Antisipasi Gempa Susulan, 300 Warga Masih Menginap di Rumah Jabatan Bupati Sikka
Warga yang mengungsi membawa pakaian seadanya. Mereka mengungsi karena khawatir adanya gempa susulan dan bahaya tsunami.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Pos Kupang, Aris Ninu
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Sebanyak 300 warga yang tinggal di Pesisir Pantai Kabupaten Sikka menginap sementara di Rumah Jabatan Bupati Sikka dan 500-an di Kantor DPRD Sikka, Jalan El Tari, Maumere, pasca gempa, Selasa, 14 Desember 2021 siang.
Warga yang mengungsi membawa pakaian seadanya. Mereka mengungsi karena khawatir adanya gempa susulan dan bahaya tsunami.
Warga yang mengungsi di Rumah Jabatan Bupati Sikka dan Kantor DPRD Sikka didominasi ibu-ibu dan anak-anak serta sejumlah laki-laki.
Hingga kini di lokasi pengungsian belum ada terpal dan warga masih duduk di lantai menunggu adanya terpal dan tikar dari pemerintah.
Warga yang mengungsi mengaku mereka masih trauma dan ingin terhindari dari gempa susulan.
Baca juga: Warga Maumere Sempat Panik Saat Gempa 7,4 SR Guncang Flores
“Kami masih trauma dengan kejadian 1992.Maka itu, kami memilih mengungsi di tempat yang aman sampai situasinya aman,” kata warga di Kantor DPRD Sikka.
Ketua DPRD Sikka, Donatus David yang mengetahui Kantor DPRD Sikka jadi tempat pengungsian pun langsung menyambangi para warga.
Baca juga: Saat Gempa, Pasien Rumah Sakit di Ende Berhamburan Keluar
Donatus meminta semua warga tetap tenang dan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah agar ada bantuan makan dan minuman.
“Kami lagi koordinasi agar ada bantuan makan dan tikar agar mereka bisa. Kita sementara adakan makanan dan minuman dalam kondisi darurat,” papar Donatus.
Yohana, warga Cinde Kabor, Kota Uneng mengaku menginap sementara karena takut gempa susulan.
“Tadi siang saat gempa kami sempat ke Kantor DPRD Sikka lalu kami kembali lagi ke sini karena ada gempa susulan dua kali saat sore. Kami memutuskan menginap sementara. Saya bersama dua anak saya mala mini biar tidur di Kantor DPRD Sikka,” paparnya.