Acapkali Diremehkan, Orie dan Teman-teman Berhasil Bangun Desa Binaan Hingga Kembangkan Ekowisata
Melihat permasalahan sampah yang mencemari lingkungan, terlebih ekosistem sungai di Bangka Belitung, menggerakkan hati Orie Fachrido Hermawan
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Di Indonesia, sampah masih menjadi suatu permasalahan lingkungan serius yang terus diperangi hingga saat ini. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun 2020.
Permasalahan sampah ini menjadi suatu tantangan tersendiri yang harus diselesaikan, karena selain kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah yang cenderung masih rendah, tak sedikit pula yang masih meremehkan mengenai pengelolaan dan pembuangan sampah.
Melihat permasalahan sampah yang mencemari lingkungan, terlebih ekosistem sungai di Bangka Belitung, menggerakkan hati seorang pemuda asal Desa Tempilang, Orie Fachrido Hermawan. Pria ini pun merealisasikannya dengan membangun Komunitas Recycling Generation.
Mengajak teman-teman sebayanya untuk sama-sama peduli akan lingkungan, Orie membawa komunitasnya untuk bekerja sama mengatasi persoalan sampah yang ada dilingkungan sekitarnya.
Orie mengungkapkan, menjalani komunitas peduli lingkungan bukanlah suatu hal yang mudah. Kegiatan yang dilakukannya bersama teman-teman ini pun acapkali tak dihiraukan oleh masyarakat. Mengubah kebiasaan masyarakat terkait sampah memang menjadi suatu tantangan tersendiri.
“Ada ketika kami melaksanakan kegiatan membersihkan Sungai Rangkui, Taman Mandara Pangkalpinang dan pembuatan tempat sampah dari barang bekas, pembersihan di area sungai dan tempat sampah hasil buatan kami berikan ke warung yang berjualan sosis. Tapi yang buat miris penjual di warung itu seperti tidak mengerti tujuan teman-teman memberikan tempat sampah,” kisah Orie dikutip dari Bangkapos.com.
Miliki desa binaan dan kembangkan ekowisata
Meskipun sempat tak dihiraukan masyarakat, Orie bersama teman-temannya tetap bertekad bekerja sama menjaga kelestarian lingkungan dan menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Bahkan, ia pun berharap melalui kegiatan yang dilakukannya turut bisa memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat sekitar.
Untuk itu, selain membangun komunitas peduli lingkungan, sebagai bentuk kerja nyata bersama teman-temannya, pemuda yang masih berusia 22 tahun ini membuat Desa Penyampak, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, sebagai desa binaan Komunitas Recycling Generation.
Melalui Desa Penyampak sebagai desa binaan, Orie bersama Komunitas Recycling Generation berupaya agar bisa menjaga kelestarian Sungai Pengalen, dan mengembangkan sumber daya lokal yang dimiliki dengan mengarahkannya pada pengembangan desa berkonsep ekowisata, serta pemberdayaan masyarakat lokal.
"Kami ingin menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan mendorong program konservasi sungai. Karena keterlibatan masyarakat lokal merupakan kunci utama dalam pembangunan Ekowisata Sungai Pengalen yang lagi kita kembangkan saat ini. Kita berupaya menjaga sungai karena keanekaragaman hayati masih alami," ujar Orie.
Menurut Orie, Desa Penyampak menjadi wilayah yang potensial untuk dikembangkan sebagai objek dan daya tarik ekowisata yang digagasnya bersama teman-teman komunitas, karena memiliki banyak potensi yang bisa menjadi sumber kehidupan masyarakat.
Ia pun terus melakukan pendampingan kepada masyarakat setempat agar mereka memahami pentingnya prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan untuk diterapkan di desa binaan.
Jadi, tak hanya untuk pemberdayaan masyarakat setempat, Orie berharap pembinaan yang dilakukannya bersama teman-teman komunitas dapat turut memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, terutama sungai dan hutan bakau di lingkungan sekitar.
"Kami ingin sekaligus melestarikan alam dari semua hasil bumi yang ada dapat dinikmati dan dikembangkan secara maksimal,” tutup Orie.