Kejahatan Jalanan Hantui Warga Yogyakarta, Remaja Berusia 16 Tahun di Sleman Jadi Korban Bacok
Korban sempat dilarikan ke RSUP Sardjito guna perawatan medis dan pukul 08.00 WIB pagi, sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jogja Ahmad Syarifudin
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Kejahatan jalanan atau klitih masih saja menghantui masyarakat di DIY.
Kejahatan yang biasa dilakukan sekelompok remaja saat malam hari ini kembali terjadi.
Terbaru, klitih terjadi di Jalan Kaliurang Kilometer 9, Kalurahan Sinduharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Senin (27/12/2021) dini hari.
Remaja berinisial D (16) warga Caturtunggal, menjadi korban pembacokan dan pengeroyokan oleh sekelompok orang.
Akibatnya, korban mengalami luka bacok di punggung dan di telapak tangan.
Baca juga: Diteriaki Klitih, 2 Pria Ini Dikejar Sekelompok Orang Tak Dikenal lalu Dikeroyok, 1 Orang Meninggal
Saksi kejadian, Ghufron Faris Akhdani menceritakan, pembacokan dan pengeroyokan tersebut berlangsung cepat, sekitar pukul 1.20 WIB.
Saat itu, dirinya yang merupakan driver ojol sedang mencari orderan di malam hari.
Tepat di depan sebuah Rumah Makan di wilayah Sinduharjo, Jalan Kaliurang KM 9, Ia melihat sebuah motor ambruk.
"Terus tak lihat, kok dari selatan ada sekitar 10 orang, ada 2 yang bawa celurit atau pedang, ngacung- ngacungke," kata dia, Senin (27/12/2021).
Dari arah berlawanan (utara), Ghufron juga melihat ada dua orang yang berlari berusaha menghalau rombongan tersebut.
Satu orang membawa sabuk panjang sementara satu lainnya tangan kosong.
Menurut dia, dua kelompok tersebut sempat bentrok dan ada yang melempar batu.
Saat itu, dia belum mengetahui apa yang terjadi.
Belakangan, Ia mengetahui ternyata ada korban yang terluka kena bacok.
"Korban kebacok di bagian tangan kanan. Tapi di bagian wajah juga banyak darah," tuturnya.
Tak berselang lama, petugas kepolisian datang mengamankan lokasi.
Baca juga: Pelaku Klitih Masuk Yogya Bakal Ditembak
Ghufron yang merupakan saksi dalam kejadian tersebut, bersama dua teman korban, lalu melapor ke Mapolsek Ngaglik.
Sementara, korban yang terkena bacokan langsung dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Dikonfirmasi terpisah, Kanit Reskrim Polsek Ngaglik, AKP Budi Karyanto membenarkan, korban sudah membuat laporan.
Pihaknya hingga kini masih melakukan pendalaman dan penyelidikan.
Diceritakan, kronologi kejadian bermula ketika Korban, D (16) bersama lima orang temannya makan di Jalan Kaliurang Km 12.
Selesai makan, rombongan korban pulang mengendarai dua sepeda motor, namun di jalan bertemu dengan rombongan pelaku yang berjumlah sekitar 20 motor.
Dari jumlah tersebut, sekitar 3 - 5 orang menganiaya korban.
Baca juga: Wanita di Kabupaten Rote Ndao Tewas Dibacok Tetangganya Sendiri, Suaminya Luka Berat
"Korban digebuki dan dibacok," kata dia.
Akibat kejadian itu, korban menderita luka di bagian punggung, telapak tangan, jari telunjuk dan dua gigi patah.
Korban sempat dilarikan ke RSUP Sardjito guna perawatan medis dan pukul 08.00 WIB pagi, sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan.
Menurut Budi, dalam insiden itu, 4 rekan korban berhasil melarikan diri.
Sehingga hanya satu orang,--joki sepeda motor,--yang menjadi korban pembacokan.
Hingga kini pihaknya masih melakukan penyelidikan dan memburu para pelaku.
"Kami sudah mengumpulkan keterangan saksi-saksi, dan rekaman CCTV di seputar jalur lewat, hingga lokasi kejadian," kata dia.
17 Klitih di Kota Yogyakarta
Sementara itu, sejak Januari sampai dengan 21 Desember 2021, Satreskrim Polresta Yogyakarta mencatat ada 17 kasus tindak kejahatan jalanan atau lazim disebut klitih, dengan belasan Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang tersebar di Kota Yogyakarta.
Hampir semua Kemantren di Kota Yogyakarta pernah dijadikan para pelaku kejahatan jalanan untuk melangsungkan aksinya.
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro, mengatakan beberapa TKP yang menjadi aksi penganiayaan itu di antaranya Kemantren Wirobrajan 2 TKP, Mantrijeron 3 TKP, Umbulharjo 3 TKP, Tegalrejo 1 TKP, Kotagede 1 TKP, Gondokusuman 1 TKP, Gondomanan 1 TKP, Mergangsan 1 TKP, dan Jetis 1 TKP.
“Kami tetap semaksimal mungkin mengupayakan yang terbaik. Patroli acak tetap kami lakukan untuk mencegah klitih,” Katanya, kepada wak media, Selasa (21/12/2021)
Purwadi menambahkan, dari 17 kasus tersebut, 4 di antaranya masih belum terpecahkan dan terus dilakukan penyelidikan oleh para jajarannya.
“2021 ini ada 17 kasus, 4 di antaranya belum terpecahkan,” kata Purwadi.
Purwadi menegaskan, bagi anggota kepolisian yang melihat para pelaku aksi klitih telah melukai korbannya menggunakan senjata tajam, maka Polisi tersebut diperkenankan menembak kaki pelaku.
“Saya tegaskan, jika anggota saya melihat dia (pelaku) sudah melukai korban memakai senjata tajam, silakan tembak pelaku itu. Tembak di kaki maksudnya,” tegasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Tercatat Ada 17 Kasus Klitih di Kota Yogyakarta Sepanjang Januari 2021 hingga Hari Ini
dan Teror Kejahatan Jalanan di Sleman Belum Berakhir