Kelakuan Klitih, Habis Pesta Pora Membacok Warga Tak Berdosa
Polres Sleman terus merazia aksi klitih di Yogyakarta. Beberapa pemuda ditangkap.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - TIM Opsnal Reskrim Polres Sleman dan Polsek Ngaglik bergerak cepat memburu para pelaku tindak kejahatan jalanan atau klitih yang beraksi di Jalan Kaliurang, Km 9, Sinduharjo, Ngaglik, pada Senin (27/12) dini hari. Enam terduga pelaku saat ini telah diamankan.
Mereka berinisial FRA (18) warga Minggir, WW (18) warga Moyudan, AN (19) warga Godean, HAP (19), MF (18), dan MBR (17) ketiganya warga Kota Yogyakarta.
Kanit Reskrim Polsek Ngaglik, AKP Budi Karyanto mengatakan, keenam pelaku ditangkap di rumah masing-masing secara berurutan dari pukul 21.00 WIB hingga menjelang subuh, Senin-Selasa (27-28/12).
Penangkapan tersebut setelah melalui proses penyelidikan dengan bekal keterangan saksi, maupun pengumpulan bukti visual rekaman kamera pengawas (CCTV) di seputar lokasi kejadian.
Sampai saat ini, polisi masih melakukan pengembangan karena dimungkinkan masih ada pelaku lain.
"Siang ini (kemarin) kami kembangkan lagi," jelasnya, Selasa (28/12).
Budi mengatakan, berdasarkan keterangan para terduga pelaku, mereka nekat melakukan aksi pengeroyokan dan pembacokan terhadap korban karena kesal semata. Saat malam kejadian, korban dituduh mennyalip kendaraan rombongan pelaku sehingga merasa kesal.
Korban kemudian ditendang hingga terjatuh. Lalu dianiaya dan dibacok menggunakan celurit hingga mengalami sejumlah luka-luka. Menurut Budi, keenam pelaku yang berhasil ditangkap saat kejadian ikut dalam rombongan bagian tengah.
"Jadi, mereka melihat ada korban jatuh, kemudian ikut memukul, menendang," tuturnya.
Pemukulan yang dilakukan para pelaku dengan beragam. Ada yang menggunakan tangan kosong, helm, botol bir, dan ada pula yang menyabetkan senjata tajam. Hingga saat ini, belum ada yang mengaku siapa yang membacok.
Adapun barang bukti yang berhasil diamankan, di antaranya botol minuman keras dan kendaraan sepeda motor yang digunakan pelaku untuk melakukan aksi kejahatan.
"Dari keterangan, ada juga yang memukul menggunakan dobel stik lalu dibuang di seputar lokasi kejadian. Saat ini masih kami cari," terang Budi.
Terpisah, Kapolres Sleman, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono mengatakan, hingga kini jajarannya masih mendalami peran dari masing-masing pelaku. Keenam pelaku yang berhasil ditangkap merupakan kelompok yang tergabung dalam satu geng.
Sebelum kejadian, kelompok ini merayakan kegiatan di salah satu hotel di Kaliurang. Kemudian turun dan terlibat aksi pembacokan di Sinduharjo, Ngaglik. Motifnya karena tersinggung di jalan.
"Kita lihat keterlibatan masing-masing. Mungkin (pelaku) nantinya bisa saja bertambah," kata dia.
Klitih di Jalan Kaliurang Km 9 pada Senin (27/12) dini hari menyebabkan remaja berinisial D (16) warga Caturtunggal, menderita luka di bagian punggung, telapak tangan, jari telunjuk, dan dua gigi patah. Korban sempat dilarikan ke RSUP Sardjito untuk perawatan medis.
Viral
Senin (27/12) sekitar pukul 21.00, viral di media sosial seseorang mengaku terkena sayatan benda tajam saat melintas di Underpass Kentungan. Menurut Kapolres, kejadian ini belum diketahui kebenarannya dan belum bisa disimpulkan sebagai klitih. Sebab, hingga saat ini hanya ramai di media sosial dan korban tidak melapor.
"Saya mohon yang di Kentungan ini, saya baru dapat dari medsos, jangan disimpulkan klitih. Laporan belum ada, yang bersangkutan juga (belum lapor)," ucap Wachyu.
Ia mendorong apabila menjadi korban, agar segera membuat laporan. Hal ini, agar tidak menimbulkan anggapan liar yang justru membuat masyarakat semakin resah.
Kapolres mengaku akan meningkatkan lagi kegiatan pencegahan dan antisipasi kejahatan jalanan yang kembali marak di Bumi Sembada. Kegiatan patroli yang saat ini sudah meningkat akan kembali ditingkatkan. Termasuk kegiatan yang bersifat pembinaan dan intelejen.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Sleman, Iptu Edy Widaryanta mengatakan, pihaknya telah melakukan beragam langkah antisipasi kejahatan jalanan. Di antaranya melakukan kegiatan kepolisian yang ditingkatkan. Bentuknya patroli rutin di tingkat polres hingga polsek.
Menurutnya, patroli tingkat polres pada jam-jam genting dan lokasi rawan seputar kota. Sementara patroli polsek sudah dibentuk rayonisasi di wilayah Sleman timur, tengah, utara, dan barat. "Kegiatan patroli ini terus berlanjut. Kami sudah berusaha maksimal untuk melakukan tindakan itu," ujar dia. (rif)