Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orangtua Cerai, Bocah Kelas 3 SD di Pangandaran Ini Terpaksa Mencari Rongsok hingga Tengah Malam

Leon, murid kelas 3 di SDN 2 Babakan, Pangandaran, Jawa Barat, rutin mencari barang rongsokan sepulang dari sekolah.

Editor: Erik S
zoom-in Orangtua Cerai, Bocah Kelas 3 SD di Pangandaran Ini Terpaksa Mencari Rongsok hingga Tengah Malam
Istimewa/Dok Tagana Pangandaran
Tim Tagana Pangandaran saat mengantarkan Leon ke rumah kakeknya 

TRIBUNNEWS.COM, PANGANDARAN -  Leon, murid kelas 3 di SDN 2 Babakan, Pangandaran, Jawa Barat, rutin mencari barang rongsokan sepulang dari sekolah.

Leon kini tinggal dengan kakeknya. Dia tidak tinggal bersama orang tuanya karena keduanya telah bercerai.

Guna memenuhi kebutuhan hidup, Leon mencari rongsok hingga larut malam.

Dikutip Tribunnews dari Tribun Jabar, Tim Tagana di Pangandaran mengamankan Leon saat didapati sedang berteduh di sekitar Taman Tugu Marlin, Rabu (1/12/2021) malam, sekitar pukul 22.00 WIB.

Ketua Tagana Kabupaten Pangandaran, Nana Suryana mengatakan, saat ditemukan, Leon sedang berteduh sendirian.

"Sambil membawa karung berisi botol dan gelas plastik bekas," ujar Nana melalui laporannya, Rabu (1/12/2021) malam.

Baca juga: Modus Meramal, Pria di Sumatera Utara Ini Lecehkan Seorang Anak Gadis

Kemudian, tim Tagana membawanya ke kantor mereka.

Berita Rekomendasi

Leon mengaku, siswa kelas 3 di SDN 2 Babakan.

Ia merupakan warga Dusun Bojongkarekes, RT 2/13, Desa Babakan, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran.

"Aktivitasnya, setiap hari mencari rongsok selepas pulang sekolah," katanya.

Leon mengaku, aktivitas mencari rongsok tersebut dilakukannya hingga larut malam.

Rute yang Leon lewati yaitu, Jalan Raya Babakan-Pangandaran hingga ke wilayah Cikembulan.

Baca juga: Motif Predator Seksual Cari Anak-anak Lewat Game Online, Paksa Korbannya Kirim Video Tak Senonoh

Menurut Nana, jarak yang cukup jauh dari rumahnya dan sangat berisiko bagi seorang anak usia dini.

"Ia (Leon) beralasan mencari rongsok untuk memenuhi kebutuhan hidup," ucapnya.

Leon sendiri, tinggal bersama kakeknya, setelah ditinggalkan orangtuanya bercerai.

"Menurut Leon, kakeknya saat ini sudah tidak bisa bekerja," ujar Nana.

Untuk itu, kata Nana, dengan pertimbangan risiko keamanan serta aktivitas yang tidak wajar bagi seorang anak usia dini, maka Tim Tagana kemudian mengamankan Leon.

Selanjutnya, mereka menyerahkan Leon ke rumah kakeknya yang bernama Jamun Adiwijaya di Dusun Bojongkarekes, RT 2/13, Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran.

"Menurut keterangan kakeknya, Leon memang sering memungut rongsokan atas kemauannya sendiri," ucap Nana.

Kepala Sekolah SDN 2 Babakan, Abdul Aziz mengatakan Leon memang anak tersebut bersekolah di sekolah tersebut dan kini duduk di kelas 3.

"Tapi, hari ini dia (Leno) tidak masuk. Setiap waktu sekolah, dia biasa bersekolah seperti biasa. Tapi dalam seminggu, sesekali kadang dia bolos dan kata ibunya dia mau pindah ke sekolah lain," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di ruangan kantornya, Kamis (2/12/2021) pagi.

Menurutnya, Leon adalah satu anak yang baik dan pembelajarannya juga cukup bagus serta bersemangat.

Baca juga: Gandeng Anak Muda Kota Bandung, Gerakan BerkAH Hidupkan Semangat Berdemokrasi

"Dia semangat belajar lah, cuman dalam sehari-harinya ketika pulang sekolah kami kurang tahu," katanya.

Mengenai kegiatan di luar sekolah mencari barang bekas, menurutnya mungkin itu karena Leon juga melihat kondisi keluarga.

"Dia mungkin minta ke orang tua bingung atau kasihan atau gimana, yang akhirnya mungkin terpaksa mencari uang sendiri. Disamping mencari rongsok juga, mungkin ada yang memberi uang jadi mungkin dia malah lebih semangat," ucap Abdul.

"Kan di sini, Leno numpang di akinya (kakeknya). Mungkin karena tidak terkontrol, dia mencari jalan sendiri, mungkin awalnya bersama teman temannya. Lama kelamaan, mungkin dia mencari sendiri," ujarnya.

Abdul mengungkapkan, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendorong Leon untuk semangat bersekolah.

"Karena, layaknya dia kan usia sekolah, masih dibawa umur. Pada masa belajar, dia harusnya tidak usah kerja berat. Dan Kita sudah berupaya untuk menjadikan anak menjadi lebih baik, layaknya anak-anak lain. Tapi menurut saya, segitu juga positif, daripada meminta minta seperti pengemis," ucapnya.

Kepala bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Dodi Djubardi mengimbau pihak sekolah agar mengecek kondisi para siswanya.

Baca juga: Curhat Nenek 72 Tahun Diteror Anaknya karena Warisan, Diancam hingga Ketakutan, Kini Hanya Pasrah

"Kegiatan seperti itu (Leon mencari rongsok hingga larut malam) ditakutkan orang tuanya tidak mengetahui," ujar Dodi saat mendatangi dan memberikan imbauan terhadap kepala sekolah serta para guru di SDN 2 Babakan, Pangandaran, Kamis (2/12/2021) pagi.

Yang kedua, kata ia, siswa harus diberikan pemahaman kalau keluar rumah jangan terlalu malam dan jangan terlalu jauh.

"Karena anak-anak tentu harus sekolah, jam 10.00 malam masih ada di bundaran Tugu Marlin, kan, terlalu malam bagi anak sekolah," katanya.

Kemudian, sekolah harus melihat ekonomi keluarganya, benar atau tidak kondisinya tidak mampu.

"Sehingga, sampai anaknya harus melakukan hal seperti itu (mencari rongsok). Jika misalkan keinginan anaknya, berarti kewajiban kita memberikan pemahaman. Tapi kalau harus tidak boleh mah (tidak boleh mencari rongsok) itu susah, apalagi itu karena dorongan ekonomi," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kisah Pilu Bocah 9 Tahun di Pangandaran, Cari Rongsok Sampai Malam, Berteduh Sendiri Kala Hujan

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas