Viral Santri Tutup Telinga Saat Dengar Musik, Pimpinan Ponpes Tahfidz Jelaskan Tujuannya
Dalam video itu, para santri kompak menunduk dan menutup telinga dengan tangan mereka.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU - Video yang memperlihatkan para santri menutup telinga karena diputarnya musik saat vaksinasi Covid-19 viral di media sosial.
Dalam video itu, para santri kompak menunduk dan menutup telinga dengan tangan mereka.
Belum diketahui dimana lokasi itu terjadi.
Hanya saja, beberapa orang menyebut santri tersebut diajari untuk radikal sehingga tidak suka musik.
Baca juga: Cerita Warga Aceh Ketemu Jokowi, Merasa Seperti Mimpi hingga Santriwati Beri Hadiah untuk Presiden
Menanggapi hal tersebut Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Abdurrahman Basuri Indramayu Ustaz Amin Syofyan angkat bicara.
Menurutnya, tindakan yang dilakukan para santri tersebut tidak seharusnya disebut radikal.
Terlebih, maksud dari santri tersebut bertujuan untuk menjaga hafalan Al Qurannya.
"Karena memang terus terang, untuk menghapal Al Quran itu suatu tantangan yang sangat berat," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (17/9/2021).
Lanjut Ustaz Amin Syofyan, bagi seorang penghafal Al Quran, mendengarkan musik memang dapat mengganggu konsentrasi hafalan.
Kendati demikian, bukan berarti mendengarkan musik itu dilarang, khusus untuk musik sholawat dan sejenisnya para santri di pondok pesantren yang dinaunginya tersebut diperbolehkan.
"Kita bahkan membuat ekstrakulikuler rebana," ujar dia.
Ustaz Amin Syofyan mengatakan, soal kejadian para santri yang menutup telinga itu, ia menyarankan sebaiknya jika berada di tempat umum untuk berusaha tidak mendengar saja tanpa harus tutup telinga.
Hal ini guna menghindari tanggapan pro dan kontra seperti yang kini banyak diperbincangkan tersebut.
"Mungkin sebaiknya kita tidak usah mendengarkan kalau kita gak suka, divaksin saja, bismillah Allah juga pasti melindungi," ucap dia.
Di Pondok Pesantren Tahfidz Abdurrahman Basuri Indramayu sendiri, disampaikan dia, para santri ditargetkan bisa menghafal 30 juz Al-Quran dalam waktu 1-2 tahun, maksimalnya 3 tahun.
Salah satu metodenya yakni dengan merefresh otak para santri dengan mengajak berlibur atau mendengarkan sholawat.
"Tapi kalau musiknya pop, rock, dangdut sebaiknya jangan karena itu dapat berpengaruh ke hafalan," ujar dia.