Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dinilai Rusak Estetika Kawasan Perkotaan, Satpol PP Medan Bongkar Tenda Pengungsi asal Afghanistan

Tenda pengungsi yang sudah terpasang selama tiga pekan itu menimbulkan kerumunan dan merusak estetika kota

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dinilai Rusak Estetika Kawasan Perkotaan, Satpol PP Medan Bongkar Tenda Pengungsi asal Afghanistan
TRIBUN MEDAN/GOKLAS WISELY
Pengungsi Afghanistan yang menuntut untuk dipindahkan ke negara ketiga unjuk rasa di Plaza CIMB Niaga, Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, ditertibkan oleh pihak Satpol PP, Kamis (18/11/2021). 

Dikatakannya pun, sampai saat ini belum ada pihak IOM yang datang ke tenda yang dibangun untuk dialog terkait tuntutannya. 

"Kami akan tetap tidur di sini meski tenda sudah diamankan. Bahkan tidur di tanah ini," sebutnya. 

Ingin ke Amerika Serikat

Pengungsi Afganistan, Muhammad Juma Mohsini, menjelaskan para pengungsi berkeinginan dipindahkan ke negara ketiga misalnya Amerika

Karena negara Amerika adalah salah satu negara yang sudah menandatangani konvensi 1951.

Artinya menerima pengungsi yang tidak bisa hidup atau balik ke negara asal. 

Atas dasar itulah pihaknya berunjuk rasa ke konsulat Amerika. Selama beberapa tahun ini, ia menyatakan pihaknya merasa menderita karena banyaknya tantangan untuk hidup yang dihadapi. 

Baca juga: Anggota Dewan Keamanan PBB Perdebatkan Nasib Pengungsi di Perbatasan Belarus-Polandia

Berita Rekomendasi

"Sudah ada 14 orang bunuh diri, dan di Pekanbaru ada yang sampai jahit bibir karena stres," ucapnya. 

Ia pun merasa  terjebak di Indonesia tanpa akses ke mata pencaharian, pendidikan formal, maupun kebebasan ruang gerak. 

"Kami telah tinggalkan hidup traumatis di Afganistan dan di Indonesia kami alami trauma transit," katanya. 

Sebab, pihaknya tidka bisa menjalani kehidupan yang bermakna maupun merencanakan masa depan dengan otonomi dan martabat. 

Dia menceritakan, mereka tidak memiliki hak untuk mencari sumber mata pencaharian atau pergi ke sekolah lokal maupun universitas. 

Menteri Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan (kanan) bertepuk tangan saat Little Amal, boneka raksasa yang menggambarkan seorang gadis pengungsi Suriah, memeluk Brianna Fruean, anggota Samoa dari Pacific Climate Warriors, selama Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow pada 9 November , 2021. (Photo by Ben STANSALL / AFP)
Menteri Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan (kanan) bertepuk tangan saat Little Amal, boneka raksasa yang menggambarkan seorang gadis pengungsi Suriah, memeluk Brianna Fruean, anggota Samoa dari Pacific Climate Warriors, selama Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow pada 9 November , 2021. (Photo by Ben STANSALL / AFP) (AFP/BEN STANSALL)

Pasalnya, Indonesia bukan penandatangan konvensi pengungsi tahun 1951 dan protokol 1951.

Selain itu, juga konvensi 1954 tentang status orang - orang tanpa kewarganegaraan, serta konvensi 1961 tentang pengurangan keadaan tanpa kewarganegaraan. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas