Profil Taryadi, Anggota DPRD yang Diduga Dalang Kasus Bentrokan Maut di Lahan Tebu Indramayu
Taryadi merupakan anggota DPRD Indramayu yang berasal dari Partai Demokrat. Di DPRD Indramayu, ia ditempatkan di Komisi II.
Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini profil Taryadi, Anggota DPRD Indramayu yang menjadi tersangka kasus bentrokan maut di lahan tebu PG Jatitujuh di perbatasan Kabupaten Indramayu dan Majalengka.
Dikutip dari TribunJabar, Polres Indramayu menetapkan tujuh tersangka dalam kasus bentrokan maut di lahan tebu PG Jatitujuh.
Bentrokan yang menewaskan dua petani itu terjadi di Blok Makam Bujang Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Indramayu pada Senin (4/10/2021) sekira pukul 10.15 WIB.
Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarif mengatakan, tujuh orang yang ditetapkan sebagai tersangka merupakan bagian dari Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-Kamis).
Salah satu tersangka merupakan anggota DPRD Indramayu yang bernama Taryadi.
Di F-Kamis, Taryadi menjabat sebagai Ketua.
Menurut AKBP M Lukman Syarif, Taryadi adalah orang yang diduga menggerakkan, menghasut kelompoknya untuk melakukan perlawanan.
"Mereka juga menghasut untuk melawan aparat," ujar dia saat konferensi pers di Mapolres Indramayu, Rabu (6/10/2021).
Profil Taryadi
Taryadi merupakan anggota DPRD Indramayu yang berasal dari Partai Demokrat.
Di DPRD Indramayu, ia ditempatkan di Komisi II.
Penelusuran Tribunnews.com, tidak banyak catatan perihal Taryadi.
Baca juga: Hasut Orang Untuk Serang Petani di Ladang Tebu, Taryadi Anggota DPRD Indramayu Ditahan Polisi
Namun, pada Pilkada Indramayu tahun 2020, Taryadi sempat mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Indramayu.
Ia mendaftar sebagai balon bupati saat partainya membuka penjaringan.
Dikutip dari TribunCirebon, tepatnya pada 5 Februari 2020, Taryadi mendaftar ke kantor DPC Partai Demokrat dengan diantar ribuan petani.
"Situasi Indramayu yang sekarang gonjang-ganjing jika ada figur baru yang mencalonkan seperti saya mereka ada antusiasme tersendiri," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.
Disampaikan Taryadi, ribuan petani yang mengantar dirinya untuk menyerahkan berkas formulir pendaftaran bakal calon adalah bentuk solidaritas sesama petani.
"Saya sendiri berlatar dari sana, saya sebagai petani juga bersama dengan masyarakat," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Taryadi menyampaikan, hal yang mendasari dirinya mencalonkan diri karena ingin memberantas tindak pidana korupsi yang ada di Kabupaten Indramayu.
Oleh karena itu, Taryadi berkomitmen, jika kelak terpilih, dirinya ingin membenahi sistem pemerintahan agar terhindar dari segala bentuk tindak pidana korupsi.
"Masyarakat mengharapkan figur baru yang dapat memimpin Indramayu tidak seperti pemimping yang sebelumnya," ucap dia.
Namun, dalam perkembangannya, Taryadi tidak mendapatkan tiket dari partainya untuk maju di Pilkada.
Partai Demokrat yang berpasangan dengan PKB, PKS, Perindo, Hanura, PPP, dan PAN akhirnya mengusung Muhammad Sholihin-Ratnawati.
Pasangan ini akhirnya juga kalah dalam Pilkada.
Kronologi Bentrok Berdarah di Indramayu
Bentrokan berdarah yang menewaskan dua petani di Indramayu terjadi pada Senin (4/10/2021).
Dikutip dari TribunJabar, peristiwa itu terjadi di kawasan lahan tebu PG Jatitujuh sekitar pukul 11.00 WIB, di mana dua korban bersama warga lainnya yang tergabung dalam kemitraan PG Jatitujuh sedang melakukan penggarapan lahan.
Sekelompok orang datang dan langsung menyerang mereka.
Seorang saksi mata, Yaya Sumarya (34) mengatakan, peristiwa itu berawal pada malam hari sebelumnya, di mana ia mendengar pembicaraan Yaya selaku bosnya terkait pembajakan lahan.
Bosnya tersebut diminta menerjunkan alat berat di lokasi tertentu di kawasan lahan tebu PG Jatitujuh.
"Nah, hari ini tadi, kami pukul 09.30 WIB melakukan pembajakan lahan sampai pukul 10.30 WIB," ujar Yaya saat ditemui di Puskesmas Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Senin (4/10/2021).
Saat sedang melakukan pembajakan lahan, pihaknya mendapatkan aksi penyerangan dari sekelompok yang membawa senjata tajam.
Diduga, pihaknya diserang oleh kelompok masyarakat yang berasal dari F-Kamis (Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan).
"Kami tiba-tiba ada penyerangan, kemungkinan besar dari F-Kamis. Akibatnya ada korban dua orang," ucapnya.
Penyerangan itu akhirnya berbuntut bentrok, yang mana dua warga Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka menjadi korban hingga tewas.
"Saat itu seperti perang, kami lagi garap lahan kemudian diserang. Semua pekerja berlarian dan korban ini jatuh ke parit langsung dibacok oleh mereka," ujar dia.
Melihat korban yang terluka parah, Yaya dan pekerja lainnya berusaha membantu korban.
Namun nahas, meski sempat dibawa ke Puskesmas Jatitujuh kedua nyawa korban tidak tertolong.
Respons DPC Demokrat Indramayu
DPC Partai Demokrat Indramayu akan mendalami insiden berdarah yang melibatkan satu anggotanya yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Indramayu.
Anggota DPRD Kabupaten Indramayu tersebut berinisial T.
Baca juga: Konflik Lahan Berakhir Pembunuhan, Preman Berkedok Ormas Disebut Hasut Petani Indramayu
Ketua Balitbang DPC Partai Demokrat Kabupaten Indramayu, Harris Solihin, membenarkan satu anggotanya ditangkap polisi.
Anggota DPRD tersebut diketahui juga merupakan ketua dari Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-Kamis).
"Menurut penjelasannya, dia adalah ketua F-Kamis," ujar Harris kepada Tribuncirebon.com, Selasa (5/10/2021).
Harris mengatakan, keterlibatan T di luar organisasi Partai Demokrat.
T juga tidak pernah menceritakan apa yang terjadi di dalam F-Kamis.
Dalam hal ini, DPC Partai Demokrat Indramayu juga turut menyayangkan kejadian yang turut menghilangkan nyawa dua orang itu.
Harris mengatakan, kejadian yang mengakibatkan seseorang kehilangan nyawa sangat tidak dibenarkan.
DPC Partai Demokrat pun menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada kepolisian untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunJabar/Handhika Rahman/Eki Yulianto)