Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu-ibu Surabaya Manfaatkan Lahan Kosong Bercocok Tanam

Ibu-ibu Surabaya berhasil memanfaatkan lahan kosong jadi tempat menanam berbagai macam jenis sayuran.

Editor: Erik S
zoom-in Ibu-ibu Surabaya Manfaatkan Lahan Kosong Bercocok Tanam
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi Ibu-ibu di Kelurahan Jemur Wonosari, Wonocolo, Surabaya Jawa Timur berhasil memanfaatkan lahan kosong jadi tempat menanam berbagai macam jenis sayuran. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ibu-ibu di Kelurahan Jemur Wonosari, Wonocolo, Surabaya Jawa Timur berhasil memanfaatkan lahan kosong jadi tempat menanam berbagai macam jenis sayuran.

Sebelumnya, Ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok tani Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Sereh dan Jeruk Nipis (Serpis) menanam tanaman sayur di lahan kosong di RW-nya.

Namun, dikarenakan pemilik tanah hendak memakai lahan kosong tersebut, kelompok tani KRPL Serpis kemudian pindah lokasi dengan memanfaatkan lapangan Fasum RW 10 Kelurahan Jemur Wonosari sebagai tempat menanam sayur selanjutnya.




Ketua Kelompok Tani KRPL SERPIS, Yuni mengaku sempat mengalami kendala saat awal kepindahan akibat terkendala suhu panas Kota Surabaya.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Sumedang, Libatkan 5 Kendaraan dan Berawal Truk yang Meluncur Tak Terkendali

"Suhu di lapangan Fasum ini sangat panas, jadi awal kami menanam disini banyak yang mati, bisa sampai 50 persen lebih," ujar Yuli kepada TribunJatim.com, Senin (24/1/2022).

Namun semua itu berubah sejak 2 bulan lalu setelah greenhouse KRPL SERPIS menggunakan teknologi Urban Farming berbasis Internet of Things (IoT) ciptaan dari mahasiswa Universitas Kristen Petra.

Dengan memanfaatkan dua unit panel tenaga surya yang sudah ada, kini kelompok tani bisa melakukan penyemprotan dan pengukuran kelembapan tanah secara otomatis melalui aplikasi android.

BERITA TERKAIT

"Apabila tanah kering, kami bisa menyalakan air dengan hanya menekan on pada aplikasi Serpis sesuai dengan green house yang tanamannya membutuhkan air," ujarnya.

Baca juga: Aktivitas Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan di Indonesia

Meski begitu, Kelompok Tani yang beranggotakan 30 orang ini tetap membagi jadwal pengecekan tanaman sayur ke lokasi.

Di mana setiap harinya ada 4-5 orang yang bertugas merawat dan memastikan semua tanaman diberi nutrisi yang cukup.

Dengan sistem otodidak, warga kini telah memiliki aneka tanaman sayuran seperti sawi hijau, kangkung, selada air, bok choy, selada Romaine, cabai, terong, tomat yang ditanam secara organik hingga hidroponik.

“Alhamdulilah tanaman sekarang tumbuh subur, besar dan segar. Banyak sekali yang berminat membeli hasil panen kami. Paling jauh ada dari Tulungagung," ungkapnya.

Baca juga: Karantina Pertanian Surabaya Gagalkan Penyelundupan Ribuan Burung Kicau dari Kalimantan Tengah

“Karena kami menanamnya dengan sistem rotasi, setiap minggu kami selalu memanen sayuran namun tetap harus 30-40 hari dari masa tanam. Sekali panen bisa sampai 30 kilogram,” tambahnya.

Ke depannya, Yuni berharap KRPL Serpis menjadi tempat wisata edukasi sayur hidroponik yang dapat menjadi destinasi para wisatawan yang ingin belajar menanam tanaman hidroponik. (Zainal Arif)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kebun Sayuran Warga Jemur Wonosari Tumbuh Subur Berkat Inovasi Urban Farming Berbasis IoT

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas