Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sandi: Pariwisata Bali Jangan Terlalu Fokus ke Wisatawan Nusantara, Bisa Makan Waktu Lama

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ke Bali untuk meninjau kondisi pariwisata di Bali. Ia mengingatkan untuk tak terlalu fokus ke turis mancanagara

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Sandi: Pariwisata Bali Jangan Terlalu Fokus ke Wisatawan Nusantara, Bisa Makan Waktu Lama
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
PRODUK UMKM - Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat melihat-lihat produk UMKM di Bandara Internastional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu (15/1). 

TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Tingkat kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Bali selama periode libur Natal dan Tahun Baru meningkat.

Peningkatan angka kunjungan diikuti dengan peningkatan masa tinggal atau length of stay serta kualitas belanja wisnus pun bertambah.

"Wisatawan nusantara kami pantau dari segi lama tinggalnya meningkat dari biasanya 3 sampai 4 hari ke angka 5 sampai 7 hari saat Nataru kemarin. Kedua, ada berita baik, semakin banyak rojali (rombongan jadi beli) di sini," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, di sentra UMKM Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Sabtu (15/1).

Jadi makin banyak kualitas dari belanja wisatawan nusantara. Sandi mengaku belum mendapatkan angkanya, tapi prediksinya peningkatan terjadi 20 sampai 30 persen.

Kuartal ketiga hingga keempat, kedatangan domestik melalui Bandara meningkat 341 persen quarter to quarter atau dari Oktober, November ke Desember 7.600 untuk Oktober, 9.300 untuk November dan Desember tembus 11.400.

Total average-nya mendekati 9.500. Berarti ini peningkatan signifikan awal kebangkitan kita.

Lapangan kerja akan terbuka dan di sinilah keberpihakan pemerintah untuk hadir demi kebangkitan Bali kembali.

Berita Rekomendasi

Sehingga tantangan kita adalah bagaimana wisatawan nusantara bisa menjadi replacement dari kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali.

"Ada USD 11 miliar per tahun yang dibelanjakan oleh wisatawan Indonesia berwisata di luar negeri dari total 11 juta orang. Kita melaunching program DiIndonesiaAja tapi butuh kerjasama dengan seluruh ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif baik di Bali maupun Kepri," imbuh Sandi.

Menurut Sandi, sedang dirumuskan bagaimana kualitas wisatawan nusantara semakin baik, bagaimana mereka juga nyaman dan bisa berwisata dengan Covid-19 yang terkendali.

Harapannya, ekosistem Parekraf di Bali juga mengarahkan program-programnya ke wisatawan nusantara.

"Karena kalau kita sibuk dengan wisatawan mancanegara akan makan waktu lama. Kini saatnya untuk ke wisatawan nusantara mungkin room rate-nya bisa lebih terjangkau, mungkin average money-nya lebih rendah, tapi kita akan dapatkan kepastian karena mereka tetap memilih Bali daripada mereka berlibur ke Turki," kata Sandi.

Mengenai belum adanya penerbangan internasional langsung ke Bali hingga sekarang, terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan hal tersebut yakni minimnya jumlah penerbangan ke Bali, jumlah negara yang masuk ke pre-approve base, karantina dan visa serta jaminan.

Seluruh penyebab utama itu pihaknya sudah menyusun dan membuat tim khusus untuk menyiapkan bagaimana kita bisa menyikapi Bali yang sudah siap untuk menerima wisatawan mancanegara.

"Rencananya bulan Januari ini kita akan ada rapat khusus dan di tingkat Kementerian Koordinator ini akan dilaporkan kepada Bapak Presiden. Mudah-mudahan akan ada kebijakan baru supaya kita bisa mendorong wisatawan mancanegara masuk ke Bali," tambah Sandi.

Menurut Sandi, dengan merebaknya varian Omicron kita harus penuh kehati-hatian dan kewaspadaan karena mayoritas Omicron yang sekarang ada di tengah-tengah kita ini dari pelaku perjalanan luar negeri.

Tingkatkan protokol kesehatan, genjot vaksinasi dan booster terutama untuk anak-anak usia 6-11 tahun dan ini yang tengah kita siapkan agar kasus Covid-19 varian Omicron tidak mematikan upaya kita untuk membangkitkan ekonomi di Bali.

Saat berada di Bandara Ngurah Rai, Sandi beserta rombongan mengunjungi sejumlah stand yang ada di area koridor terminal domestik. Saat berkeliling di sana, Sandi tertarik dan langsung membeli satu set teko keramik.

"Tadi kita sudah menjadi rojali atau rombongan yang jadi beli. Dan mencoba siap QRIS singkatan dari Sehat, Inovatif, Aman, Pakai QRIS. Dan sudah kita lakukan efektif touchless tapi yang handle masih deg-degan perlu latihan," ujar Sandi.

Menurutnya, ini adalah kolaborasi yang apik dan ciamik untuk kebangkitan ekonomi. Total 500 yang sudah dikurasi dan kalau dilihat sumbangsih UMKM di Bali lebih dari 60 persen. Berarti 90 persen lapangan kerja di Provinsi Bali diciptakan oleh UMKM dan banyak di Ekonomi Kreatif seperti kuliner, kriya dan aksesoris. (zae)

Baca juga: Pendapatan Rp 3,25 Triliun, Cilacap Sekarang Memiliki Etalaseu dan Fokus Bangun Infrastruktur

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas