Gegara Sampah Terbang ke Pekarangan, Tukang Asah Pisau Nekat Habisi Adik Ipar
Ibu rumah tangga berinsial FH (44) di Kota Mataram tewas dianiaya kakak iparnya, HN (45).
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Ibu rumah tangga berinsial FH (44) tewas dianiaya kakak iparnya, HN (45).
Peristiwa itu terjadi di Lingkungan Gubug Memben, Kelurahan Pagesangan Barat, Kecamatan Mataran, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pelaku diketahui bekerja sebagai tukang asah pisau jagal
Ia nekat menghabisi nyawa adik iparnya hanya karena masalah sampah.
Korban dihabisi saat sedang tidur bersama cucunya dan sang suami, Senin (20/9/2021).
Kronologi kejadian
Mengutip Tribun Lombok, sebelum peristiwa itu terjadi, tetangga korban bernama Hadriah sempat mendengar cekcok antara pelaku dan korban pada sore hari.
Malamnya pelaku masuk ke dalam rumah korban dengan cara memanjat tembok.
"Dia langsung naik ke lantai dua rumah korban yang sedang direnovasi," kata Kasat Reskrim Polresta Mataram, Kompol Kadek Adi Budi Astawa, Selasa (21/9/2021).
Baca juga: Anak Sering Mengamuk saat Minta Jajan, Ibu Tiri Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Bocah di Indramayu
Baca juga: Fakta Kerangka Manusia Bersila di Parangkusumo: Terkubur Pasir, Diduga Lakukan Ritual sebelum Tewas
Melihat korban sedang tidur pulas, pelaku langsung menyerang menggunakan pisau yang sudah ia siapkan sebelumnya.
"Tikamannya lumayan banyak, ada sekitar belasan," ungkap Kadek Adi.
Setelah menganiaya korban, pelaku kemudian berlari ke dalam rumahnya yang masih berada dalam satu pekarangan dengan rumah korban.
"Pelaku masuk ke rumahnya untuk menghindari amukan massa," sambungnya.
Kemudian, sekira pukul 03.00 Wita, jajaran Polsek Pagutan mengamankan pelaku ke Polresta Mataram.
Gara-gara sampah terbang
Pembunuhan itu bermula dari sampah gelas plastik yang diterbangkan angin ke pekarangan pelaku.
Pelaku mengira korban sengaja membuang sampah ke pekarangan rumahnya.
HN lalu mendatangi rumah korban dan marah-marah.
Suami korban, M (44) mengatakan, saat itu memilih mengalah mengangkat sampah tersebut agar kakak kandungnya tak emosi lagi.
Namun, pelaku justru semakin emosi hingga memaki-maki M dan FH dengan kata-kata kotor.
Akhirnya masalah itu diselesaikan oleh kepala lingkungan Gubuk Mamben, dengan harapan pelaku berdamai dan bisa ditenangkan.
"Karena sudah enggak ada masalah, masuk saya rumah untuk istirahat, tidur."
"Saya lupa jam berapa, tapi saya tidur di luar di depan televisi, dekat cucu saya, jadi istri saya, cucu di tengah baru saya," ungkap M, seperti dilansir Kompas.com.
Malam itu, M sengaja tidak mengunci pintu karena putrinya A masih berada di luar rumah.
Baca juga: Nasib Tragis Neni, Tak Rela Suami Beristri Lagi Malah Tewas Usai Cekcok di Depan Istri Siri
Baca juga: Fakta Ibu Tiri Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Bocah 8 Tahun, Pelaku Sempat Ditanya Keberadaan Korban
Dikira sudah meninggal karena pelaku jarang keluar rumah
Aminah (54), keluarga korban dan pelaku mengaku tak menyangka HN nekat menghabisi nyawa adik iparnya.
Selama ini, ia mengira bahwa pelaku sudah meninggal dunia karena jarang bergaul dan tak pernah terlihat saat keluarga datang ke rumah korban.
"Saya malah kira pembunuh saudara saya ini sudah lama mati karena dia tidak pernah kelihatan."
"Tahu-tahunya dia masih hidup dan bunuh iparnya sendiri dengan kejam," ujar Aminah, dilansir Kompas.com.
Menurut Aminah, pelaku selama ini tinggal seorang diri dan tidak menikah.
Sehari-hari kegiatannya mengasah pisau jagal.
"Dia itu tukang asah pisau jagal yang tajam untuk potong sapi, belum menikah sampai sekarang," bebernya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunLombok.com/Sirtupillaili, Kompas.com/Fitri Rachmawati)