Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kilatan Cahaya dan Awan Merah di Atas Gunung Welirang, Ini Penjelasan BMKG & Status Gunung Welirang

Kilatan cahaya serta awan yang tampak berwarna putih kemerahan di atas Gunung Welirang menghebohkan warga Kota Malang pada Senin (13/12/2021) petang.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kilatan Cahaya dan Awan Merah di Atas Gunung Welirang, Ini Penjelasan BMKG & Status Gunung Welirang
istimewa
Kilat dan cahaya merah di atas Gunung Welirang, Senin (13/12/2021), membuat geger warga Kota Malang, Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM - Kilatan cahaya serta awan yang tampak berwarna putih kemerahan di atas Gunung Welirang menghebohkan warga Kota Malang, Jawa Timur pada Senin (13/12/2021) petang.

Video kilatan cahaya serta awan berwarna merah itu menjadi viral dan jadi perbincangan di media sosial.

Munculnya fenomena tersebut menjadi kekhawatiran bagi warga yang melihatnya.

Ini tak lepas dari peristiwa erupsi Gunung Semeru yang sebelumnya terjadi beberapa waktu lalu.

Kilat Terjadi di Gunung welirang 13 Desember 2021
Kilat terjadi di Gunung Welirang pada Senin, 13 Desember 2021 (istimewa)

Baca juga: Kilat di Atas Gunung Welirang, BMKG: Bukan Gejala Erupsi, tapi Cuaca Ekstrem

Baca juga: Update Korban Erupsi Gunung Semeru, BNPB: 46 Meninggal Dunia dan 9.374 Jiwa Mengungsi

Namun demikian, BPBD Kota Malang melalui akun Twitternya menyampaikan, fenomena tersebut merupakan cuaca ekstrem yang berasal dari awan Cumulonimbus.

"Menurut penjelasan @BMKGkarangploso kilat tersebut adalah cuaca ekstrem yang berasal dari awan Cumulonimbus (CB), hal tersebut lumrah ketika siangnya terik, maka biasanya sore hari muncul awan CB," jelas BPBD Kota Malang.

BMKG Stasiun Meteorologi Juanda menyampaikan fenomena awan yang terlihat berwarna merah, merupakan hal yang biasa terjadi.

Berita Rekomendasi

Hal tersebut merupakan salah satu contoh fenomena optik atmosfer.

Warna kemerahan pada awan dan langit di sekitarnya dikarenakan adanya pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang, dan memunculkan warna kemerahan.

"Semakin rendah posisi matahari dari garis cakrawala, maka semakin rendah pula cahaya merah yg dicapai. Fenomena langit kemerahan ini biasanya memang terjadi pada sore menjelang malam hari (Syafaq)," terang BMKG Juanda melalui Instagram @infobmkgjuanda.

Pada Senin (13/12/2021) petang, BMKG Juanda mendeteksi banyaknya pertumbuhan awan Cumulonimbus disekitar Gunung Welirang.

Awan Cumulonimbus ini adalah satu-satunya awan yang dapat menghasilkan petir.

Sambaran kilat dari awan ini menambah cahaya kemerahan dari langit tersebut.

BMKG meminta masyarakat agar tidak panik dengan fenomena tersebut dan mencari informasi yang valid sehingga erhindar dari isu2 yang tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Apa itu Awan Cumulonimbus? Begini Kaitan Awan Cumulonimbus dengan Cuaca Ekstrem dan Awan Petir

Baca juga: Status Terkini Gunung Api di Indonesia, 17 Gunung Level 2 atau Waspada, Ini Daftarnya

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas