Petani Jateng Diharapkan Genjot Produktivitas Hingga Tingkatkan Harga Jual
Dengan hadirnya cultivator ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian bagi anggota kelompok tani Sidomulyo.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah dari Fraksi PKS Quatly Alkatiri menyerahkan bantuan cultivator alsintan secara simbolis kepada Kelompok Tani Sidomulyo di Desa Ngemplak Kalikotes Kabupaten Klaten, Sabtu (1/1/2022).
Dengan hadirnya cultivator ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian bagi anggota kelompok tani Sidomulyo.
Selain untuk internal kelompok tani, diharapkan juga dapat digunakan oleh kelompok tani yang lain sehingga mendorong produktivitas para petani di Desa Ngemplak secara keseluruhan.
"Kami sudah anggarkan melalui APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ini semangat untuk produktivitas petani," ujar Quatly Alkatiri dalam keterangannya, Senin (3/1/2022).
Politikus senior PKS ini menyatakan sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang harus diperhatikan dengan serius oleh Pemerintah.
Sektor yang menjadi mata pencaharian terbanyak masyarakat Indonesia, saat ini tengah menjadi sorotan.
Baca juga: Ketua DPD RI: Ekspor Pertanian Harus Sejahterakan Petani
Dimana sektor penghasil pangan nasional tidak mampu mensejahterakan para petani sebagai pelakunya.
Biaya produksi yang tinggi, harga komoditas yang tidak menentu dan kurang efektifnya pengelolaan lahan karena kurangnya peralatan pertanian menjadi sederet fakta yang dihadapi petani di seluruh Indonesia.
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah sebesar 101,67 persen pada bulan Oktober 2021.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), NTP Jateng tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 100,95.
Baca juga: Serikat Petani Kelapa Sawit Minta Diprioritaskan dalam Program BPDPKS
Kenaikan ini telah mencapai juga di atas angka 100, yaitu menjadi 101,67.
Ini menunjukkan bahwa harga-harga produk pertanian lebih baik dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan mereka dan lebih baik dibandingkan dengan kondisi pada tahun dasar yaitu tahun 2018.
Sementara sesuai hitung-hitungan, pendapatan petani di Jateng hanya Rp 380 ribu per bulannya dan jauh dari standar Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
Angka itu merupakan pendapatan petani gurem di Jawa Tengah yang jumlahnya sangat banyak.
Di Jawa Tengah ada sekitar 2,9 juta petani dan separuh di antaranya adalah petani gurem.