Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tawuran Antargeng Pelajar di Bantul: Buat Surat Perjanjian Bermaterai Sebelum Tempur

Kapolres Bantul, AKBP Ihsan, menyatakan semula geng ini saling tantangan lewat media sosial Whatsapp.

Editor: Erik S
zoom-in Tawuran Antargeng Pelajar di Bantul: Buat Surat Perjanjian Bermaterai Sebelum Tempur
Dok Tribunnews
Ilustrasi tawuran pelajar Polres Bantul telah mengungkap kasus tawuran antar geng pelajar, yakni Stepiro dan Sase. 

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Tawuran antargeng pelajar, yakni Stepiro dan Sase pecah di Bantul, Yogyakarta.

Dalam insiden tawuran yang terjadi pada 29 September lalu tersebut, jatuh korban meninggal dunia yakni dari kelompok geng Sase.

Kapolres Bantul, AKBP Ihsan, menyatakan semula geng ini saling tantangan lewat media sosial Whatsapp.

Dari sana perwakilan dari masing-masing geng pelajar tersebut bertemu menentukan jadwal mereka bertempur.

"Dari pertemuan itu mereka membuat surat perjanjian bermaterai, yang salah satu sisinya adalah tidak malapor ke kepolisian," ungkapnya, Senin (8/11/2021).

Baca juga: Panik Ada Tawuran, Pemuda di Bekasi Nekat Ceburkan Diri ke Kali, 2 Selamat, 1 Tewas 

Kapolres menyatakan surat itu terungkap setelah satu persatu para pelaku ditangkap.

Sebanyak 11 pelajar dari geng Stepiro diamankan. Dari HP salah satu tersangka, petugas mendapati adanya bukti surat perjanjian tersebut.

BERITA REKOMENDASI

Ada beberapa poin dalam surat perjanjian yang ditandatangi kedua belah pihak, yakni tidak boleh lapor kepada siapapun, tidak boleh visum, jam 02.00 WIB harus mulai start, tidak datang berarti kalah. Jongki tidak boleh dikenai (diserang), tidak melibatkan.

Ilustrasi tawuran
Ilustrasi tawuran (istimewa)

"Ditandatangani kedua belah pihak, mereka sepakat dengan pernyataan tersebut. Ini bukti otentik, jadi perwakilan mereka sempat ketemu, tanda tangan dan ada materai 10 ribu," urainya.

Kapolres mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk tawuran saat dini hari, di mana TKP yakni di jalan ringroad selatan, Dusun Plurungan, Tirtonirmolo, Kasihan memang sepi saat jam-jam tersebut.

Sementara itu, salah satu pelaku IS (18) membenarkan adanya surat perjanjian tersebut, ia sendirilah yang datang ke rumah salah satu pelajar dari geng Sase.

"Ketemuan di pihak Sase, di rumahnya dan tanda tangan di situ. Cuma perwakilan saja," ucapnya.


IS mengaku bahwa surat itu dibuat agar tidak ada pihak yang melapor ke kepolisian. IS sendiri mengaku baru pertama kali ikut tawuran.

Baca juga: Tawuran Antarpelajar di Sukabumi: Satu Orang Meninggal Dunia

Saat ditanya tentang perihal masalah antar sekolah tersebut, ia mengatakan bahwa sebelumnya ada temannya yang diserang oleh kelompok Sase.

"Teman saya soalnya pernah dikeroyok duluan," ujarnya.

Satu Korban Meninggal

Saat itu, kelompok Sase berjumlah 14 orang sementara Stepiro berjumlah sekitar 20 orang.

Dari bentrokan tersebut jatuh korban dua orang yakni MKA (18) warga Sewon dan RAW (17) warga Banguntapan.

"Salah satu korban yakni MKA sempat dirawat di rumah sakit dan diopname selama 10 hari hingga akhirnya meninggal dunia. Korban mengalami luka tebasan di dada. Untuk korban satunya masih menjalani perawatan," imbuhnya.

Baca juga: Tawuran Berujung Maut di Cikarang, Polisi Tangkap Sejumlah Remaja

Atas kejadian tersebut, dari pihak korban melapor ke Polsek.

Selanjutnya kepolisian membentuk tim dan melakukan penyelidikan terhadap para pelaku, khususnya dua geng sekolah ini.

Setelah penyidikan intensif dan maraton pihaknya mengamankan 11 siswa yang diduga pelaku.

Penangkapan dilakukan di masing-masing rumah terduga pelaku sejak 3 November 2021 kemarin.

"Mereka adalah 11 pelaku dari Stepiro rata-rata pelajar ada yang kelas 3 dan kelas 2. Dari 11 orang 8 sudah berstatus dewasa atau di atas umur dan 3 orang di bawah umur," ungkapnya.

Kesebelas pelaku ini berasal dari geng Stepiro yakni IS (18), NWSU (18), dan MNH (18), MFR (19), keempatnya berperan menjadi fighter atau eksekutor.

Kemudian MYEP (18), WKR (18), ATK (18), RFS (18) keempatnya berperan sebagai joki motor.

Selanjutnya ada tiga anak yang masih di bawah umur yaitu JA (16), CA (16), dan ZFN (17) ketiganya berperan sebagai joki motor.

(Penulis: Santo Ari)

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Polisi Ungkap Kronologi Tawuran Antar Geng Pelajar di Bantul, Berawal Saling Tantang di WhatsApp

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas