Strategi Pemprov Bali Gairahkan Industri Pariwisata yang Terkena Imbas Pandemi
Putu Astawa mengatakan, industri pariwisata di Pulau Dewata sangat terpengaruh dan timbul kontraksi ekonomi yang mengkhawatirkan.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi memang memberikan pukulan berat pada industri wisata, khususnya bagi wilayah yang menjadikan sektor ini sebagai andalan devisa, seperti Bali.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa mengatakan, industri pariwisata di Pulau Dewata sangat terpengaruh dan timbul kontraksi ekonomi yang mengkhawatirkan.
Bali kehilangan pemasukan devisa, pajak, omset UMKM, serta keterisian hotel sangat rendah.
Baca juga: Pemberlakuan Sertifikasi CHSE, PHRI DKI Jakarta : Tak Mungkin Diterapkan Sekarang
Ia gembira adanya penurunan COVID-19 di Jawa dan Bali dan berharap semua pihak dapat mengawal momentum baik tersebut agar tidak terjadi lagi lonjakan kasus.
“Bagi kami yang terpenting adalah trust building yaitu membangun kepercayaan wisatawan untuk datang.
Kalau Bali sudah sehat dan hijau maka akan cepat pulihnya,” katanya dalam webinar Pariwisata Kembali Menggeliat Prokes Tetap Diperketat, Kamis (30/9/2021).
Baca juga: PHRI Jakarta: Jika Dipaksakan Sertifikasi CHSE, Banyak Hotel dan Restoran Akan Tutup
Untuk itu, pihaknya selalu menerapkan CSHE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), mengkampanyekan Prokes dan menerapkan standar operasional bagi setiap wisatawan yang mendarat ke Ngurah Rai guna mendapatkan jaminan keamanan dan kesehatan.
Putu juga memastikan pekerja wisata di Bali tervaksin lengkap.
Penduduk sasaran vaksinasi di Bali secara umum, sekitar 77% telah mendapatkan vaksin lengkap dan ditargetkan mencapai 100% pada akhir Oktober.
“Di masa pandemi, kesehatan menjadi urusan utama. CSHE, Prokes dan vaksinasi harus dilakukan.Selain itu, kami juga menyiapkan rujukan fasyankes standar internasional serta buku panduan untuk wisatawan,” tuturnya.
“Jarum jatuh di Bali bisa terdengar hingga London. Jadi mengelola Bali harus selalu hati-hati,” tegas Putu.
Sekjen Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran (Alan) menuturkan, bulan September 2021, telah muncul sedikit perbaikan meski masih terkendala pembatasan mobilitas dan vaksinasi belum merata.
Baca juga: Sandiaga Akan Ajak Diskusi PHRI Soal Penolakan CHSE
Ia menyatakan selalu siap menerima pembukaan kegiatan.
“Pasti siap, karena kami selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima, termasuk dalam menjaga kesehatan, keamaman, kebersihan, di mana saat pandemi ditambahkan pedoman terkait Prokes,” tegas Alan.
Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Hengky Manurung mengatakan, riak-riak kebangkitan pariwisata muncul di tiga dan empat pekan ini sebagai imbas dari pelonggaran PPKM dan turunnya harga PCR, sehingga masyarakat bisa melakukan wisata yang aman dan terjangkau.
"Upaya meyakinkan masyarakat dalam berwisata dengan aman, di antaranya melalui penerapan aplikasi PeduliLindungi yang telah berjalan dengan baik. Selain itu, Hengky juga menekankan, pentingnya Prokes dan vaksinasi," katanya.
Untuk itu, kolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya perlindungan kesehatan, dikatakannya, juga menjadi kunci. Perlindungan ini adalah bagi pekerja pariwisata maupun wisatawan.