Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah akan Relokasi Korban Erupsi Gunung Semeru, Warga Setuju karena Rumah Mereka Telah Hancur

Pemerintah berencana akan merelokasi warga yang rumahnya hancur terkena dampak erupsi Gunung Semeru.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Pemerintah akan Relokasi Korban Erupsi Gunung Semeru, Warga Setuju karena Rumah Mereka Telah Hancur
SURYA/Hayu Yudha Prabowo
DAMPAK LETUSAN SEMERU - Kondisi perkampungan warga yang tertimbun abu vulkanik letusan gunung Semeru di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Minggu (5/12/2021). Letusan Gunung Semeru mengakibat 13 orang meninggal dunia, 69 orang luka-luka serta jembatan penghubung Malang dengan Lumajang putus. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah berencana akan merelokasi warga yang rumahnya hancur terkena dampak erupsi Gunung Semeru.

Nantinya warga akan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman dari bahaya erupsi Gunung Semeru.

Seorang warga Curah Kobokan Nur Hasiah, mengaku setuju dengan rencana relokasi dari pemerintah.

Pasalnya kini ia sudah tidak bisa lagi pulan ke rumahnya yang ada di Curah Kobokan.

Sebuah kawasan terlihat tertutup abu vulkanik di desa Sumber Wuluh di Lumajang pada 5 Desember 2021, pasca letusan gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 14 orang. (Photo by JUNI KRISWANTO / AFP)
Sebuah kawasan terlihat tertutup abu vulkanik di desa Sumber Wuluh di Lumajang pada 5 Desember 2021, pasca letusan gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 14 orang. (Photo by JUNI KRISWANTO / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)

Baca juga: Petugas Bangun 2 Tenda Pengungsian Lagi untuk Tampung Warga Terdampak Luapan Lahar Dingin Semeru

Baca juga: Mentan SYL Semangati dan Berikan Bantuan Petani serta Masyarakat Terdampak Erupsi Semeru

Rumahnya kini telah hancur terkena dampak erupsi Gunung Semeru.

Bahkan Nur Hasiah mengaku kini dirinya sudah tidak punya apa-apa lagi.

BERITA TERKAIT

"Enggak punya harapan pulang ke Curah Kobokan lagi, karena rumah hancur, semua hancur. Enggak punya apa-apa lagi," kata Nur Hasiah dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (8/12/2021).

Nur Hasiah pun tak punya pilihan lain selain mengikuti rencana relokasi dari pemerintah.

Ia hanya berharap bisa mendapatkan lokasi relokasi yang aman dan terhindar dari bahaya erupsi Gunung Semeru.

"Ya mau (relokasi), tapi ya itu, asal yang aman," ungkapnya.

Tak hanya Nur Hasiah, mayoritas pengungsi erupsi Gunung Semeru juga menyetujui rencana relokasi dari pemerintah ini.

Mayoritas dikarenakan kondisi rumah mereka yang hancur akibat awan panas guguran Gunung Semeru.

Selain itu, lokasi terdampak erupsi Semeru juga dinilai membahayakan masyarakat dan rawan terjadi bencana susulan.

Baca juga: Sempat Diguyur Hujan Lebat, 30 Orang Diungsikan dari Banjir Lahar Panas Aliran Sungai Gunung Semeru

Jarak Pandang Terbatas karena Awan Panas, Sebabkan Korban Berjatuhan

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, erupsi lahar panas Gunung Semeru yang berdampak terhadap warga yang tinggal di sekitar Desa Sumber Wuluh, Sabtu (4/12/2021) lalu, membuat panik warga.

Warga dikabarkan panik lantaran jarak penglihatannya terbatas akibat tertutup awan panas dan abu hasil erupsi.

Situasi seperti ini yang pada akhirnya membuat banyak korban berjatuhan, karena tak bisa menyelamatkan diri.

Hal tersebut diungkap oleh salah seorang pengungsi asal Dusun Kampung Renteng, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.

Baca juga: Bamsoet Donasikan Enam Bulan Gaji Ketua MPR RI Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru

Pengungsi yang diketahui bernama Lasimin ini menceritakan situasi saat terjadinya erupsi Gunung Semeru.

Sebagaimana diketahui, lokasi tempat tinggal Lasimin merupakan salah satu wilayah yang terdampak parah akibat erupsi gunung berapi ini.

Lasimin menyebut, kabut dari awan panas hasil erupsi sempat membuat jarak penglihatan warga berkurang.

Banyaknya korban jiwa bermula karena mereka tidak bisa melihat lokasi sekitar.

Baca juga: Temui Pengungsi Erupsi Gunung Semeru, Jokowi Janji akan Relokasi 2 Ribu Rumah Warga yang Terdampak

"Kabut datang, itu tidak kelihatan (membuat jarak penglihatan berkurang)."

"Orang-orang itu tidak bisa melihat dengan jelas, sehingga para korban berjatuhan karena orang tidak bisa melihat sekitar."

"Itu langsung lahar panas (yang turun ke pemukiman warga), bukan lahar dingin itu, tapi lava panas," jelas Lasimin.

Sehingga, warga yang panik lantas berhamburan ke luar rumah dan berlarian menyelamatkan diri.

Baca juga: Kementerian PUPR Bangun Jembatan Gantung Percepat Konektivitas Penanganan Dampak Erupsi Semeru

Dengan konsidi terbatasnya jarak pandang, Lasimin pun berlari mengungsikan diri ke rumah sanak saudaranya.

Bersama istrinya, Lasimin pergi ke rumah saudaranya yang berada di dataran lebih tinggi, yakni di Dusun Kebon Agung.

Sementara anak-anaknya telah diungsikan ke tempat yang lebih jauh dan dirasa lebih aman untuk mereka.

Kini, kata Lasimin, rumah saudaranya yang berada di Kebon Agung sudah tidak aman lagi.

Baca juga: TNI AD Kerahkan Prajurit, Dapur Lapangan, Hingga Alat Berat untuk Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru

Lasimin lantas memutuskan untuk berada di posko pengungsian.

Ia pergi ketempat pengungsian dengan menaiki sepeda bersama dengan istrinya.

"Saya pergi (ke posko pengungsian) sendiri, tanpa petugas, saya naik motor sama istri saya. Anak-anak dari hari Minggu (5/12/2021) sudah saya ungsikan ke tempat saudara yang rumahnya jauh," kata Lasimin.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Galuh Widya Wardani)

Baca berita lainnya terkait Erupsi Gunung Semeru.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas