Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dalang Kondang Ki Manteb Sudharsono Meninggal Dunia Karena Covid-19

perwayangan negeri ini kehilangan seorang dalang kebanggannya, Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia, Jumat

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dalang Kondang Ki Manteb Sudharsono Meninggal Dunia Karena Covid-19
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi: Pesiden Joko Widodo (kiri) menyerahkan tokoh pewayangan Kresna kepada dalang Ki Manteb Soedharsono (tengah) saat acara Pagelaran Wayang Kulit di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2019). Pagelaran wayang ini bertema 'Kresna Jumeneng Ratu'. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Aksi yang terekam dalam video berurasi 13 detik menggambarkan detik-detik pria tersebut secara membabi buta menghancurkan alat-alanya di depan rumah.

Sembari mengayunkan palu berukuran sekitar satu meteran itu, dia sembari mengumbarkan kekesalannya karena pandemi.

"Setahun wis ora olih pentas, gamelan didol ora payu, didol rosok wae, sopo seng arep tuku..sopo seng arep tuku (setahun tidak bisa pentas, gamelan dijual tidak laku, dijual rosok saja)," katanya sembari meluapkan kekesalannya.

Usut punya usut, dia adalah pelaku seni pewayangan Ki Dalang Gondho Wartoyo.

Pria 40 tahun warga Dukuh Bulu RT 004 RW 003, Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali.

Lantas kenapa Dalang Wartoyo melakukan itu?

Ya, Wartoyo sudah puluhan tahun di dunia pewayangan itu mengaku sengaja menghancurkan alat-alatnya karena protes kepada pemerintah.

Berita Rekomendasi

Mengingat selama setahun terdampak pandemi Covid-19, tetapi tak ada penyelesaian.

"Izin pentas sudah satu tahun tidak ada," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (3/4/2021).

Bahkan secara blak-blakan dirinya mengungguh video singkat di media sosial pribadinya.

"Sengaja saya lakukan agar bisa didengar oleh pemerintah, dengan menghancurkan gamelan dan beberapa alat pertunjukan," ujarnya.

Ki Wartoyo menceritakan betapa terpuruknya pelaku seni di masa pandemi, karena sama sekali tidak mendapatkan penghidupan akibat tak ada pentas.

“Ya pokonya gara-gara pandemi saya bersama pelaku seni lain merasa frustasi, tidak bisa menampilkan pertunjukan seni, wayangan, dan aktifitas seni lain,” ujarnya.

“Maka dari pada itu saya melakukan protes namun tidak anarkis, hanya dengan memukul gong dan gamelan,” paparnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas