Polrestabes Medan Akui Tembak Kaki Riswanto Hingga Akhirnya Tewas, Tapi Bantah Personelnya Lalai
Polrestabes Medan mengakui telah menembak Muhammad Riswanto (41) yang akhirnya meninggal dunia karena kehabisan darah
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Polrestabes Medan mengakui telah menembak Muhammad Riswanto (41) yang akhirnya meninggal dunia karena kehabisan darah.
Namun hal tersebut bukan karena kelalaian polisi, karena Riswanto berusaha melawan saat akan ditangkap polisi.
Riswanto, warga Jalan Tangguk Bongkar, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai meninggal dunia usai ditembak polisi.
Ternyata ia telah menjadi tersangka kasus pencurian.
Baca juga: Pamit Beli Rokok, Riswanto Pulang Dalam Keadaan Tak Bernyawa, Kakinya Patah Tertembak
"Tersangka (Riswanto) meninggal karena pendarahan. Pada saat ditangkap, tersangka melakukan perlawanan sehingga diberi tindakan tegas di arah kaki," kata Plt Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Rafles Langgak Putra Marpaung, Rabu (29/9/2021).
Dia menjelaskan, Riswanto terbukti melakukan pencurian besi sebagaimana rekaman CCTV.
Dikatakan Rafles, Riswanto mengakui perbuatannya saat diperiksa dalam BAP bahwa sudah dua kali mencuri.
Namun Rafles tidak mengaku pihaknya sempat menyiksa Riswanto, hingga kakinya patah.
Rafles justru mengatakan bahwa usai ditembak, Riswanto sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi keluarga menolak operasi karena takut.
Baca juga: Rumah Kepala Desa Pinayungan Ditembak Orang Tak Dikenal
"Keluarga tersangka menolak operasi karena takut. Padahal dibiayai anggaran negara," sebutnya.
Ada pun saat tersangka meninggal dunia, pihaknya memberikan santunan, bukan untuk tutup mulut, namun sekedar belasungkawa.
"Jadi tidak ada pemaksaan. Tidak benar juga jenazah ditahan oleh pihak rumah sakit maupun kepolisian," bebernya.
Ia pun mengatakan untuk penyidikan kasus Riswanto sudah dihentikan pihaknya lantaran tersangka telah meninggal dunia.
Sebelumnya diberitakan, Irwansyah Putra, adik Riswanto, awalnya kakak kandungnya ini ditangkap pada 17 Agustus 2021 malam, dengan surat perintah penangkapan bernomor SP.Kap/431/VIII/RES.1.8/2021/Reskrim Polrestabes Medan.
Baca juga: Dua Pelaku Curanmor di Bandar Lampung Tewas Ditembak Polisi
"Abang saya sedang duduk bersama dua temannya di pinggir Jalan Tangguk Bongkar. Kemudian abang saya beli rokok. Namun ketika beli rokok, Riswanto tak kunjung pulang selama tiga hari," ujarnya, Selasa (28/9/2021).
Setelah tiga hari, lanjut Irwan, keluarga baru dapat kabar kalau Riswanto ditangkap dan kondisi kaki sebelah kanan sudah jebol akibat ditembak.
"Abang saya dituduh mencuri di gudang besi yang berada di Jalan Tangguk Bongkar tidak jauh dari rumah. Saat itu, korban sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk mendapatkan perawatan. Harus dioperasi dan biayanya Rp 25 juta. Kami tidak ada biaya untuk operasinya," ungkapnya.
Lantaran terkendala biaya operasi, lanjut Irwan, Riswanto yang akrab disapa Aris dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan.
Baca juga: Pria di Asahan Tembak Seorang Nenek, Dikira Babi, saat Lepaskan Tembakan Dengar Jeritan Manusia
"Akhirnya biaya di Rumah Sakit Adam Malik ditanggung pihak kepolisian, begitu juga biayanya perawatan dan operasi," sebutnya.
Sebelum dioperasi, sambungnya, Riswanto yang memiliki putra masih berusia 13 tahun ini mengembuskan nafas karena kehabisan darah.
"Di Rumah Sakit Adam Malik kira-kira seminggu, kemudian tanggal 16 September 2021 abang saya meninggal dunia karena kehabisan darah dan HB nya rendah. Bukan hanya itu, dari hasil ronsen, kaki sebelah kiri abang saya patah juga diduga karena dipukuli," jelasnya sembari menunjukkan bukti ronsen.
Menurut dia, ketika ditangkap, Riswanto dalam keadaan sehat.
"Waktu ditangkap sehat, kenapa setelah diamankan dalam keadaan luka tembak dan sakit di rumah sakit," jelasnya.
Dalam kasus ini, ucap Iwan, pihak keluarga sudah mempertanyakan kepada pihak Sat Reskrim Polrestabes Medan kenapa Riswanto ditangkap dan dilakukan penembakan.
Namun sayangnya, lanjut Irwan, pihak Polrestabes Medan bersikeras menyebut kakaknya itu terlibat pencurian tanpa ada pembuktian yang jelas.
"Polisi bilang, abang kami terekam CCTV sedang mencuri. Tapi ketika kami minta bukti CCTV nya polisi belum kasih tunjuk sama kami," kata Irwansyah.
Untuk itu, pihak keluarga meminta keadilan terhadap tewasnya Riswanto yang merupakan tulang punggung keluarga.
"Kami minta keadilan dalam kasus ini," harapnya.
Irwansyah juga mengaku kalau pihak keluarga setelah Riswanto meninggal mendapat uang santunan.
"Kalau tidak kami terima uangnya, jasad abang kami tidak keluar dari rumah sakit," tutupnya. (Goklas Wisely/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Polrestabes Medan Akui Tembak Riswanto, Terduga Pencuri yang Akhirnya Tewas Kehabisan Darah