, tapi saya pilih ke Swiss dulu. Begitupun dengan olimpiade saya ingin meraih medali juga di sana, jadi hal itu yang merawat ambisi saya untuk tetap di olahraga sepeda.

Momen paling diingat hingga saat ini ketika di olahraga balap sepeda?

Waktu menang bawa nama Indonesia di Bahrain, waktu itu Kejuaraan Asia 2017, karena itu pertama kalinya. Rasanya sangat menyenangkan, dan dari sana saya lebih bersemangat. Dan sedihnya itu ketika menjalani prosesnya, ketika berlatih. Apalagi kalau perempuan, kita pulang gowes itu di bagian selangkangan terasa sakit, bisa sampai nangis kalau pas lagi mandi.

Belum nahan sakitnya, panas juga di jalanan, cuma kalau pas lagi haid hari pertama, saya tidak ikut latihan. Kalau semisal pas kejuaraan beda lagi, saya tetap lanjut kejuaraan, tahan rasa sakitnya.

Bagaimana tanggapan soal foto viral kemarin, kawan-kawan pesepeda di Jakarta yang mendapat acungan jari tengah dari seorang pemotor?

Nah, saya sempat juga gowes di Jakarta cukup lama sekitar dua bulanan. Jadi saya tahu kalau orang Jakarta gowes itu mulai dari jam 5 pagi sampai sebelum jam 7, lalu bubar. Menurut saya pribadi waktu pagi itu kondisi jalan belum macet, masih lengang, di sana juga tersedia empat jalur, seharusnya mereka juga bisa berbagi jalur dengan pengguna jalan lainnya.

Lagian di Jakarta itu kalau pagi pesepeda bisa di kecepatan 40-50 kilometer per jam, sudah setara dengan motor. Tapi, banyak juga pesepeda yang main di kecepatan 30 kilometer per jam ikut ke tengah. Ya, kalau saya untuk pesepeda yang menggunakan kecepatan yang rendah mending di pinggir saja, beda kalau kecepatan tinggi.

Berita Rekomendasi

Waktu di foto itu ada juga teman saya yang kena hujatan, saya ikut bantuin komen. Saya jelaskan toh, waktu itu keadaan jalan masih lengang, dan mereka bersepeda tidak sampai siang dan tidak mengganggu banyak kendaraan lalu lalang.

Cuma kebanyakan mereka yang komen itu bukan orang sana, jadi tidak tahu duduk perkaranya. Saya juga jelaskan kalau pesepeda itu berjajar rapi, bukan yang menyebar sampai menutupi semua jalur.

Ya, saya tidak memungkiri kalau pesepeda yang menggunakan speed rendah ke tengah sampai ganggu jalannya kendaraan bermotor, itu mengganggu juga. Imbasnya sampai waktu kemarin saya latihan di Jalan Palagan, Wates, kita memang tidak makan jalan lebih lebar, cuma karena sensi masalah yang di Jakarta itu kita kadang ada yang mepet-mepet. (tsf)

Baca juga: Pebalap Liontin Evangelina Tahan Banting Diejek Warganet (1)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas