Peti Jenazah di Jayapura Makin Sulit Didapat karena Lonjakan Kasus Kematian Pasien Covid-19
Kasus Covid-19 terkonfirmasi positif di Kota Jayapura sebesar 10.822 orang, sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 213 orang.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terus bertambahnya kasus kematian pasien akibat Covid-19 di Kota Jayapura, Papua, membuat petugas kesehatan kewalahan memakamkan korban karena persediaan peti jenazah yang terbatas.
Kasus Covid-19 terkonfirmasi positif di Kota Jayapura mencapai 10.822 orang, sedangkan pasien yang meninggal dunia sebanyak 213 orang.
Kasus meninggal akibat Covid-19 terjadi di Distrik Jayapura Utara mencapai 46 kejadian, Distrik Jayapura Selatan sebanyak 45 orang, Distrik Heram sebanyak 45 orang, Distrik Abepura sebanyak 71 orang, dan Distrik Muara Tami sebanyak 6 orang.
Data-data tersebut mengacu pada informasi dari Gugus Tugas Covid-19 Kota Jayapura per Sabtu (24/7/2021) pukul 19.00 WIT.
Baca juga: Luhut: Lonjakan Kematian Penderita Covid-19 Lantaran Banyak yang Komorbid dan Belum Divaksin
Dengan jumlah kematian tersebut membuat stok peti jenazah standar di beberapa tempat mengalami kekosongan stok.
Melihat hal itu, para petugas pemakaman jenazah Covid-19 pun menggunakan peti jenazah darurat untuk tempat meletakan jenazah.
Baca juga: Sebaran 1.266 Kasus Kematian Corona 25 Juli 2021: Jawa Timur Sumbang Angka Tertinggi
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano, mengatakan kondisi Kota Jayapura sudah memprihatinkan dengan jumlah kasus kematian yang meningkat.
"Yang meninggal bisa satu hari 10 orang," kata BTM sapaan akrabnya, Minggu (25/7/2021) di Jayapura.
Baca juga: Sang Manager Ungkap Kronologi Meninggalnya Ibunda Amanda Manopo karena Covid-19
Dirinya pun menyadari bahwa ketersediaan peti jenazah standar di Kota Jayapura telah kosong alias tak ada stok.
"Peti standar kan sudah siap, tinggal diambil. Namun ketika di cek ternyata sudah habis," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya dengan terpaksa menggunakan peti jenazah standar karena jenazah Covid-19 tak bisa di tahan satu hingga dua hari.
"Jenazah Covid-19 sudah harus di makamkan. Makanya kami terpaksa menggunakan petiu jenazah darurat," pungkasnya.
Sebelumnya, Karyawan Toko Gracia Forist, Christian Jeremia (22), menjelaskan stok yang mereka miliki semakin menipis selama seminggu terakhir.
Sementara untuk pembuatannya, harus menunggu ketersediaan bahan.
"Untuk Standar Rp 2,5 juta, Semi Mewah Rp 10 juta dan Mewah Rp 25 juta," jelas pria yang berdomisili di kawasan Entrop, dekat Gapura Wali Kota Jayapura.
Tidak hanya ukuran dan bentuk yang berbeda, namun lapisan dalam dan luar dibuat dengan beragam fariasi. Untuk peti mati standar, tidak memiliki pernak-pernik di bagian dalam dan tanpa kaca.
Sedangkan untuk peti semi mewah, diberikan kaca dan menggunakan spon. Namun tidak memiliki hiasa di dalam peti.
Sementara mewah, peti dibuat dilapisi kaca pada setiap sisinya dan memiliki spon tempat tidur serta hiasan bunga di dalamnya.
"Desainnya memang beda-beda, namun kalau soal harga kami tidak pernah naik. Baik sebelum atau pun sesudah pandemi," katanya pada saat diwawancarai di sela-sela pekerjaannya.
Artikel ini tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Kehabisan Stok Peti Jenazah Standar, Satgas Covid-19 Jayapura Gunakan Peti Darurat