Setelah Temuan 2 Pocong Mini di Situs Watugenuk Boyolali, Kini Ada Arca Lembu Andini
Situs Watugenuk di Desa Kragilan, Boyolali memiliki beragam cerita, setelah temuan 2 pocong mini, sekarang ada mitos soal arca lembu andini.
Penulis: Theresia Felisiani
Dari beberapa perbincangan yang TribunSolo.com dengar ada yang menduga jika benda menyerupai pocong itu digunakan untuk menyantet orang.
"Kayaknya ini untuk memisahkan orang. Karena dikubur di lokasi berbeda," tutur warga yang enggan disebutkan namanya.
Gundukan tanah di wilayah Dukuh Watugenuk Diyakini Masyarakat Merupakan Bangunan Candi
Gundukan tanah di wilayah Dukuh Watugenuk, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo diyakini masyarakat sekitar merupakan bangunan candi.
Apalagi, sejak tahun 2016 lalu telah ditemukan struktur batu yang diduga merupakan bangunan candi.
Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng kembali melakukan penggalian situs Watugenuk, untuk menguak candi kuno tersebut.
Pamong Budaya Ahli Muda BPCB Jateng Winarto mengatakan penggalian ini dilakukan untuk meneliti dugaan situs Watugenuk ini.
Penggalian kali ini merupakan kelanjutan kegiatan serupa pada tahap pertama tahun 2016 lalu.
“Penggalian kali ini berhasil menemukan struktur batu lain. Digali dengan kedalaman sekitar 1,5 meter, ditemukan adanya struktur batu candi,” ujar Winarto.
Dia mengatakan, saat penggalian 2016 lalu, pihaknya berhasil menemukan candi induk dan susunan struktur batu candi lainnya. Namun belum diketahui apakah struktur itu berupa perwara atau struktur pagar.
“Ini memang sampel, jadi penggalian dengan beberapa blok. Dari temuan ini akan dijadikan bahan untuk kajian," ujarnya.
Hanya saja, berdasarkan temuan ini, situs Watugenuk ini diprediksi merupakan sebuah tempat ibadah masyarakat hindu pada abad 9 lalu.
“Ada candi disini, juga pagar di sisi barat atau talut sekiling. Talut memang sudah kelihatan. Dulu ini merupakan tempat pemujaan, terlihat tanahnya lebih tinggi. Candi ini peninggalan abad 9 atau 10,” ujarnya.
Dia menambahkan masih akan terus melakukan penggalian hingga dua hari kedepannya.
Hal itu dilakukan agar mendapatkan data yang lebih banyak mengenai situs Watugenuk ini.
Sehingga dapat memutuskan apakah situs ini memenuhi syarat untuk dipugar atau tidak.
“Kami belum tahu karena struktur terpendam tanah," ujarnya. (tribun network/thf/TribunSolo.com)