Program Keramba Jaring Apung, Strategi PKT Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di Bontang
Keberhasilan budidaya ikan kerapu dan lobster di KJA ini juga erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan untuk pengolahan limbah
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BONTANG - PT Pupuk Kalimantan Timur memperkuat komitmen untuk terus meningkatkan produktivitas masyarakat maritim di kota Bontang, Kalimantan Timur.
Ini diwujudkan dalam salah satu program pengembangan ekosistem perairan yang dilakukan PKT tertuang pada program Creating Shared Value (CSV) Perusahaan, yang menaungi nelayan-nelayan Kota Bontang pada sektor budidaya Lobster dan Kerapu di Keramba Jaring Apung (KJA).
Direktur Utama Pupuk Kalimantan Timur Rahmad Pribadi mengatakan, program yang dimulai sejak 2016 ini didasari dari semangat PKT untuk membantu mewujudkan pemberdayaan masyarakat maritim yang mandiri di kota Bontang.
“Sebagai perusahaan BUMN, kami memiliki peran sebagai agen pembangunan, termasuk terhadap masyarakat dan lingkungan.
Di Bontang ini, kami melihat tingginya potensi budidaya lobster dan kerapu, yang pada saat itu masih sulit ditemui di kota ini," katanya.
Melalui pengembangan KJA ini, diharapkan bisa menjadi sarana edukasi bagi nelayan, serta wujud komitmen PKT terhadap lingkungan dan ekosistem perairan dengan peningkatan produktivitas nelayan di tengah potensi industri perikanan Indonesia yang sangat besar.
Baca juga: Pupuk Kaltim Salurkan 30 Ton Oksigen Medis untuk Pasien Covid-19 di Bontang Kaltim
"Program ini juga sejalan dengan komitmen PKT terhadap pelaksanaan industri hijau berbasis lingkungan,” katanya.
Pembinaan PKT bagi nelayan pesisir Bontang dalam program CSV kini menunjukkan peningkatan produktivitas yang signifikan di tahun 2021, baik untuk tingkat kesejahteraan maupun kemampuan budidaya.
Dari 80 orang anggota yang tergabung dalam pembinaan KJA PKT, hasil panen telah mencapai 3,5 ton kerapu dan 400 kilogram lobster siap konsumsi sepanjang tahun 2021, hingga bulan Agustus.
Selain itu, sebanyak 95% fasilitas yang digunakan nelayan binaan didukung penuh oleh PKT, termasuk manajemen pemasaran yang sebelumnya merupakan kendala utama bagi nelayan budidaya di Bontang.
“Keberhasilan budidaya ikan kerapu dan lobster di KJA ini juga erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan untuk pengolahan limbah.
Baca juga: Dukung Investasi dan Kemudahan Akses, Pupuk Kaltim Resmikan Jalan Suratman dan NPK Pelangi
Lokasi KJA binaan PKT terletak pada lokasi yang sangat dekat dengan pabrik PKT, sehingga dapat dijadikan sebagai bio indikator yang menunjukkan bahwa pengelolaan limbah cair yang baik di PKT yang tidak mengganggu kehidupan lingkungan perairan di sekitar,” tambah Rahmad.
PKT terus mendorong peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, dimana program CSV kini mampu memberdayakan lebih banyak nelayan dengan berbagai peningkatan program, mulai replikasi KJA di berbagai lokasi, hingga pengembangan lini bisnis lainnya.
Tidak hanya Kerapu dan Lobster, pengembangan sektor budidaya KJA ini juga terus didorong PKT bagi nelayan binaan guna semakin menciptakan masyarakat maritim yang lebih mandiri secara usaha.
Selain upaya diversifikasi tersebut, PKT juga membentuk Koperasi Nelayan (Kopnel) Bontang Eta Maritim (BEM) sebagai induk pengelolaan, pendampingan, dan budidaya KJA binaan PKT.
Hingga kini, Kopnel BEM mampu tumbuh dan berkembang dengan 88 anggota yang didalamnya termasuk nelayan Pulau Gusung dan Bontang Kuala. Kopnel BEM dibuat dengan harapan nantinya Ketika PKT tak lagi melakukan pendampingan, nelayan binaan sudah bisa mandiri dan mengembangkan usaha secara baik dan benar.