Ibu Hamil Positif Covid-19, Berkali-kali Ditolak RS Jelang Bersalin, Perjuangannya Berakhir Bahagia
Beberapa rumah sakit menolak melayani Agustin yang hendak melahirkan itu. Alasannya, tidak melayani pasien covid-19.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Agustin Damayanti, perempuan asal Dusun Tomang Mate, Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, hamil tua.
Ibu hamil itu hendak melahirkan bayinya. Namun, detik-detik jelang bersalin malah dibuat kebingungan.
Sebab, ia kesulitan mencari rumah sakit yang membantu persalinannya.
Beberapa kali ia mendapat penolakan. Sebab, hasil tes menunjukkan Agustin positif covid-19.
Susah payah, Agustin berangkat dari rumahnya pada Senin (5/7/2021), sekitar pukul 08.00 WIB, menuju salah satu klinik di Kabupaten Pamekasan.
Baca juga: Berupaya Dapat Perawatan, Tapi Rumah Sakit Penuh, Warga Positif Covid-19 Meninggal di Mobil
Ia berencana melahirkan di sana. Air ketubannya kala itu sudah pecah.
Namun, ada kondisi yang membuat pihak klinik menyarankannya melakukan operasi. Menyelamatkan ibu dan bayi jadi alasan pihak klinik.
Agustin kemudian dibawa ke rumah sakit swasta Kusuma Hospital di Jalan Bonorogo, Pamekasan.
Sebelum menjalani operasi, istri Achmad Hidayatullah ini dites swab antigen oleh perawat rumah sakit.
Hasilnya mengejutkan. Agustin positif terpapar Covid-19.
Dokter bedah RS Kusuma enggan menangani operasi persalinan Agustin.
Pasalnya, di rumah sakit tersebut tidak melayani pasien Covid-19 dan tidak ada ruang isolasi pasien Covid-19.
Keluarga Agustin kebingungan. Mereka benar-benar panik. Sebab, Agustin terus-menerus mengerang menahan kesakitan.
Pihak rumah sakit menyarankan kepada kerabat Agustin bernama Naora agar berkoordinasi dengan bidan desa yang menangani kehamilan Agustin.
Bidan tersebut kemudian datang ke RS Kusuma dan menyarankan agar Agustin dirujuk ke rumah sakit swasta lainnya.
Agustin kemudian dibawa ke RS Larasati Pamekasan.
Baca juga: Dipaksa Mabuk, Gadis 14 Tahun Tak Sadar hingga Diperkosa, Pelaku Campakkan Korban di Jalan
Sebelum ditangani dokter, Agustin dites swab antigen lagi. Hasilnya positif Covid-19.
Pihak RS kemudian menolak untuk melayani Agustin, karena tidak ada layanan bagi pasien Covid-19.
Pihak RS menawarkan rujukan ke rumah sakit rujukan Covid-19, yakni RS Moh Noer Pamekasan dan RS Smart Pamekasan.
Bersama-sama dengan bidan, Agustin kemudian dibawa ke RS Moh Noer.
Namun, lagi-lagi ditolak karena ruang isolasi pasien Covid-19 sudah penuh.
Agustin akhirnya dibawa ke RS Smart Pamekasan.
Namun, sekali lagi Agustin ditolak, karena di rumah sakit pelat merah itu sudah tidak bisa melayani pasien akibat sudah penuh atau overload.
"Sampai 8 jam kami mencari rumah sakit untuk menyelamatkan Agustin dan bayinya, tetap tidak ada rumah sakit yang mau menerima," kata Naora saat dihubungi, Jumat (9/7/2021).
Hidayat, suami Agustin, kemudian meminta bantuan kepada kerabatnya yang menjadi aparat di Desa Pamaroh, Kecamatan Kadur.
Oleh kerabatnya itu, mereka diajak untuk datang ke RS Nindhita Sampang.
Sebelumnya, kerabat Agustin itu berhasil menghubungi Bupati Sampang Slamet Junaidi dan disetujui dioperasi di rumah sakit itu.
Keluarga Agustin akhirnya setuju dibawa ke Sampang.
Humas RS Nindhita Zaini mengakui bahwa mereka mendapat kontak dari Bupati Sampang.
Agustin kemudian langsung dioperasi, karena memang sudah darurat untuk segera dilakukan persalinan.
"Kami buat perjanjian dulu dengan keluarga pasien agar mereka mematuhi protokol kesehatan. Semua keluarga pasien, perawat dan dokter menggunakan alat pelindung diri. Karena ini sudah darurat dan karena perintah Bupati, maka kami kerjakan," kata Zaini.
Agustin dan bayinya akhirnya selamat. Bahkan keduanya sudah pulang ke rumahnya.
Zaini sudah mewanti-wanti agar Agustin menjalani isolasi mandiri di rumahnya dan dipisahkan dari bayinya dan keluarga yang lain untuk mencegah penularan virus.
"Ini kami lakukan karena sudah menyangkut nyawa manusia untuk diselamatkan. Jadi meskipun berat dan penuh risiko, tetap kami lakukan. Kami semangat karena dukungan dari Pak Bupati," kata Zaini.
Sementara itu, Naora mengatakan, perjuangan yang dilalui Agustin cukup berat.
Bahkan, berisiko karena sudah terlalu lama menunggu persalinan.
"Sungguh perjuangan yang berat bagi Agustin dan kami. Kami mencari rumah sakit sejak pukul 08.00 pagi dan baru selesai menjalani operasi pada pukul 21.00 WIB di Kabupaten Sampang," kata Naora.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Akhir Kisah Agustin Ibu Hamil yang Ditolak Melahirkan di Beberapa RS Karena Positif Covid-19