Ridwan Kamil: Jawa Barat Bebas Zona Merah Covid-19 per 18 Agustus 2021
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengumumkan Jawa Barat sudah bebas zona merah Covid-19 per 18 Agustus 2021.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengumumkan Jawa Barat (Jabar) kini telah bebas dari zona merah Covid-19 sejak Rabu (18/8/2021).
Ridwan Kamil mengatakan, seluruh wilayah yang memiliki risiko tinggi di Jabar sudah turun menjadi risiko sedang.
Menurutnya, bebasnya Jabar dari zona merah ini berkat kerja keras dan doa dari semua pihak.
"Kita sudah tidak ada lagi zona merah per minggu ini, seluruh wilayah di Jawa Barat risiko tinggi sudah turun ke risiko sedang."
"Itu berkat kerja keras semua pihak dan juga doa semua pihak," kata Ridwan Kamil, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (20/8/2021).
Baca juga: Ridwan Kamil Ungkap Mendapat Curhat dari Pasien Covid-19, Minta Diberi Konsultasi Urusan Psikis
Baca juga: Randy Permana Bangga Berkesempatan Ikut Aksi Sosial Bareng Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Lebih lanjut, ia mengungkapkan mayoritas pasien Covid-19 di Jabar tidak dirawat di rumah sakit, tapi dirawat di rumah masing-masing.
Terkait hal itu, Ridwan Kamil berujar akan menyelesaikan permasalahan bagi pasien yang terpapar Covid-19 di rumah.
"Mayoritas pasien Covid-19 di Jawa Barat itu bukan di rumah sakit, tapi di rumah-rumah."
"Oleh karena itu perhatian kita akan menyelesaikan permasalahan mereka yang tepapar di rumah-rumah," terang pria yang kerap disapa Kang Emil ini.
Terdapat dua keluhan warga yang Ridwan Kamil terima terkait perawatan pasien Covid-19 di rumah.
Pertama, yakni permintaan untuk diberikan fasilitas konsultasi dokter secara mudah, serta permintaan obat, vitamin, dan suplemen gratis.
Tak hanya itu, mayoritas pasien Covid-19 di Jabar juga tak hanya membutuhkan konsultasi secara klinis, tapi juga ingin diberikan bantuan konsultasi psikis juga.
"Dari curhatan mereka ada dua, meminta konsultasi dokter dengan mudah, maka kita hadirkan telemedicine."
"Sudah 50 ribu pertanyaan yang kita jawab 100 persen oleh 13 dokter. Dan mereka meminta obat gratis, vitamin, dan suplemen."
"Dalam konteks inilah kami mencatat ada puluhan ribu yang meminta, yang kami kelola ada 20 ribu sehingga kami sudah kirimkan."
Baca juga: Sebaran 20.004 Kasus Corona 20 Agustus 2021: Jabar Tertinggi, Sumut Masuk 3 Besar
Baca juga: Ngaku Dari Kejadi Jabar Untuk Urus Ganti Rugi Lahan di Sumedang, Dua Orang Ini Dicokok Jaksa
"Dimana kami juga mendapati ada satu fenomena ada pasien-pasien tidak hanya urusan klinisnya yang ingin dibantu, tapi psikisnya juga," imbuhnya.
Perang Melawan Covid-19 Belum Berakhir, Masih Banyak Pekerjaan
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Ridwan Kamil berpesan bahwa momentum peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan Indonesia harus dijadikan sebagai ajang refleksi dan mengilhami arti perjuangan dari para pahlawan kemerdekaan yang diimplementasikan pada situasi dan kondisi saat ini.
Dimana 76 tahun lalu, para pahlawan berjuang mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Indonesia kepada para penjajah, maka hari ini bangsa Indonesia semakin dekat untuk dapat mendeklarasikan kemerdekaan dari pandemi Covid-19.
"Meski demikian, hal tersebut tidak berarti bahwa perang melawan Covid-19 telah berakhir, tapi masih banyak pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan."
"Namun makna dari deklarasi ini adalah panggilan untuk bertindak, bukan untuk berpuas diri, atau mengklaim kemenangan," ujarnya saat membacakan pidato dalam kegiatan upacara peringatan kemerdekaan HUT ke-76 RI di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (17/8/2021).
Selain itu, menurutnya, jika pada zaman revolusi kemerdekaan terdapat semboyan senasib dan sepenanggungan, maka pada masa pandemi Covid-19 ini, perasaan tersebut serta kekuatan keilmuan harus melekat dalam diri anak bangsa.
"Perasaan senasib dan sepenanggungan harus terus ada dalam diri anak bangsa, guna mengubah perasaan kesedihan dan keputusasaan, menjadi semangat pantang menyerah dan bergotong royong dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 ini," ucapnya.
Terlebih, pandemi Covid-19 telah melahirkan era disrupsi yang menuntut respons dan inovasi yang cepat dari seluruh lini kehidupan masyarakat.
Disrupsi pandemi Covid-19 pun telah menuntut semua pihak untuk berani berubah, beradaptasi, dan memanfaatkan semua peluang, untuk melahirkan peradaban dan cara-cara baru dalam menghadapi kehidupan mendatang.
Baca juga: Gubernur Jabar: Perang Melawan Covid-19 Belum Berakhir, Masih Banyak Pekerjaan
Baca juga: Temuan Beras Bansos Diduga Busuk, Tim Saber Pungli Jabar Selidiki Salah Satu Agen Pemasok di KBB
Oleh karena itu, dalam upaya mengendalikan pandemi covid-19, selama ini Provinsi Jawa Barat selalu mengedepankan konsep kolaborasi pentahelix dan pendekatan inovasi untuk meningkatkan kapasitas di seluruh lini kehidupan masyarakat.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Cipta Permana)