Masyarakat Bolaang Mongondow Selatan Panik Saat Gempa M5,9 Terjadi Jumat Malam
BPBD setempat melaporkan gempa di Bolaang Mongondow Selatan tidak memicu terjadinya tsunami.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan panik hingga keluar rumah saat gempa dengan magnitudo 5,9 terjadi, Jumat (9/7/2021) malam.
BPBD setempat melaporkan gempa tidak memicu terjadinya tsunami.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow menginformasikan warga Kecamatan Bolaanguki, Kabupaten Bolaang Mongodow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, merasakan guncangan sedang dengan durasi 3 hingga 5 detik.
Pascakejadian BPBD setempat segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan situasi lapangan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan parameter gempa M5,9 berpusat 52 km barat daya Kecamatan Bolaang Uki, Bolaang Mongondwo Selatan dengan kedalaman 106 km. Titik pusat gempa berada di laut.
Baca juga: Penyaluran Banpres Produktif Usaha Mikro di Bolaang Mongondow Timur Libatkan Pemda
Koordinator Bidang Mitigasi Tsunami dan Gempa Bumi BMKG Dr. Daryono menyebutkan bahwa guncangan dirasakan di Gorontalo, Kotamobagu, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Pohuwato dan Bone Bolango III - IV MMI, Luwuk III MMI, Taliabu II – III MMI, serta Manado dan Tibawa II MMI.
Baca juga: BNPB: Gempa M5,2 Picu Guncangan Lemah Sekitar Sumba Tengah
Modified Mercalli Intensity atau MMI merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Menurut BMKG, IV MMI menggambarkan guncangan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Sedangkan III MMI menggambarkan getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Skala II MMI mendeskripsikan getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Menyikapi fenomena gempa, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga.
Hingga saat ini, belum ada teknologi yang mampu memprediksi terjadinya gempa.
BNPB juga mengimbau masyarakat menyiapkan rencana kesiapsiagaan keluarga untuk mengantisipasi dampak buruk yang dipicu oleh gempa bumi.
Korban jiwa terjadi bukan disebabkan gempa tetapi reruntuhan bangunan atau pun material longsor yang dipicu oleh fenomena gempanya.