Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasca-ricuh Warga Berebut KTP, Pemkot Surabaya Perketat Penyekatan di Jembatan Suramadu

Pemerintah Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur akan melakukan penguatan penyekatan Jembatan Suramadu di sisi Bangkalan pasca terjadi kericuhan

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Pasca-ricuh Warga Berebut KTP, Pemkot Surabaya Perketat Penyekatan di Jembatan Suramadu
Istimewa
Kericuhan Warga Berebut KTP di Pos Penyeketan Suramadu 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur akan melakukan penguatan penyekatan Jembatan Suramadu di sisi Bangkalan.

Penguatan ini dilakukan dengan ditambahnya personil penjagaan, mengingat pada Jumat, (18/6/2021) dini hari, telah terjadi kericuhan di pos penyekatan Suramadu sisi Surabaya.

Dikutip dari Surya.co.id, Jumat, (18/6/2021), hal tersebut diungkap langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Surabaya, Irvan Widyanto.

Irvan mengatakan, pihak pemerintah kota akan berupaya menambah jumlah personil untuk melakukan penguatan penyekatan Jembatan Suramadu di sisi Bangkalan.

"(Pemkot memutuskan) termasuk juga penambahan personil agar tidak terjadi kericuhan," kara Irvan.

Baca juga: Viral Pria Marah-marah dan Adu Mulut Karena Tak Mau Di-swab di Gerbang Suramadu

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Bangkalan: Data Corona Terkini hingga Penyekatan di Jembatan Suramadu

Untuk diketahui, kebijakan ini merupakan hasil rapat koordinasi dan evaluasi secara menyeluruh pada pelaksanaan tracing  yang berdampak kericuhan dini hari tadi.

Dikatakan Irvan, selain jumlah volume warga yang melintas cukup banyak, penumpukan ini terjadi karena penyekatan di Kabupaten Bangkalan, Madura belum dimulai.

Berita Rekomendasi

Tak hanya itu, penumpukan ini terjadi juga karena para warga sengaja mengambil waktu luang para penjaga di pos penyekatan.

"Ya, karena mereka (warga yang menumpuk) rata-rata terburu-buru berangkat kerja dan mereka memang sengaja mengambil jam luang."

"Apalagi Bangkalan juga belum mulai penyekatan, sehingga numpuk disini," ujar Irvan.

Menanggapi kericuhan dini hari tadi, Irvan mengabarkan meski ricuh, warga tidak melakukan aksi anarkis kepada petugas pos penyekatan.

Menurut informasi dari Irvan, kericuhan ini terjadi lantaran para warga tidak sabar ingin cepat dilayani oleh petugas.

Baca juga: VIRAL Video Warga Minta Hasil Tes Swab Milik Petugas Penyekatan di Suramadu, Ini Kata Polda Jatim

Beberapa warga ada yang protes lantaran lambatnya penanganan tes swab antigen.

Mengingat pada jam-jam tersebut, jumlah tenaga kesehatan minim karena pergantian shift.

"Kalau yang bertaburan itu KTP yang sedang didata. Alhamdulillah tidak anarkis kepada petugas."

"Mereka cuma protes karena waktu itu nakes masih minim pergantian shift, masyarakat (juga) terburu buru, sehingga memicu kericuhan," jelas Irvan.

Beruntung, kericuhan itu masih dapat dikendalikan oleh aparat keamanan dan para nakes yang sedang berjaga di posko penyekatan.

Imbauan Kapolres Tanjung Perak

Pasca terjadinya kericuhan penyekatan di Jembatan Suramadu sisi Surabaya dini hari tadi, volume kendaraan yang datang dari Bangkalan, Madura, Jumat (18/6/2021) siang, kembali normal.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Ganis Setyaningrum, menuturkan, penyekatan di Suramadu sebelumnya berjalan seperti biasanya.

Namun pagi ini, volume kendaraan pada pukul 02.00 WIB meningkat khususnya kendaraan roda 2.

Baca juga: Tekan Laju Penularan Covid-19, Organisasi Profesi Dokter Rekomendasikan PPKM Serentak dan Menyeluruh

Lantas, pada pukul 03.00 WIB, jumlah volume kendaraan meningkat lagi.

"Kemudian 03.00 WIB lebih banyak lagi volumenya," terang Ganis.

Ganis mengabarkan, tidak ada korban jiwa maupun kerugian material dalam insiden ini.

Hanya saja, beberapa masyarakat tidak sempat mengikuti swab karena pintu penyekatan jebol.

"Dampak tidak ada kerugian material maupun kerugian jiwa."

"Tapi mungkin ada beberapa masyarakat tidak sempat mengikuti swab, sehingga kami tidak menjamin dia sehat atau tidak," ujar Ganis.

Oleh karena itu, Ganis meminta seluruh masyarakat harus waspada, mengingat penularan virus Covid-19 kian meningkat karena ada varian baru.

Untuk itu, kedepan, Ganis meminta kepada masyarakat untuk tetap mengikuti prosedur yang ada di pos penyekatan di Suramadu.

Baca juga: Ketua MPR Minta 10 Pemda Berlakukan Kembali PPKM Karena Mendekati Zona Merah Covid-19

"Kami berharap semua masyarakat harus waspada, apalagi dengan kasus positif yang semakin bertambah, varian baru ada."

"Kami berharap masyarakat kooperatif mengikuti prosedur yang ada di pos penyekatan dan tetap bersabar," ucap Ganis.

Terkait penindakan secara hukum, Ganis menambahkan, pihaknya sedang menindak lanjuti.

"Kami masih mintai keterangan dulu. Masih kami tindak lanjuti sambil menunggu perintah pimpinan," tuturnya.

Dikutip dari TribunSolo.com, Jumat (18/6/2021), hingga saat ini, belum ada satu orang pun yang diamankan dalam kericuhan yang terjadi di pos penyekatan Suramadu tersebut.

Meski demikian, pihak kepolisian akan memeriksa saksi - saksi terkait kejadian tersebut.

Tidak hanya itu, para petugas akan melakukan evaluasi untuk mengantisipasi hal tersebut terulang kembali.

Kericuhan di Pos Peneyekatan Suramadu, Jumat 18 Juni 2021

Sejumlah potongan video kericuhan pos penyekatan Suramadu sisi Surabaya beredar luas dimedia sosial Jumat (18/6/2021) pagi.

Dalam video yang diterima Tribunnews.com, terlihat suasana ricuh pos penyekatan Suramadu sisi Surabaya Jumat pagi.

Puluhan warga terlihat mengantre sambil berteriak meminta KTP kepada petugas administrasi penyekatan.

Beberapa saat kemudian warga pun memaksakan diri untuk mengambil KTP di meja administrasi.

Keadaan ini memicu desakan antar warga satu dengan lainnya, hingga kericuhan terjadi.

Terlihat pula TNI dan Satpol PP sedang mengamankan suasana dengan meminta mundur kerumunan warga dari meja administrasi.

Dalam potongan video lain, terlihat banyak kertas-kertas berserakan di jalan.

Diduga, kertas-kertas yang berhamburan itu merupakan dokumen-dokumen milik nakes.

Tidak hanya itu, meja dan kursi-kursi lipat juga terlihat berantakan.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(Surya.co.id/Firman Rachmanudin)(TribunSolo/Agil Tri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas