Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Anggota DPR Andreas Hugo Pareira: Tantangan Terbesar Pariwisata di NTT Terkait Pengelolaan Sampah 

Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira menyebut pengembangan destinasi pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki tantangan terbesar.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Anggota DPR Andreas Hugo Pareira: Tantangan Terbesar Pariwisata di NTT Terkait Pengelolaan Sampah 
Tangkap layar
Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira dalam dalam webinar HUT Ke-63 Provinsi NTT bertema 'Mengembangkan Pariwisata Modern di NTT', yang digelar Tribunnetwork, Kamis (16/12/2021).  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira menyebut pengembangan destinasi pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki tantangan terbesar dalam pengelolaaan sampah. 

Hal ini disampaikannya dalam dalam webinar HUT Ke-63 Provinsi NTT bertema 'Mengembangkan Pariwisata Modern di NTT', yang digelar Tribunnetwork, Kamis (16/12/2021). 

"Saya kira kita saat ini di NTT, di destinasi-destinasi wisata kita, salah satu musuh atau tantangan terberat yang kita hadapi adalah pengelolaan sampah," ujar Andreas.

Dia menceritakan pernah bertemu dengan seorang turis asal Austria, yang mencermati pola terkait sampah di kawasan NTT. 

Turis itu menyampaikan ketika ada tumpukan sampah yang menggunung, itu adalah pertanda dirinya bakal memasuki wilayah kota. 

"Nah ini suatu sindiran halus. Sampah ini masih merupakan hal yang dibuang, artinya orang hanya memakai, kemudian membuang bisa ditempatnya atau dimana saja. Dan kalau kita lihat sekarang ke kampung-kampung orang sudah minumnya air mineral, artinya menggunakan botol atau gelas plastik. Konsekuensinya sampah plastik ini bisa kita temukan dimana-mana," ucapnya. 

Berita Rekomendasi

"Banyak sekali para penyelam yang menyampaikan di dasar laut kita itu sudah banyak ditemukan sampah. Ini tantangan terberat untuk menjaga lingkungan kita supaya turis itu melihat kita di NTT bukan hanya membuang sampah tapi juga mengelola sampah. Sehingga ini tetap menjadi wilayah yang bersih dari sampah terutama sampah plastik," imbuhnya.

Baca juga: Wagub NTT: Butuh Rantai Pasok untuk Jadikan Labuan Bajo Wisata Premium

Lebih lanjut, dia mengatakan NTT harus belajar dari Bali dan DKI Jakarta. Gubernur Bali disebutnya telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali No.97/2018 tentang Pembatasan Timbunan Plastik Sekali Pakai.

Sementara Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta 142/2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan dan Pasar Rakyat. 

Politikus PDI Perjuangan itu menilai NTT seharusnya juga sudah mulai berpikir dan melaksanakan regulasi terkait pembatasan dan pengelolaan sampah.

Baca juga: Bangun Destinasi Wisata di NTT Harus Diimbangi Dengan Perbaikan Akses

"Perlu juga pengelolaan sampah ini masuk dalam kurikulum pendidikan digital. Kemendikbud-Ristek perlu memberikan perhatian khusus dalam kurikulum yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Sehingga sejak anak-anak kita sudah memahami pentingnya menjaga lingkungan, membuang, mengelola dan memilah sampah ini. Dengan demikian lingkungan tetap bersih dari sampah," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas