Pencarian Korban Terbakarnya KM Hentri Terkendala Cuaca Buruk
Cuaca ekstrem di Perairan Kepulauan Tanimbar berupa hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi menjadi hambatan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencarian hari ke-3 kapal motor penangkap cumi, KM Hentri yang terbakar di perairan Kepulauan Tanimbar, Maluku, terkendala cuaca buruk.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Badan SAR Nasional (Basarnas) Ambon, Mustari menerangkan, pencarian dimulai sekira pukul 08.10 WIT.
"Basarnas Ambon mengerahkan Tim Rescue Unit Siaga SAR Dobo beserta Unsur Potensi SAR dengan menggunakan Kapal KP 3002 Teluk Ambon milik Polairud Polda Maluku menuju LKK guna melaksanakan Ops SAR," ucap Mustari saat dihubungi Jumat (10/9/2021).
Sementara itu, kata Mustari, Pos SAR Tual terus berkoordinasi dengan Dandim 1503 Maluku Tenggara dan Wakapolres Maluku Tenggara untuk melibatkan Unsur Potensi SAR yang ada di Pulau Tanimbar.
Di antaranya melibatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas dalam pengarahan masyarakat setempat untuk pelaksanaan Operasi SAR bila memungkinkan cuaca membaik.
"Dikarenakan sampai saat ini wilayah Perairan Maluku Tenggara terpantau warning sampai beberapa hari kedepan," tuturnya.
Mustari mengatakan, cuaca ekstrem di Perairan Kepulauan Tanimbar berupa hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi menjadi hambatan yang dialami saat pencarian hari ke-2 pada Kamis (9/9/2021).
Tim penyelamat, kata dia, hanya bisa melakukan pencarian di pulau-pulau kecil dekat terbakarnya KM Hentri. Proses pencarian 25 ABK pada hari ke-2 belum membuahkan hasil.
Baca juga: KM Hentri Terbakar, Lima ABK yang Selamat dalam Kondisi Sehat, Evakuasi Terkendala Cuaca
"Dan hari ini kita akan melakukan pencarian lagi," tutur Mustari.
Sebelumnya, KM Hentri berlayar dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta pada 15 Agustus 2021 dengan tujuan Merauke, Papua.
Namun setiba di perairan Kepulauan Tanimbar, pada Jumat (3/9/2021) kapal dihantam ombak setinggi tiga meter.
Dan seketika muncul kobaran api dan asap hitam tebal dari dalam kapal.
Atas kejadian tersebut 2 orang ABK dinyatakan meninggal dunia, 5 ABK dinyatakan selamat, dan 25 lainnya masih dalam pencarian.